Dalam Teks Buddhis Awal, Ānanda telah mencapai Nirwana akhir dan tidak akan terlahir kembali. Tetapi, berbeda dengan teks-teks awal, menurut [[Sutra Teratai|Sūtra Teratai]] Mahāyāna, Ānanda akan lahir sebagai Buddha di masa depan. Dia akan mencapai tujuannya lebih lambat dari Buddha saat ini, [[Siddhartha Gautama|Buddha Gautama]], karena Ānanda bercita-cita menjadi seorang Buddha dengan menerapkan proses "pembelajaran bagus". Namun, karena jalan yang panjang dan upaya yang besar ini, pencerahannya akan menjadi luar biasa dan dengan kemegahan yang luar biasa.{{sfn |Witanachchi |1965 |p=535}}
Sampai akhir hayatnya, Ananda mengajarkan Dharma.<ref>{{Cite book|last=Keown|first=Michelle|date=2004-12-17|url=http://dx.doi.org/10.4324/9780203506790|title=Postcolonial Pacific Writing|publisher=Routledge|isbn=978-0-203-50679-0}}</ref>. Menurut sumber-sumber Mulasarvativada, setelah mendengar bhikkhu muda itu salah membaca syair itu, nanda mengoreksinya. Bhikkhu itu melaporkan hal ini kepada gurunya, dan gurunya keberatan bahwa "Ananda menjadi tua dan ingatannya memburuk ..." Hal ini mendorong Ananda untuk mencapai parinirvana. Dia menyerahkan otoritas kepada muridnya Sanavasa dan pergi ke Sungai Gangga.<ref>{{Cite book|date=1998|url=https://www.worldcat.org/oclc/44959977|title=Open boundaries : Jain communities and culture in Indian history|location=Albany, NY|publisher=State University of New York Press|isbn=0-585-06970-0|others=John E. Cort|oclc=44959977}}</ref><ref name=":0">{{Cite journal|last=Creel|first=Austin B.|date=1975-04|title=The Reexamination of "Dharma" in Hindu Ethics|url=http://dx.doi.org/10.2307/1397937|journal=Philosophy East and West|volume=25|issue=2|pages=161|doi=10.2307/1397937|issn=0031-8221}}</ref>. Menurut sumber Pali, merasa bahwa hidup akan segera berakhir, dia, seperti Sang Buddha, memutuskan untuk menghabiskan saat-saat terakhirnya di Vesali dan berangkat dari Rajagahi ke Sungai Rohini .<ref>{{Cite book|last=Day|first=L.E.|date=1982|url=http://dx.doi.org/10.1016/b978-0-08-028708-9.50006-3|title=SYSTEMS ENGINEERING CHALLENGES OF THE SPACE SHUTTLE|publisher=Elsevier|pages=23–42}}</ref>. Versi Mulasarvastivada yang lebih rinci mengatakan bahwa sebelum mencapai sungai, ia diprediksi akan bertemu dengan Resi Majhantika dan lima ratus pengikutnya, yang telah memeluk agama Buddha.<ref name=":0" />. Beberapa sumber menambahkan bahwa nanda memberinya pesan Sang Buddha.<ref>{{Cite book|last=Strong|first=John|date=1994|url=https://www.worldcat.org/oclc/32319630|title=The legend and cult of Upagupta : Sanskrit Buddhism in north India and Southeast Asia|location=Delhi|publisher=Motilal Banarsidass Publishers|isbn=81-208-1154-2|edition=1st Indian ed|oclc=32319630}}</ref><ref name=":0" />. Ketika Ananda menyeberangi sungai, ia diikuti oleh Raja Ajatasatru. (Skt. Ajātaśatr), yang ingin menyaksikan kematiannya dan menerima jenazahnya sebagai relik.<ref name=":1">{{Cite book|last=Buswell|first=Robert E.|last2=Lopez|first2=Donald S.|date=2014-01-01|url=http://dx.doi.org/10.1515/9781400848058|title=The Princeton Dictionary of Buddhism|publisher=Princeton University Press|isbn=978-1-4008-4805-8}}</ref><ref name=":0" />. Di masa lalu, Ananda berjanji kepada Ajatasatru bahwa dia akan memperingatkannya tentang parinirvana dan menepati janjinya.