#ALIH [[Nongan, Rendang, Karangasem]]
Sebelum membahas lebih mendalam mengenai Desa Nongan, Nongan Merupakan salah satu bagian dari Desa di Enam Desa di Kecamatan Rendang yang berada diujung Selatan sebelum Desa Pesaban, Desa Nongan sendiri memiliki perbatasan dari Desa Bangbang, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli, Desa Nongan yang memiliki 14 Banjar Dinas dan 2 Adat Nongan serta 13 Banjar Adat, Desa Nongan sendiri memiliki sejarah tersendiri yang tertuang langsung dalam Babad Sejarah Landih A, dan Babad Sejarah Landih B secara lengkap.
dimulai dari fase perkembangan :
Pada masa kepemimpinan Desa Nongan yang tercatat dalam sejarah Desa Nongan, Desa Nongan dipimpin oleh Perbekel pertama kali pada tahun 1878 hingga 1890 oleh I Gusti Lanang Oka, selanjutnya dipimpin oleh Perbekel kedua yaitu I Gusti Nyoman Rai pada tahun 1990-1912 yang ssecara riwayat kepemimpinannya tidak digambarkan secara lugas pada catatan singkat Desa Nongan, selanjutnya Kepemimpinan Desa Nongan di periode ketiga dipimpin oleh perbekel I I gusti Gede Oka pada tahun 1912 hingga 1926, selanjutnya pada tahun 1926 – 1937 dipimpin oleh kepemimpinan ngakan Nyoman rai, yang mengukir sejarah dalam catatannya mengangkat sumber air persawahan menjadi salah satu penghidupan dijalur poroses pertanian dalam hal penanganan krisis ekonomi berkelanjutan, selanjutnya pada tahun 1937 – 1944 dipimpin oleh I Gusti lanang Jelantik yang terulis dalam sejarah Desa Nongan sebagai jembatan tergeraknya bidang kesenian dan bidang kebudayaan Desa Nongan yang hingga saat ini Desa Nongan memiliki beberapa macam budaya dan kearipan lokal dibidang seni, selain itu juga pada saat kepemimpinan beliau, Desa Nongan meraih juara Gong kebyar dan Gong Baleganjur ditingkat Kabupaten sebagai titik dasar awalnya seni Desa Nongan dipertunjukkan dikalangan umum pada saat itu. Pada masa kepemimpinann selanjutnya ditahun 1944-1945, I gusti Lanang Rai pada kepemipinan beliau, merupakan tingkat sejarah Desa Nongan yang hingga saat ini masih terlintas dipikiran masyarakat Desa Nongan sendiri dikarenakan kepemimpian ini merupakan saat saat perjalanan perjuangan tonggak Kemerdekaan Indonesia dari masa penjajahan nipong dan belanda, tercetusnya Revolusi kemerdekaan pada saat itu menghantarkan beliau meninggalkan masyarakat Desa Nongan dan tetap menjadi perbekel Desa Nongan pada saat itu menjadi pemimpin / Kepala staf Markas besar untuk Bali timur yang bertempat dihutan yang secara sejarah tertulis tempat markas tersebut dirahasiakan dalam misi keberhasilan penyerangan serta pertahanan kemerdekaan itu sendiri, selanjutnya pada tahun 1945-1948 pada masa kepemimpinan I Gusti Lanang Rai Aji, merupakan kelanjutan dari kepemimpinan I Gusti Lanang Rai yang tersingkir dikarenakan menjadi pemimpin M.B.O Bali Timur pada saat itu yang merupakan saudara kandung beliau dari Perbekel sebelumnya dikarenakan lamanya beliau dilapangan menjadi Pemimpin Staf Dimarkas Besar Bali Timur, selanjutnhya pada tahun 1948 – 1951 dipimpin oleh Ida Bagus Made Putera yang merupakan perbekel pengganti sementara pada masa tersebut dikarenakan suatu hal yang tidak tertulis pada catatan kepemimpinan kepemerintahan Desa Nongan, pada tahun 1951 – 1958 dipimpin oleh I Wayan Sindhu, pada masa tersebut telah menjadikan tingkat pendidikan Desa Nongan mengalami perkembangan dikarenakan dibawah kepemimpinan beliau didirikannya sekolah rakyat kelas 6 Desa Nongan, berakhirnya masa jabatan beliau di tahun 1958 dilanjutkan oleh kepemimpinan Ida Bagus Made Dipha yang merupakan pengsisi kepemimpinan yang kosong semenjak ditinggalkannya kepemimpinan I Wayan Sindhu, selanjutnya pada tahun 1961 dilanjutkan oleh I Wayan Rada sebagai perwakilan pada catatan sejarah kepemimpinan beliau catatan kepemimpinan tidak dapat dibaca dengan baik, selanjutnya dikepemimpinan Desa Nongan pada tahun 1961 I Gusti Lanang Rai, Pada masa kepemimpinan beliau yang sangat bersejarah dalam revolusi dari Desa Nongan sendiri berujung tombak dalam pendirian pura-pura yang ada diseputaran wilayah Desa Nongan secara rutin dan pada masa tersebut kepemimpinan belaiu juga dihadapkan dengan gerakan G30/SPKI, dikepemimpinan beliau dengan kekuatan yang dibangun dengan didirikannya Tiga Desa Adat yang merupakan kembangan dari Desa Adat bagian yaitu, Desa Adat Segah dan Desa Adat Nongan, dan Desa Adat Pesaban. yang pada saat itu menjadi tombak