Kepulauan Spratly: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 119:
==b==
Pada Mei 2011, kapal patroli Tiongkok menyerang dua kapal eksplorasi minyak Vietnam di dekat Kepulauan Spratly. Juga pada Mei 2011, kapal angkatan laut Tiongkok menembaki kapal penangkap ikan Vietnam yang beroperasi di East London Reef (Da Dong). Tiga kapal militer Tiongkok itu bernomor 989, 27 dan 28, dan mereka muncul bersama sekelompok kecil kapal penangkap ikan Tiongkok. Kapal penangkap ikan Vietnam lainnya ditembak di dekat Fiery Cross Reef (Chu Thap). Komandan Penjaga Perbatasan di Provinsi Phú Yên, Vietnam, melaporkan bahwa total empat kapal Vietnam ditembaki oleh kapal angkatan laut Tiongkok. Insiden yang melibatkan pasukan Tiongkok ini memicu protes massal di Vietnam, khususnya di Hanoi dan Kota Ho Chi Minh, dan di berbagai komunitas Vietnam di Barat (seperti di California dan Paris) atas serangan terhadap warga Vietnam dan apa yang diklaim Vietnam sebagai bagian dari wilayahnya.
Pada Juni 2011, Filipina mulai secara resmi menyebut bagian Laut Tiongkok Selatan sebagai "Laut Filipina Barat" dan Tepian Reed sebagai "Bank Recto".
Pada Juli 2012, Majelis Nasional Vietnam mengesahkan undang-undang yang membatasi perbatasan laut Vietnam dengan memasukkan Kepulauan Spratly dan Paracel.
Pada tahun 2010, dilaporkan bahwa mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, percaya bahwa Malaysia dapat memperoleh keuntungan dari pertumbuhan ekonomi Tiongkok melalui kerjasama, dan mengatakan bahwa Tiongkok "bukan ancaman bagi siapa pun dan tidak khawatir tentang agresi dari Tiongkok", serta menuduh Amerika Serikat memprovokasi Tiongkok dan mencoba membuat tetangga Tiongkok melawan Tiongkok. Pihak berwenang Malaysia tidak menunjukkan kekhawatiran atas Tiongkok yang melakukan latihan militer di James Shoal pada Maret 2013. Menteri Pertahanan Malaysia, Hishammuddin Hussein, menyatakan mungkin mereka akan bekerjasama dengan Tiongkok dan mengatakan bahwa Malaysia tidak memiliki masalah dengan Tiongkok berpatroli di Laut Tiongkok Selatan. Ia juga memberitahu ASEAN, Amerika, dan Jepang bahwa "Hanya karena kamu punya musuh, bukan berarti musuhmu adalah musuhku". Namun Malaysia berusaha menjaga keseimbangan hubungan dengan negara-negara yang terlibat dalam sengketa ini. Tetapi sejak Tiongkok mulai melanggar batas wilayah perairannya, Malaysia menjadi aktif dalam mengutuk Tiongkok.
== Letak geografis ==
|