Citak Mitak, Mappi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Envapid (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Envapid (bicara | kontrib)
Demografi: Memberikan referensi, merapikan.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 33:
 
== Demografi ==
Sebagai orang Papua, masyarakatMasyarakat Citak-Mitak juga memiliki beragam ciri khas, seperti pola hidup, budaya dan adat istiadat yang berlainan. Dengan kondisi geografis yang demikian, telah membagi wilayah Papua menjadi empat karakter/pola hidup masyarakat Papua secara umum yakni:
 
Dengan kondisi geografis yang demikian, telah membagi wilayah Papua menjadi empat karakter/pola hidup masyarakat Papua secara umum yakni:
* Wilayah pegunungan dengan karakter hidup mereka suka bertani/ bercocok tanam dan berburu.
* Wilayah pantai atau masyarakat yang hidup di pinggir pantai bagian utara Papua, dan pulau-pulau, kehidupan keseharian mereka adalah mencari ikan (nelayan)
Baris 40:
* Wilayah pedalaman atau masyarakat Papua yang hidup di daerah rawa-rawa dan sungai serta danau, mereka suka mencari ikan, nelayan, meramu(menokok sagu) dan bercocok tanam.
 
Masyarakat Distrik Citak-Mitak dengan kondisi geografisnya berada di wilayah [[Kabupaten Mappi]], Provinsi Papua Selatan. Masyarakat yang bermukim disini merupakan kumpulan beberapa suku-suku dari seluruh suku bangsa di Papua. Dari sekian banyak suku/ etnis dan ras yang tinggal dan menetap di wilayah Citak-Mitak yang merupakan suku-suku asli Citak-Mitak adalah: [[Suku Asmat]] Darat, [[Suku Citak]], [[Suku Kombay]], [[Suku Koroway]], Suku Korfa dan Suku Korfey. Mereka menetap di daerah Citak, sepanjang sungai Daeram Kabur dan Daeram jernih hingga [[sungai Digul]]. Sedangkan suku-suku lain yang berada di daerah Mitak penduduknya bermukim sepanjang [[Sungai Wildeman]] adalah [[Suku Awyu]] dan [[Suku Yakai]].
Walaupun karakter hidup dan pola hidup yang berbeda-beda namun pada umumnya masyarakat Papua memiliki banyak kesamaan seperti, memiliki rasa nasionalisme sebagai orang Papua yang sama-sama mendiami pulau Papua, pengaturan perkawinan yaitu cara membayar harta kawin, cara memutuskan sebuah masalah melalui suatu musyawarah adat, cara berinteraksi sosial melalui tukar menukar makanan dan dusun serta, memiliki rumah adat, rumah bujang, rumah pesta adat dan beberapa cara berperang dan perdamaian. Kesemuanya ini menunjukan bahwa masyarakat Papua pada umumnya memiliki suatu garis leluhur yang sama namun yang membedakan adalah kondisi geografis sehingga banyak cara yang berubah.
Dari sekian banyak suku-suku di Papua dalam pembahasan ini akan dibahas beberapa suku yang mendiami kawasan selatan Papua. Seperti yang telah diketahi secara umum beberapa suku yang mendiami kawasan selatan Papua adalah, suku Marind, Muyu, Asmat, Awuyu, Citak, Yakai dan Sawi. Lebih spesifik akan dibahas masyarakat Distrik Citak-Mitak dengan kondisi geografisnya berada di wilayah kabupaten Mappi provinsi Papua tepatnya di bagian selatan Papua yang berbatasan dengan benua australian dan negara-negara pasifik.
 
Masyarakat yang bermukim di wilayah Citak-Mitak merupakan kumpulanketurunan beberaparas suku-sukumelanesia daridengan seluruhciri-ciri sukuseperti bangsamasyarakat diPulau Papua. Daripada sekianumumnya, banyakberambut suku/keriting, etniskulit warna gelap dan raspostur tubuh yang tinggaltinggi dan menetaptegap. diDari wilayahbeberapa Citaksuku-Mitaksuku yang merupakan suku-sukupenduduk asli wilayah Citak-Mitak adalah:terdapat sukukesamaan Asmatdan Darat,perbedaan sukudari Citaksegi budaya dan adat istiadat, ini dikarenakan suku-suku Kombay,ini diperkirakan berasal dari satu garis keturunan pada mulanya. Seperti Suku KorowayCitak, sukuAsmat korfaDarat dan Awyu. Ketiga suku korfey.ini Masyarakatmerupakan disatu wilayahkeluarga Citak-Mitakbesar, merupakantetapi raspengaruh melanesiaperang dengandan ciri-ciriwilayah sepertimengakibatkan masyarakatmereka Papuaberpisah padadan umumnya,membentuk berambutsuku-suku keriting,baru kulitdi warnawilayah gelapmereka danmasing-masing. postruaDemikian tubuuhpula yangdengan tinggisuku-suku Kombay, Koroway, Korfey dan tegapKorfa.
 