kekuatan dari pendukung berdirinya ke Dinasan itu sendiri dengan mengkaji kearipan lokal dibawah nanungan desa adat, serta dikepemimpinan beliau juga sejarah pendirian pura Pan Balang Tamak yang hancur diakibatkan bencana alam meletusnya Gunungapi Agung pada Tahun 1963 menjadikan pada kepemimpinan beliau merupakan kepemimpinan yang terlama pada masa itu. Setelah itu Kepemimpinan Desa Dinas Nongan dilanjutkan oleh I Gusti Lanang Oka yang secara sejarahnya yang diangkat pada tahun 1980 menjadikan titik awal Pemekaran Banjar Dinas Pesaban menjadi Desa Dinas Pesaban Pada tahun 1987 Desa Nongan, dimasa kepemimpian Kepala yang dijabat oleh I Gusti Lanang Oka secara singkat menjadikan gambaran sejarah berdirinya Desa Dinas dan Desa Adat Pesaban melalui rapat LKMD untuk membahas tentang Pemekaran Desa Nongan, dalam rapat tersebut disimpulkan bahwa Desa Nongan dimekarkan menjadi 2 yaitu, Desa Nongan sebagai Desa Induk dan Desa Pesaban sebagai Persiapan. Hasil rapat tersebut kemudian dituangkan kedalam Keputusan Kepala Desa tentang Pemekaran Desa dan selanjutnya keputusan tersebut disampaikan kepada Bupati Karangasem melalui Camat Rendang, maka pada Tahun 1989 Keluarlah Surat Keputusan Bupati Karangasem, Desa Pesaban menjadi Desa Persiapan.
Selama kurun waktu kurang lebih 2 tahun Desa Pesaban menjadi Desa Persiapan banyak mendapat bimbingan, pembinaan baik dari Pemerintah Kabupaten maupun dari Tingkat Kecamatan, dan Desa Pesaban sudah dianggap memenuhi persyaratan dan kemudian ditetapkan menjadi Desa Difinitif, Maka pada tanggal 28 Oktober 1991 dengan Surat Keputusan Gubernur Bali Nomor : 661 Tahun 1991 Desa Pesaban dinyatakan sebagai Desa Difinitif. Pada Masa kepemimpinan beliau hingga ditahun 1990 digantikan oleh Ngakan Putu Murtika yang memimpin pada pertengahan tahun 1990 hingga tahun 2009 secara berkala, pada masa kepemimpinan beliau yang cukup lama tersebut menjadikan kesejahtraan dan perkembangan ekonomi Desa Nongan pada tahun Perkembangan Industri Milenial semakin mengalami peningkatan dengan berdirinya industri-industri mikro kecil dan menengah yang tersebar dibeberapa Wilayah Bagian Desa Nongan, salah satu diantaranya berdirinya produk olahan pangan Pia Mawar Nongan, Pia Rama Nongan, Pastel Selai Pepaya Nongan, Dodol Beras Ketan Hitam dan juga kacang tanah pedas manis yang berlebel rama nongan yang sangat terkenal pada masa tersebut, selain produk pangan yang menjadi ikon terkemukanya nama Desa Nongan, Potensi wisata Desa Nongan juga tidak kalah menarik untuk dikembangkan diawali dengan adanya gerakan pembangunan infrastruktur akses jalan yang baik serta pengembangan jalur pertanian yang sebagai pekerjaan dasar perkembangan ekonomi masyarakat dibidangnya juga sangat diperhatikan, kepemimpinan beliau juga membawa dampak yang sangat besar dalam penataan pendataan baik secara data kependudukan serta data georgafis desa secara sismtematis, melingkupi dalam data perkembangan jumlah penduduk, perkembangan ekonomi masyarakat, pendataan perkerjaan penduduk, serta Pendataan Wilayah Desa dan Banjar secara terskala yang meliputi Jumlah Data Penduduk Perbanjar, Perusia dan Pendataan Ulang seluruhnya mengingat Desa Nongan telah mengalami Pemekaran Desa yang Sah, selanjutnya setelah berakhirnya masa kepemimpinan Ngakan Putu Murtika dilanjutkan dengan diangkatnya I Nengah Supartana pada Tahun 2009 hangga Tahun 2014 melanjutkan kinerja dari Perbekel sebelumnya dengan Prorgam PNPM mandiri Perdesaan menjadikan prioritas pembangunan Desa yang terstruktur dan sistematis dalam pengelolaannya, selain itu dalam masa kepemimpinan I Nengah Supartana menjadikan program PNPM Desa sebagai dasar awal berdirinya pengelolaan sumber mata air perdesaan guna mempermudah masyarakat dalam memperoleh air bersih dan menjaga kebersihan masyarakat setelah usainya masa jabatan beliau dilanjutnkan dengan terpilihnya I Wayan Daging, S.TP sebagai sebagai Perbekel selanjutnya pada masa periode 2014 hingga 2019 menjadi awal dari berdirinya SMK Giri Pandawa sebagai gambarnya peningkatan taraf pendidikan masyarakat desa dan juga peningkatan ekonomi masyarakat dibidang pertanian dengan dibukanya akses jalur wisata desa dan pertanian Desa Nongan untuk mempermudah dan mempercepat penjualan dan pengelolaan hasil tani masyarakat Desa Nongan, selanjutnya pada pemilihan perbekel kembali diperoleh oleh beliau dengan masa jabatan 2020 hingga sekarang.
