Jam Gadang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perbarui referensi situs berita Indonesia |
Rahmatdenas (bicara | kontrib) |
||
Baris 33:
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Fort de Kock stadsgezicht met klokkentoren. TMnr 60018403.jpg|jmpl|260x260px|Jam Gadang terlihat dari kejauhan di salah satu sudut Kota Bukittinggi sekitar tahun 1933]]Jam Gadang dibangun pada 1925–1927<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=by05AQAAIAAJ&q=%22ROOKMAKER%22+%22controleur+%22&dq=%22ROOKMAKER%22+%22controleur+%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwii6ZSn8cnrAhXGc30KHe7cAGIQ6AEwA3oECAcQAg|title=Bukittinggi 1968-1971}}</ref> atas inisiatif Hendrik Roelof Rookmaaker, ''controleur'' atau sekretaris kota [[Fort de Kock]] (sekarang Kota Bukittinggi) pada masa pemerintahan [[Hindia Belanda]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=_IkXAQAAIAAJ&q=%22RookMaker%22+-jam+gadang&dq=%22RookMaker%22+-jam+gadang&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjNw-bto6jnAhUD8XMBHQjsCzAQ6AEIPzAC MededeelIngen van den Dienst der Volksgezondheid in Nederlandsch-Indië - Dutch East Indies. Dienst der volksgezondheid - Google Books<!-- Judul yang dihasilkan bot -->]</ref><ref name=":1">{{Cite book|date=2005|url=https://books.google.co.id/books?id=VJFuAAAAMAAJ&q=kotogadang+%22yazid%22&dq=kotogadang+%22yazid%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjOvsii98nrAhWWSH0KHXgWCfcQ6AEwAXoECAAQAg|title=Ensiklopedi Minangkabau|publisher=Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau|isbn=978-979-3797-23-6|language=id}}</ref><!-- Belanda berpendapat pada waktu itu bahwa jam gedang itu lambang pembaziran zaman Inggeris, tetapi, agaknya bangsa Inggeris, terutama Raffles dalam cita-citanya, hendak memperbaiki disiplin masyarakat yang berbagai macam di ibukota tersebut, agar tahu mempergunakan waktu. --> Jamnya merupakan hadiah dari Ratu Belanda [[Wilhelmina dari Belanda|Wilhelmina]]. Seorang arsitek asal [[Koto Gadang, IV Koto, Agam|Koto Gadang]], [[Yazid Rajo Mangkuto]] bertindak sebagai penanggung jawab pembangunan,<ref>{{Cite web|date=2021-05-28|title=Jam Gadang: Hadiah Ratu Wilhelmina dan Peran Arsitek asal Koto Gadang|url=https://suluah.
Peletakan batu pertama pembangunan dilakukan oleh putra pertama Rookmaker yang pada saat itu masih berusia enam tahun. Pembangunannya menghabiskan biaya sekitar 15.000 Gulden di luar biaya upah pekerja sebesar 6.000 Gulden.<ref>H.Julius Dt. Malaka Nan Putiah (1947). ''Sejarah Nagari Kurai V Jorong serta Pemerintahannya: Pasar dan Kota Bukittinggi''. Bukittinggi: Tsamaratoel Ichwan. hlm. 51.</ref> Biaya itu bersumber dari ''Pasar Fonds'', badan pengelola dan pengumpul pajak atas pasar-pasar di Bukittinggi.
|