Kecerdasan emosional: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Salovey dan Mayer: perbaikan kesalahan pengetikan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Bot5958 (bicara | kontrib)
k WPCleaner v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Hirarki sub-judul)
Baris 14:
== Kelompok Emosi ==
 
===== Marah =====
[[Berkas:Angry-2766265 960 720.jpg|jmpl|Gangguan [[kepribadian]] ambang adalah gangguan ketidakstabilan emosi. Sebagai cirinya sering mengalami rasa [[cemas]], [[Kesedihan|sedih]], [[takut]], dan mengalami tingkat kemarahan yang tinggi.<ref>{{Cite journal|last=Sari|first=Ni Luh Krishna Ratna|last2=Hamidah|first2=Hamidah|last3=Marheni|first3=Adijanti|date=2020|title=Dinamika Psikologis Individu dengan Gangguan Kepribadian Ambang|url=https://ojs.unud.ac.id/index.php/psikologi/article/view/59044/36515|journal=Jurnal Psikologi Udayana|language=en-US|volume=7|issue=2|pages=17|doi=10.24843/JPU.2020.v07.i02.p02|issn=2654-4024}}</ref>]]
[[Marah]] adalah ekspresi emosi yang bersifat agresif. Marah bisa dipicu akibat [[Frustrasi|frustasi]], merasa kecewa, dan rasa kesal terhadap suatu hal. Dampak positif dari marah, bisa meredakan rasa kesal dan bisa membuat emosi tenang. Selain itu, marah juga bisa berdampak buruk apabila tidak bisa mengendalikan emosi marah tersebut.<ref>{{Cite web|last=Samiadi|first=Lika Aprilia|date=2016|title=Masalah Dalam Pengendalian Amarah, Ini Tanda-tandanya|url=https://hellosehat.com/mental/gangguan-mood/tanda-tanda-anda-memiliki-masalah-dalam-mengendalikan-amarah/|website=Hello Sehat|language=id-ID|access-date=2022-03-06}}</ref> Emosi marah bisa diekspresikan dengan amukan, rasa benci dan marah yang besar, merasa jengkel terhadap suatu hal, merasa kesal dan terganggu, muncul karena singgungan, hingga menyebabkan [[kekerasan]] dan rasa [[Kebencian|benci]] secara [[Patologi sosial|patologis]].<ref name=":0">{{Cite journal|last=Daud|first=Firdaus|date=2012|title=Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA 3 Negeri Kota Palopo|url=http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-dan-pembelajaran/article/view/3475/626|journal=Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran (JPP)|language=en|volume=19|issue=2|pages=245-246|issn=}}</ref>
 
===== Kesedihan =====
 
Kesedihan merupakan reaksi [[emosi]] yang timbul karena suatu hal, bisa karena peristiwa, pengalaman, dan keadaan yang menyakitkan dan rasa kecewa.<ref>{{Cite web|last=Handayani|first=Verury Verona|date=2020|title=Pentingnya Memahami Perbedaan Sedih dan Depresi|url=https://www.halodoc.com/artikel/pentingnya-memahami-perbedaan-sedih-dan-depresi|website=Halodoc|access-date=2022-03-06}}</ref> Rasa sedih bisa dipicu oleh rasa kecewa terhadap suatu hal, dan merasa tidak berdaya hingga tidak muncul rasa minat untuk melakukan hal apapun. Rasa sedih yang berlarut-larut bisa mengakibatkan [[Depresi Besar|depresi]].<ref>{{Cite web|last=Trifiana|first=Azelia|date=2020|title=Marah, Sedih, Bahagia: Apa Saja Emosi Dasar Manusia?|url=https://www.sehatq.com/artikel/emosi-dasar-manusia-mana-yang-paling-dominan|website=SehatQ|language=id|access-date=2022-03-06}}</ref>
 