Pada Aspek Geografi dan Demografi, Karateristik Lokasi Wilayah
Desa Nongan terletak di dalam wilayah Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, dengan luas Wilayah 64.300 Ha, sebagian besar merupakan lahan persawahan yaitu 459,620 Ha, sedangkan sisanya di peruntukkan sebagai lahan pekarangan, tegalan/kebun dan lain-lain. Bila ditinjau dari segi Geografisnya terletak antara BT 115 8-36 MN dan LS 70 8 – 24 ME dengan ketinggian antara 450-500 m dari permukaan laut,dan kemiringan antara 3 – 45 mengarah ke utara, Desa Nongan memiliki iklim sub tropis dengan curah hujan pertahun rata-rata 2.500 mm, yaitu musim hujan dari bulan Oktober sampai bulan April dan musim kemarau dari bulan April sampai dengan Oktober. Sedangkan suhu udara minimum 30º Celcius dan maksimal 35º Celcius.
Sedangkan jumlah penduduk desa Nongan adalah 5912 Jiwa (1825 KK) dengan perician laki-laki 3001 jiwa dan perempuan 2911 jiwa, dimana kepadatan penduduk kurang lebih 9 jiwa /Km²
PETA DESA NONGAN
Selanjutnya batas-batas wilayah Desa Nongan adalah :
Sebelah utara : Desa Rendang
Sebelah Timur : Desa Sangkan Gunung, Kec Sidemen
Sebelah Selatan : Desa Pesaban
Sebelah Barat : Desa Bangbang, kabupaten Bangli
Jumlah Dusun / Lingkungan & Alamat :
Desa Nongan merupakan salah satu Desa dari enam Desa yang ada di Kecamatan Rendang dan terletak di sebelah Selatan Desa Rendang dengan luas wilayah 64.300 Ha, yang sebagian besar merupakan lahan persawahan yaitu 459,620, sedangkan sisanya di Peruntukkan sebagai lahan pekarangan , tegalan/kebun. Status tanah diDesa Nongan sebagian besar tanah hak milik dan beberapa tanah yang dikuasa oleh Desa Adat. Sedangkan wilayahnya terdiri dari 2 (dua) Desa Adat yakni 1. Desa Adat Nongan, 2. Desa Adat Segah dan 14 (empat belas) Desa Dinas yang terdiri dari 14 (Empat Belas) Dusun/Banjar Dinas yakni :
1. Dusun/Banjar Dinas Segah
2. Dusun/Banjar Dinas Manggan
3. Dusun/Banjar Dinas Ambengan
4. Dusun/Banjar Dinas Pande
5. Dusun/Banjar Dinas Bujaga
6. Dusun/Banjar Dinas Nongan Kaler
7. Dusun/Banjar Dinas Bucu
8. Dusun/Banjar Dinas Bukian
9. Dusun/Banjar Dinas Sekar
10. Dusun/Banjar Dinas Sigar
11. Dusun/Banjar Dinas Tengah
12. Dusun/Banjar Dinas Saren Kaler
13. Dusun/Banjar Dinas Saren Tengah
14. Dusun/Banjar Dinas Saren Kelod
3. Demografi Desa
a) Luas Wilayah Desa
1. Pemukiman : 183.38 Ha
2. Pertanian Sawah : 410.81 Ha
3. Ladang/tegalan : 129.00 Ha
4. Hutan : - ha
5. Rawa-rawa : - ha
6. Perkantoran : 3.5 Are
7. Sekolah : 49 Are
8. Jalan : 4.80 ha
9. Lapangan volly : 5.5 Are
a). Lembaga Pendidikan
1. Gedung TK/PAUD : 6 buah
2. SD/MI : 6 buah/ Lokasi di Desa Nongan
3. SLTP/MTs : - buah/ Lokasi di Dusun -
4. SLTA/SMK : 1 buah/ Lokasi di Desa Nongan
5. Lain-lain : - buah/ Lokasi di Dusun -
b). Keagamaan.
Data Keagamaan Desa Nongan Tahun 2021
Jumlah Pemeluk Agama :
Islam : 3 orang
Katolik : - orang
Kristen : - orang
Hindu : 5909 orang
Budha : - orang
Data Tempat Ibadah
Jumlah tempat ibadah :
- Masjid/ Musholla : - buah
- Gereja : - buah
- Pura : 65 buah
- Vihara : - buah
Penulis dan Pendata : I Made Eko Mariartana / Cho Hamsyonk
|