Nama "Citak" merupakan pemberian nama orang Belanda karena peneliti Belanda memasuki daerah ini dari Merauke melalui wilayah suku Awyu yang menyebut suku yang tinggal di daerah ini dengan nama Citak.<ref name="Antoni 2010 pp. 411–422">{{cite journal | last=Antoni | first=Alexander de | title=“Call Us Kau, Not Citak.” Constitutive Factors for the Ethnic Consciousness of an Asmat Subgroup | journal=Anthropos | publisher=Nomos Verlag | volume=105 | issue=2 | year=2010 | issn=0257-9774 | doi=10.5771/0257-9774-2010-2-411 | pages=411–422}}</ref> Pandangan beberapa kalangan seperti tokoh-tokoh adat dan para tua-tua adat, mengatakan bahwa pemberian nama citak kepada wilayah daeram kabur dan jernih merupakan satu pelecehan dan pemghinaan. Orang Belanda menggunakan kata "Citak" karena masyarakat di wilayah tersebut pada waktu itu suka memakan daging manusia, manusia berekor, manusia komodo, manusia cicak.{{Citation needed|date=November 2022}}
Masyarakat Citak-Mitak sendiri di bagi menjadi dua bagian yakni daerah citak, penduduknya menetap di sepanjang sungai Daeram Kabur dan Daeram jernih hingga [[sungai Digul]]. Suku yang menetap di daerah citak adalah suku Asmat darat, Citak, koroway, korfey, korfa dan kombay sedangkan daerah Mitak penduduknya bermukim sepanjang sungai woldeman dengan penyebaran suku awuyu dan yakai.
 
Setelah mengetahui arti dari nama Citak maka masyarakat citak tidak menyukai dan mengatakan bahwa sebelum orang belanda memberikan nama citak kepada masyarakat wilayah tersebut,{{Citation needed|date=November 2022}} mereka telah mempunyai nama sesuai pemberian dari nenek moyang adalah KAU"Kau". KAUKau merupakan penyebutan nama terhadap suku-suku yang tersebar di wilayah Citak<ref name="Antoni 2010 pp. 411–422">{{cite journal | last=Antoni | first=Alexander de | title=“Call Us Kau, Not Citak.” Constitutive Factors for the Ethnic Consciousness of an Asmat Subgroup | journal=Anthropos | publisher=Nomos Verlag | volume=105 | issue=2 | year=2010 | issn=0257-9774 | doi=10.5771/0257-9774-2010-2-411 | pages=411–422}}</ref>, sedang nama asli suku Asmat darat adalah "Sirap" yang artinya manusia.{{Citation needed|date=November 2022}}
Dari beberapa suku-suku yang merupakan penduduk asli wilayah Citak-Mitak terdapat kesamaan dan perbedaan dari segi budaya dan adat istiadat, ini dikarenakan suku-suku berasal dari satu garis keturunan sejak zaman dahulu. Seperti suku citak, Asmat Darat dan Awuyu. Ketiga suku ini merupakan satu keluarga, tetapi pengaruh perang dan wilayah mengakibatkan mereka berpisah dan membentuk suku-suku baru di wilayah mereka masing-masing. Demikian pula dengan suku-suku kombay koroway korfey dan korfa.
Nama "Citak" merupakan pemberian nama orang Belanda. Pandangan beberapa kalangan sepertI tokoh-tokoh adat dan para tua-tua adat, mengatakan bahwa pemberian nama citak kepada wilayah daeram kabur dan jernih merupakan satu pelecehan dan pelanggaran terhadap aturan hukum adat. Alasannya nama citak yang diberikan oleh orang belanda merupakan sebuah nama penghinaan. Orang belanda mengatakan citak karena masyarakat di wilayah tersebut pada waktu itu suka memakan daging manusia, manusia berekor, manusia komodo, manusia cecak.
Setelah mengetahui arti dari nama Citak maka masyarakat citak tidak menyukai dan mengatakan bahwa sebelum orang belanda memberikan nama citak kepada masyarakat wilayah tersebut, mereka telah mempunyai nama sesuai pemberian dari nenek moyang adalah KAU. KAU merupakan penyebutan nama terhadap suku-suku yang tersebar di wilayah Citak, sedang nama asli suku Asmat darat adalah "Sirap" yang artinya manusia.
Mengingat nama suku Citak merupakan pemberian orang asing sebagai tanda penghinaan maka para tokoh-tokoh adat hendak mengubah kembali sesuai dengan keadaan semula.
 
== Bahasa ==