<ref>{{Cite book|last=Toney|first=Michael F.|date=1994|url=http://dx.doi.org/10.1007/978-94-017-3200-0_7|title=Studies of Electrodes by in Situ X-Ray Scattering|location=Dordrecht|publisher=Springer Netherlands|isbn=978-90-481-4406-8|pages=109–125}}</ref>. Di seberang sungai, untuk alasan yang sama, sekelompok perwakilan dari klan Lichchhavi dari Vesali sedang menunggunya. Menurut sumber Pali, ada juga pihak yang berkepentingan Shakiev dan Koliev.<ref name=":1" /><ref name=":0" />. Ananda menyadari bahwa kematiannya dapat menyebabkan perselisihan di antara orang-orang yang berkumpul. Oleh karena itu, dengan bantuan kemampuan supranatural, ia naik ke udara dan melarutkan tubuhnya dalam unsur api, dan jenazahnya mendarat di kedua tepi sungai<ref name=":0" /><ref name=":1" /> atau, menurut beberapa sumber, dibagi menjadi empat bagian.<ref>{{Cite book|last=Strong|first=John|date=1994|url=https://www.worldcat.org/oclc/32319630|title=The legend and cult of Upagupta : Sanskrit Buddhism in north India and Southeast Asia|location=Delhi|publisher=Motilal Banarsidass Publishers|isbn=81-208-1154-2|edition=1st Indian ed|oclc=32319630}}</ref>. Dengan demikian Ananda memuaskan semua pihak yang terkait<ref name=":1" /><ref name=":0" /> Menurut versi lain, termasuk Mulasarvativada, kematiannya terjadi di tengah sungai di dalam perahu, dan bukan di udara. Jenazah tersebut dibagi menjadi dua bagian sesuai dengan keinginan Ananda.<ref name=":0" />.
Setelah kematian Ananda, para sesepuh melengkapi Theragatha dengan tiga kuatrain yang didedikasikan untuk parinirvana-nya, di mana mereka menyebut Ananda penjaga Dhamma, mata seluruh dunia dan sumber kebijaksanaan.<ref>{{Cite book|date=2016|url=http://dx.doi.org/10.1007/978-3-319-24237-8_571|title=Yakan|location=Cham|publisher=Springer International Publishing|pages=361–361}}</ref>. Murid terakhir Ananda, Majantika,<ref>{{Cite journal|last=Baruah|first=Nayandeep Deka|date=2000|url=http://dx.doi.org/10.1023/a:1009835301693|journal=The Ramanujan Journal|volume=4|issue=3|pages=239–250|doi=10.1023/a:1009835301693|issn=1382-4090}}</ref>, bersama dengan Sanavasa dan empat atau lima murid lainnya, membentuk mayoritas pada Konsili Buddhis Kedua.<ref>{{Cite journal|last=Baruah|first=Nayandeep Deka|date=2000|url=http://dx.doi.org/10.1023/a:1009835301693|journal=The Ramanujan Journal|volume=4|issue=3|pages=239–250|doi=10.1023/a:1009835301693|issn=1382-4090}}</ref>. Seorang murid Majantika adalah Upagupta, yang dianggap sebagai guru Kaisar Ashoka (abad ke-3 SM). Sumber-sumber Pali pasca-kanonik menyatakan bahwa Sanavasa memainkan peran utama dalam Konsili Buddhis Ketiga.<ref>{{Cite book|date=2005|url=https://www.worldcat.org/oclc/57493685|title=Buddhism : critical concepts in religious studies|location=London|publisher=Routledge|isbn=0-415-33226-5|others=Paul Williams|oclc=57493685}}</ref>. Meskipun kurangnya data sejarah, diyakini bahwa setidaknya salah satu tokoh utama dari Konsili Kedua adalah murid nanda, karena hampir semua tradisi tekstual menyebutkan hubungan dengan Ananda.