===== Rasa takut =====
[[Berkas:ABA 1.png|jmpl|Rasa takut bisa menyebabkan stres gangguan emosional. Stres tersebut timbul karena adanya ancaman dan tekanan dan perubahan. Dampaknya akan menyebabkan respon tubuh, seperti napas dan detak jantung yang semakin cepat. Selain itu otat menjadi kaku, serta tekanan darah menjadi tinggi.<ref>{{Cite web|last=Willy|first=Tjin|date=2019|title=Stres|url=https://www.alodokter.com/stres|website=Alodokter|access-date=2022-03-07}}</ref>]]
Rasa [[takut]] bisa disebabkan oleh [[ancaman]] karena merasa diri dalam bahaya. Ancaman tersebut bisa ditimbulkan dengan ancaman fisik, psikologis, hal yang imajiner, serta emosional. Rasa takut dikategorikan sebagai emosi negatif, namun rasa takut juga berdampak positif karena bisa menjaga diri dari potensi yang menyebabkan bahaya.<ref>{{Cite web|last=Mardatila|first=Ani|date=2021|title=Mengenal Rasa Takut dan Prosesnya dalam Tubuh|url=https://www.merdeka.com/sumut/mengenal-rasa-takut-dan-prosesnya-dalam-tubuh-kln.html|website=merdeka.com|language=en|access-date=2022-03-06}}</ref> Rasa takut bisa diekspresikan dengan kondisi gugup, cemas, merasa khawatir, rasa waspada terhadap suatu hal, dan tidak merasa tenang.<ref name=":0" />
 
===== Kenikmatan =====
[[Kenikmatan]] bisa diekspresikan dengan rasa bahagia dan gembira. Selain itu, kenikmatan menunjukkan rasa senangm terpesona, hingga rasa takjub akan suatu hal.<ref name=":0" /> Kenikmatan pertama yaitu berupa nikmat sehat, yang diperoleh denga rasa kecukupan terhadap kebutuhan dasar, seperti makanan dan minum. Kenikmatan kedua yaitu kenikmatan sosial, yang bisa dipenuhi dengan rasa kebutuhan untuk hidup bersama dengan keluarga dan [[kelompok sosial]]. Kenikmatan ketiga yaitu kenikmatan [[spiritual]], yaitu pemenuhan [[Rohaniwan|rohani]] akan kebutuhan untuk menenangkan [[hati]] dan [[pikiran]].<ref>{{Cite web|last=Ruslan|first=Heri|date=2012|title=Inilah Tiga Tingkat Kenikmatan Manusia|url=https://republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/08/28/m9gmvf-inilah-tiga-tingkat-kenikmatan-manusia|website=Republika Online|language=id|access-date=2022-03-06}}</ref>
 
===== Cinta =====
[[Cinta]] merupakan salah satu jenis [[emosi]] yang timbul karena rasa intim, menyebabkan gairah, dan komitmen. Cinta juga juga merupakan emosi yang dipengaruhi oleh kedekatan, rasa tertarik, juga rasa percaya terhadap satu sama lain. Selain itu, cinta juga bisa timbul karena reaksi biologis yang timbul pada diri [[manusia]].<ref>{{Cite web|last=Murniaseh|first=Endah|date=2021|title=Apa Itu Cinta dan Mengapa Perasaan Cinta Harus Diungkapkan?|url=https://tirto.id/apa-itu-cinta-dan-mengapa-perasaan-cinta-harus-diungkapkan-f9Qv|website=tirto.id|language=id|access-date=2022-03-06}}</ref> Rasa cinta bisa diekspresikan dengan bentuk persahabatan, rasa percaya, rasa hormat terhadap seseorang, hingga rasa kasih sayang antar manusia.<ref name=":0" />
 
===== Terkejut =====
 
[[Keterkejutan|Terkejut]] merupakan salah satu emosi yang bisa terjadi dalam waktu yang singkat. Rasa terkejut bisa muncul karena menemukan sesuatu hal yang baru.<ref>{{Cite web|last=Nanda|first=Salsabila|date=2021|title=Mengenal 6 Emosi Dasar Manusia Beserta Fungsi dan Cara Kerjanya|url=https://www.brainacademy.id/blog/jenis-jenis-emosi-dasar-manusia|website=www.brainacademy.id|language=id|access-date=2022-03-06}}</ref> Emosi terkejut bisa diekspresikan dengan rasa takjub, kejutan, muak, terpanam hingga rasa [[mual]] ingin [[muntah]].<ref name=":0" />
 
