Abdul Halim (Aleng): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
referensi |
spasi antar paragraf |
||
Baris 26:
Pada tahun 1941, Abdul Halim (Aleng) menjadi seorang guru di HIS Muhammadiyah, Sumatra Barat sampai dengan bulan Februari 1942, pada tahun yang sama Tentara Jepang menduduki Sumatra Barat sehingga sekolah pun ditutup. Ia mulai bergabung Tentara Pembela Tanah Air (Sumatora Bo-Ei Sireibu Giyu-Gun) pada 4 Oktober 1944 di Bukittinggi, sebagai seorang prajurit ia sering ditempatkan di berbagai tempat di pedalaman Sumatra Barat. Pada tanggal 11 Juli 1945 ia diangkat sebagai Giyu-Syooi (Letnan II) pada Sumatora Bo-Ei Sireibu Giyu-Gun dan menjabat sebagai Wakil Komandan Seksi pada Kompi Infantri di Bukittinggi. Pada tanggal 22 Agustus 1945 dengan berakhirnya Perang Dunia II serta kekalahan Jepang, Giyu-Gun Bukittinggi resmi dibubarkan.<ref name=":1" />
Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI serta mulai meletusnya Revolusi Nasional maka pada tanggal 29 Agustus 1945, Aleng ikut membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) di Bukittinggi yang kemudian menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Baris 39 ⟶ 37:
14 – 16 April 1946, Aleng memimpin Operasi Penumpasan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Baso. Peristiwa ini dikenal dengan “Peristiwa Baso”<ref name=":2">{{Cite book|last=Kartasasmita|first=Ginandjar|date=1980|title=30 Tahun Indonesia Merdeka 1945 – 1949|location=Jakarta|url-status=live}}</ref> yang merupakan aksi polisionil terbesar yang dilakukan oleh pihak tentara terhadap unsur – unsur teror dan anti revolusi di Sumatra Barat. Pada tanggal 20 Juli 1946, ia diangkat oleh Panglima TNI Komandemen Sumatra sebagai Komandan Resimen I Divisi III TRI dengan pangkat Letnan Kolonel. Aleng memimpin penyerangan besar-besaran terhadap kedudukan tentara Inggris (Sekutu) di front utara Padang sehari sebelum hari Raya Idul Fitri dan memusatkan serangan ke Lapangan Udara Tabing selama semalam suntuk sampai subuh. Disamping sebagai Komandan Resimen I Divisi III TRI, ia juga juga diangkat menjadi Wakil Ketua Delegasi Lokal Indonesia di Sumatra Barat pada bulan Desember 1946 untuk menghadapi perundingan lokal “Linggar Jati” (Komite Truce) dengan pihak Belanda di Padang.
Dengan diselingi pertempuran, Aleng tetap meneruskan perundingan lokal “Linggar Jati” (Komite Truce) dengan pihak Belanda sampai meletusnya perang kemerdekaan pertama (Clash I). Kemudian ia ditetapkan sebagai Wakil Ketua Delegasi Lokal Pelaksanaan Persetujuan “Renville” di Padang sejak 4 Agustus 1947 (Setelah Cease Fire). Dengan ketetapan Panglima TNI Komandemen Sumatra, Aleng diangkat menjadi Kepala Staf Pertempuran Divisi IX TNI dengan pangkat Letnan Kolonel, membawahi bagian-bagian Operasi, Security, Penerangan, Perhubungan dan Polisi Militer. Pada tanggal 16 Desember 1948, ia diangkat sebagai Kepala Staf TNI / Territorial Sumatra Barat dengan pangkat Letnal Kolonel setelah Komando Militer Sumatra Tengah di desentralisasi menjadi dua Komando terpisah yaitu Komando TNI / Territorial Sumatra Barat dan Komando TNI / Territorial Riau.
Baris 48 ⟶ 44:
Dengan ketetapan Gubernur Militer Sumatra Barat / Tengah, pada tanggal 25 Maret 1949 diangkat menjadi Kepala Staf Militer Sumatra Barat / Tengah dan merangkap menjadi Wakil Gubernur Militer Daerah Sumatra Barat / Tengah, dengan pangkat Letnan Kolonel.
Sesudah gencatan senjata dengan Belanda, Aleng diangkat sebagai Kepala Staf TNI / Territorial Sumatra Tengah pada tanggal 7 November 1949 dan merangkap sebagai anggota Komisi Pelaksanaan Persetujuan Roem – Royen di Sumatra Barat.
Baris 60 ⟶ 54:
Berikut adalah isi surat tersebut yang ber-kop suratkan Presiden Republik Indonesia:
Baris 69 ⟶ 62:
= ''Setelah Karir Militernya'' =
* '''Karir Sebagai Pengusaha'''
Baris 79 ⟶ 71:
# Firma Masupa (1980-1985, Export – Import Kopi), pada tahun 1980 – 1985 Firma Masupa aktif kembali dan bergerak di bidang eksport kopi dari Palembang. Aleng pernah menjadi Ketua Asosiasi Exportie Kopi Indonesia.
# Anggota Delegasi RI (23 – 24 Agustus 1982, Perundingan Tekstil) Ia juga menjadi Anggota Delegasi RI dalam perundingan tekstil dengan Amerika Serikat.<br />
* '''Karir Sebagai Sejarawan'''
- Penulis dan Penasehat Buku,
Baris 93 ⟶ 83:
Pada tanggal 29 Maret Aleng muncul dalam tayangan khusus bersama dengan Amir Machmud, Subadio Sastrosastomo, Kolonel Saleh A.D. dari pusat sejarah ABRI selama 1 Jam di Televisi Republik Indonesia (TVRI). Pada tanggal 25 Juli setiap hari, 10 hari berturut – turut selama 5 menit wajah Aleng muncul di Televisi Surya Citra Televisi (SCTV) dalam rangka HUT Negara ke-50. Pada tanggal 10 dan 17 Agustus Profil Aleng muncul selama 1/2 jam di TVRI sebagai Pejuang Kemerdekaan dalam rangka HUT Negara ke-52.
- Pembimbing Mahasiswa Sejarah dan Aktif Menghadiri Seminar-Seminar.
* '''Karir Sebagai Anggota Pimpinan Pusat Legiun Veteran RI (PP LVRI) Tahun 1979 – 2000 (Meninggal Dunia)'''
Baris 130 ⟶ 119:
6. Tuah Sakato sebagai Jasawan Sumatra Barat.
= Referensi =
{{reflist}}
|