Dipercaya bahwa Raja Ajatasattu mendirikan stupa di atas relik Ananda. Menurut beberapa sumber, itu terletak di Sungai Rohini, dan menurut yang lain, di Sungai Gangga. Licchhavi juga membangun stupa di tepi sungai mereka.<ref>{{Cite journal|last=Paultre de Lamotte|first=Jacques|date=1988|title=Fiscalité des O.P.C.V.M|url=http://dx.doi.org/10.3406/rfeco.1988.1169|journal=Revue française d'économie|volume=3|issue=1|pages=81–95|doi=10.3406/rfeco.1988.1169|issn=0769-0479}}</ref>. Peziarah Cina Xuanzang (602-664) kemudian mengunjungi kedua stupa tersebut.<ref>{{Cite book|date=2004|url=https://www.worldcat.org/oclc/57407318|title=Holy people of the world : a cross-cultural encyclopedia|location=Santa Barbara, Calif.|publisher=ABC-CLIO|isbn=1-85109-649-3|others=Phyllis G. Jestice|oclc=57407318}}</ref><ref>{{Cite book|last=Higham|first=Charles|date=2004|url=https://www.worldcat.org/oclc/51978070|title=Encyclopedia of ancient Asian civilizations|location=New York|publisher=Facts On File|isbn=0-8160-4640-9|oclc=51978070}}</ref>. Faxian juga melaporkan bahwa dia melihat stupa dengan sisa-sisa Ananda di Sungai Rohini,<ref>{{Cite journal|last=Paultre de Lamotte|first=Jacques|date=1988|title=Fiscalité des O.P.C.V.M|url=http://dx.doi.org/10.3406/rfeco.1988.1169|journal=Revue française d'économie|volume=3|issue=1|pages=81–95|doi=10.3406/rfeco.1988.1169|issn=0769-0479}}</ref>, serta di Mathura.<ref>{{Cite book|date=2001|url=https://www.worldcat.org/oclc/47208728|title=Collected papers on Buddhist studies|location=Delhi|publisher=Motilal Banarsidass Publishers|isbn=81-208-1776-1|edition=1st ed|others=Padmanabh S. Jaini|oclc=47208728}}</ref>. Juga, menurut versi Sakmukta agama Mulasarvastivadin, Kaisar Ashoka tiba di lokasi dan memberikan persembahan paling mewah yang pernah dia berikan ke stupa.<ref name=":2">{{Cite book|date=2021-03-09|url=http://dx.doi.org/10.2307/j.ctv1c9hpzb.14|title=The Venerable Balangoda Ānanda Maitreya:|publisher=Princeton University Press|pages=299–313}}</ref>. Dia menjelaskan kedermawanan ini kepada para menterinya dengan mengatakan bahwa “tubuh Tathagata adalah tubuh Dharma, murni di alam. Dia [Ananda] mampu menjaga dia/mereka semua; karena alasan inilah persembahan [baginya] lebih unggul [dari semua yang lain]." Ungkapan "tubuh Dharma" di sini mengacu pada ajaran Buddha secara keseluruhan.<ref>{{Cite book|date=2005|url=https://www.worldcat.org/oclc/57493685|title=Buddhism : critical concepts in religious studies|location=London|publisher=Routledge|isbn=0-415-33226-5|others=Paul Williams|oclc=57493685}}</ref>.
Teks Buddhis awal menyatakan bahwa Ananda telah mencapai nirwana tertinggi dan tidak akan terlahir kembali. Menurut Sutra Teratai Mahayana, ia ditakdirkan untuk dilahirkan sebagai seorang Buddha. Dia memiliki jalan yang lebih panjang daripada Buddha Gotama, tetapi pencerahan akan menjadi luar biasa dan luar biasa.<ref name=":2" />.
== Warisan ==
Karena Ānanda berperan penting dalam mendirikan komunitas ''bhikkhunī'', dia telah dihormati oleh ''bhikkhunīs'' untuk ini sepanjang sejarah Buddhis. Jejak paling awal dari ini dapat ditemukan dalam tulisan-tulisan Faxian dan Xuan Zang,{{sfn |Ambros |2016 |page=209}}<ref name="Mohr">{{cite book |first=Janet |last=Gyatso |editor1-last=Mohr |editor1-first=Thea |editor2-last=Tsedroen |editor2-first=Jampa |title=Dignity and Discipline: Reviving Full Ordination for Buddhist Nuns |date=2014 |publisher=Simon and Schuster |isbn=978-0-86171-830-6 |url=https://books.google.com/books?id=Qy8qAwAAQBAJ |chapter=Female Ordination in Buddhism: Looking into a Crystal Ball, Making a Future}}</ref> yang melaporkan bahwa ''bhikkhunī'' memberikan persembahan kepada ''stūpa'' untuk menghormati nanda selama perayaan dan hari perayaan. Pada catatan yang sama, di Tiongkok abad ke-5{{en dash}}ke-6 dan Jepang abad ke-10, Teks-teks Buddhis disusun