===== Malu =====
 
[[Malu]] merupakan rasa yang tidak nyaman yang muncul karena kondisi [[Sosialisme|sosial]] dalam menghadapi orang baru, yang terjadi karena kondisi [[interaksi]] [[Sosialisme|sosial]] yang buruk. Rasa malu merupakan hal yang normal, karena dapat terjadi dalam beberapa kondisi saja. Rasa malu bisa berdampak negatif apabila disertai dengan rasa sepi, cemas, hingga frustasi.<ref>{{Cite journal|last=Afandi|first=Nur Aziz|last2=Adhani|first2=Dwi Nurhayati|last3=Hasiana|first3=Isabella|date=2014|title=Perasaan Malu (Shyness) pada Mahasiswa Baru di Program Studi Psikologi Universitas Trunojoyo Madura|url=https://journal.trunojoyo.ac.id/personifikasi/article/view/6570/4138|journal=Personifikasi: Jurnal Ilmu Psikologi|language=en-US|volume=5|issue=1|pages=44-45|doi=10.21107/personifikasi.v5i1.6570|issn=2721-0626}}</ref> Rasa malu bisa diekspresikan dengan rasa bersalah, rasa hancur, kesal, hingga timbul karena adanya aib.<ref name=":0" />
Baris 42:
== Aspek ==
 
===== Salovey dan Mayer =====
Salovey dan Mayer mengungkapkan aspek-aspek yang ada di dalam kecerdasan emosional yaitu mampu merasakan empati, berani mengungkapkan dan memahami perasaan, bisa mengendalikan amarah, mampu beradaptasi, mandiri, setia terhadap pertemanan, ramah, dan hormat kepada yang lain.<ref name=":1">{{Cite web|last=Nasril|last2=Ulfatmi|date=2018|title=MELACAK KONSEP DASAR KECERDASAN EMOSIONAL|url=https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/alirsyad/article/view/120/83|website=E-Journal UIN IB|page=18-19}}</ref>
 
===== Goleman =====
Menurut Goleman, seseorang yang memiliki kecerdasan emosi memiliki aspek untuk memotivasi diri sendiri, apabila frustasi lebih siap untuk bertahan, bisa menghadapi sesuatu yang sulit dan tetap percaya diri, serta memiliki empati yang tinggi.<ref name=":1" />
 
===== W.T Grant Consortium =====
Menurut W.T Grant Consortium kecerdasan emosional bisa dilihat dari cara mengungkapkan perasaan dan bisa mengidentifikasi perasaan tersebut. Perasaan tersebut selain bisa diungkapkan, juga bisa dikelola juga dikendalika, serta bisa membedakan dan menyeimbangkan antara perasaan dan tindakan.<ref name=":1" />
 
== Memaksimalkan Kecerdasan Emosional ==
 
===== Mengenali emosi diri =====
Mengenali emosi diri sendiri merupakan salah satu faktor untuk memaksimalkan kecerdasan emosi. Mengenali emosi adalah kemampuan dasar untuk mengetahui perasaan apa yang akan dan sedang terjadi. Kemampuan emosi diri adalah kemampuan dasar untuk menyadari akan emosinya sendiri. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah terhadap keadaan suasana hati dan pikiran. Apabila tidak bisa mengetahui perasaan dan emosi sendiri akan terbawa akan emosi yang bisa menguasai diri.<ref>{{Cite web|last=Hajeriati|date=2014|title=Hubungan antara Kemampuan Mengenali Emosi Diri dan Kemampuan Mengelola Emosi dengan Perilaku Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah danKeguruan UIN Alauddin Makassar|url=https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/PendidikanFisika/article/view/3023/2872|website=Journal UIN Alauddin|page=11}}</ref>
 