merekomendasikan wanita untuk menjunjung tinggi delapan sila semi-monastik untuk menghormati dan berterima kasih kepada Ānanda. Di Jepang, ini dilakukan melalui format ritual penebusan dosa yang disebut ''keka'' ({{lang-zh|悔過}}). Pada abad ke-13, di Jepang minat kultus untuk Ānanda telah berkembang di sejumlah biara, di mana gambar dan ''stūpa'' digunakan dan upacara diadakan untuk menghormatinya. Saat ini, pendapat di antara para sarjana terbagi mengenai apakah pemujaan Ānanda di antara para ''bhikkhunī'' merupakan ekspresi ketergantungan mereka pada tradisi monastik laki-laki, atau sebaliknya, ekspresi legitimasi dan independensi mereka.{{sfn |Ambros |2016 |pages=210{{en dash}}12, 214, 216{{en dash}}8, 245{{en dash}}6}}
Teks-teks Pāli Vinaya mengaitkan desain jubah biksu Buddha dengan Ānanda. Seiring berkembangnya Buddhisme, semakin banyak umat awam yang mulai menyumbangkan kain mahal untuk jubah, yang membuat para biksu berisiko dicuri. Untuk mengurangi nilai komersialnya, para bhikkhu memotong kain yang dipersembahkan, sebelum mereka menjahit jubah darinya. Sang Buddha meminta Ānanda untuk memikirkan model jubah Buddha, yang terbuat dari potongan-potongan kecil kain. Ānanda merancang model jubah standar, berdasarkan sawah Magadha, yang dibagi menjadi beberapa bagian oleh tepian tanah.{{sfn |Wijayaratna |1990 |p=36}}{{sfn |Malalasekera |1960 |loc=[http://www.palikanon.com/english/pali_names/aa/aananda.htm Ānanda]}} Tradisi lain yang terkait dengan Ānanda adalah pembacaan ''paritta''. Umat BuddhisBuddhis Theravāda menjelaskan bahwa kebiasaan memercikkan air selama nyanyian ''paritta'' berasal dari kunjungan Ānanda ke Vesālī, ketika dia melafalkan ''Ratana Sutta'' dan memercikkan air dari mangkuk dana makanannya.{{sfn |Buswell |Lopez |2013 |loc=Ratanasutta}}<ref>{{cite book |last1=Gombrich |first1=Richard |author-link1=Richard Gombrich |title=Buddhist Precept and Practice: Traditional Buddhism in the Rural Highlands of Ceylon |date=1995 |publisher=Routledge |isbn=978-0-7103-0444-5 |url=https://books.google.com/books?id=V3Z-dHpBsBsC |page=240}}</ref> Tradisi ketiga yang kadang-kadang dikaitkan dengan Ānanda adalah penggunaan pohon Bodhi dalam Buddhisme. Dijelaskan dalam teks ''Kāliṅgabodhi Jātaka'' bahwa nanda menanam pohon Bodhi sebagai simbol pencerahan Buddha, untuk memberi orang kesempatan untuk memberikan penghormatan kepada Sang Buddha.{{sfn |Malalasekera |1960 |loc=[http://www.palikanon.com/english/pali_names/aa/aananda.htm Ānanda]}}<ref name="Gutman">{{cite journal |last1=Gutman |first1=Pamela |last2=Hudson |first2=Bob |title=A First-Century Stele from Sriksetra |journal=Bulletin de l'École française d'Extrême-Orient |date=2012 |volume=99 |issue=1 |page=29 |doi=10.3406/befeo.2012.6151 }}</ref> Pohon dan kuil ini kemudian dikenal sebagai Pohon Bodhi Ānanda,{{sfn |Malalasekera |1960 |loc=[http://www.palikanon.com/english/pali_names/aa/aananda.htm Ānanda]}} dikatakan telah tumbuh dari benih dari Pohon Bodhi asli di mana Buddha digambarkan telah mencapai pencerahan.<ref name="Svasti" /> Banyak dari jenis kuil Pohon Bodhi di Asia Tenggara ini didirikan mengikuti contoh ini.<ref name="Gutman" /> Saat ini, Pohon Bodhi Ānanda terkadang diidentikkan dengan sebuah pohon di reruntuhan [[Jetavana]], Sāvatthi, berdasarkan catatan Faxian.<ref name="Svasti">{{cite news |last1=Svasti |first1=Pichaya |title=The Path to Nirvana |url=https://www.bangkokpost.com/travel/tourists-and-expats/1243338/the-path-to-nirvana |archive-url=https://archive.today/20181001223111/https://www.bangkokpost.com/travel/tourists-and-expats/1243338/the-path-to-nirvana |archive-date=1 October 2018 |url-status=live |access-date=24 September 2018 |work=Bangkok Post |date=4 May 2017 |df=dmy-all }}</ref>
== Dalam seni ==
{{Topik Buddhisme}}
{{DEFAULTSORT:Ananda}}
[[Kategori:Buddhisme]]
[[Kategori:Tokoh Buddhisme]]
|