===== Mengelola emosi =====
 
Mengelola emosi merupakan manajeman untuk mengendalikan emosi. Dengan mengelola emosi diharapkan mampu untuk memahami, menerima, serta memberikan kontrol ketika mengekspresikan emosi.<ref>{{Cite web|last=Adelia|first=Audra Levana|date=2021|title=Manajemen Emosi: Cara Mengendalikan Emosi dalam Diri|url=https://satupersen.net/blog/manajemen-emosi-cara-mengendalikan-emosi|website=Satu Persen|access-date=2022-03-06}}</ref> Emosi harus diekspresikan sesuai tujuan yang jelas, agar tercipta hubungan yang harmonis secara interpersonal. Selain mengelola emosi diri sendiri, juga belajar untuk memahami emosi yang ada pada diri orang lain.<ref>{{Cite web|last=kurniadi|date=2020-12-11|title=Manajemen Emosi|url=https://untan.ac.id/manajemen-emosi/|website=Universitas Tanjungpura|language=en-US|access-date=2022-03-06}}</ref>
 
===== Empati =====
[[Berkas:Signs of NPD.png|jmpl|254x254px|Narsistik bisa timbul karena kurang empati terhadap keadaan orang lain. Narsistik adalah keadaan mental seseorang yang selalu merasa ingin mementingkan diri sendiri. Kepribadian narsistik bisa dihubungkan dengan keadaan lingkungan, bisa juga disebabkan karena kondisi keluarga yang selalu memuji atau mengkritik sesuatu dengan cara berlebihan.<ref>{{Cite web|last=Marella|first=Vania Dinda|date=2021|title=Apa Itu Gangguan Kepribadian Narsistik? Pahami Pengertian Gejala dan Penyebabnya|url=https://www.liputan6.com/health/read/4708326/apa-itu-gangguan-kepribadian-narsistik-pahami-pengertian-gejala-dan-penyebabnya|website=liputan6.com|language=id|access-date=2022-03-07}}</ref>]]
Empati merupakan salah satu bentuk kecerdasan emosional. Empati merupakan suatu sikap untuk mendalami perasaan orang lain, meskipun tidak mengalami secara langsung apa yang dirasakan orang tersebut.<ref>{{Cite journal|last=Silfiasari|first=Silfiasari|date=2017|title=EMPATI DAN PEMAAFAN DALAM HUBUNGAN PERTEMANAN SISWA REGULAR KEPADA SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH INKLUSIF|url=https://ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/view/3886/4339|journal=Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan|language=en|volume=5|issue=1|pages=129|doi=10.22219/jipt.v5i1.3886|issn=2540-8291}}</ref> Ciri dari pengaplikasian sikap empati mampu memahami diri sendiri, sebelum kita memahami diri orang lain. Selain itu, orang yang memiliki rasa empati yang tinggi bisa memahami bahasa isyarat.<ref>{{Cite journal|last=Pamungkas|first=Igo Masaid|last2=Muslikah|first2=Muslikah|date=2019-12-31|title=HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN EMPATI DENGAN ALTRUISME PADA SISWA KELAS XI MIPA SMA N 3 DEMAK|url=https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/cobaBK/article/view/5093/3684|journal=JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling|language=id|volume=5|issue=2|pages=163|doi=10.22373/je.v5i2.5093|issn=2460-5794}}</ref>
 
===== Menjalin hubungan =====
Kecerdasan emosional untum membangun hubungan dengan orang lain merupakan seni untuk menunjang popularitas, dan melatih untuk meminpin diri. Hal tersebut ditunjang oleh kemampuan komunikasi untuk menjalin hubungan dengan orang lain, hingga bisa bekerjasama dalam suatu tim.<ref>{{Cite web|last=Husni|first=Desma|date=2012|title=HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA PADA SISWA AKSELERASI SMA NEGERI 8 PEKANBARU|url=https://repository.uin-suska.ac.id/3913/1/2013_201301PSI.pdf|website=Repositori Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim|page=18}}</ref>
 
===== Komunikasi =====
Dengan berkomunikasi belajar untuk menyelesaikan masalah agar tidak timbul salah paham, juga berlatih membaca situasi sekitar agar lebih peka.<ref>{{Cite web|last=Sholichah|first=Fitria Nur|date=2015|title=Pengaruh EQ (Emotional Quotient) dan SQ (Spiritual Quotient) terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Plus Al-Kautsar Blimbing-Malang|url=http://etheses.uin-malang.ac.id/8518/1/13770037.pdf|website=Etheses UIN Malang|page=31}}</ref>
 
== Dampak ==
 
===== Tinggi =====
Dampak kecerdasan emosional yang terlalu tinggi, pertama sulit memberi dan menerima kritik yang negatif. Hal ini dikarenakan orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi memiliki empati yang tinggi pula. Oleh karena itu, ketika akan memberikan kritik yang tajam, mereka selalu memikirkan dampak terhadap orang lain, hingga enggan memberikan kritik. Begitu pun saat menerima kritik negatif, orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi tidak akan merasa sedang dikritik. Dampak kedua, orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi memiliki tingkat kreativitas yang rendah. Hal ini dikarenakan, mereka cenderung menyukai kerja secara kelompok dan tidak ingin menonjolkan diri. Dampak ketiga yaitu, selalu menghidari risiko. Hal ini dikarenakan orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi mereka memiliki kendali diri yang kuat, dan selalu menimbang dengan cermat atas apa yang mereka lakukan.<ref>{{Cite web|last=Efendi|first=Ahmad|date=2020|title=Dampak Negatif Kecerdasan Emosional yang Terlalu Tinggi|url=https://tirto.id/dampak-negatif-kecerdasan-emosional-yang-terlalu-tinggi-fZb3|website=tirto.id|language=id|access-date=2022-03-07}}</ref>
 
===== Rendah =====
Dampak negatif dari rendahnya kecerdasan emosional bisa mempengaruhi kesehatan fisik. Hal ini dikarenakan ujung dari gangguan emosional salah satunya stres. Dampaknya bisa menjadi penyakit kurangnya imun, jantung, hingga tekanan darah tinggi. Selain kesehatan fisik, juga mempengaruhi kesehatan mental. Misalnya bisa membuat depresi, hingga susah bersosialisasi dengan orang lain.<ref>{{Cite web|last=Hary W|first=Yoseph|date=2019|title=Dampak EQ Lemah, Rendahnya Kecerdasan Emosional Bisa Bikin Beberapa Hal Ini Berantakan|url=https://jogja.tribunnews.com/2019/07/04/dampak-eq-lemah-rendahnya-kecerdasan-emosional-bisa-bikin-beberapa-hal-ini-berantakan|website=Tribunjogja.com|language=id-ID|access-date=2022-03-07}}</ref>
 
== Kritik ==
 
===== Korelasi dengan kepribadian =====
Beberapa peneliti pernah mengangkat korelasi antara pengukuran kecerdasan emosional dengan dimensi kepribadian yang sesungguhnya. Umumnya, pengukuran kecerdasan emosional dan aspek-aspek kepribadian dianggap sebagai satu hal yang sama karena keduanya memiliki tujuan untuk mengukur sifat dari suatu kepribadian.<ref>{{Cite journal|last=Flora Kokkinaki|first=Ria Pita, Flora Kokkinaki|date=2007|title=The location of trait emotional intelligence in personality factor space|url=http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.476.8331&rep=rep1&type=pdf|journal=British Journal of Psychology|volume=98|pages=273-289|doi=10.1348/000712606x120618}}</ref> Secara spesifik, pengukuran kecerdasan emosional seringkali menonjolkan aspek neurotisisme dan ekstraversi dari [[Kepribadian Big Five|kepribadian ''Big Five'']]. Khususnya pada neurotisisme, ia dikatakan berhubungan dengan emosi negatif dan kecemasan. Secara konsisten, individu yang mencapai skor tinggi pada pengukuran neurotisisme cenderung memiliki skor rendah pada pengukuran kecerdasan emosional.