Kepulauan Spratly: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 126:
* {{cite web|url=http://www.businessmirror.com.ph/index.php/en/news/world/18640-malaysia-splits-with-asean-on-china-sea-threat|title=Malaysia splits with ASEAN on China Sea threat|work=Bloomberg|publisher=Business Mirror|date=29 August 2013|access-date=14 May 2014|url-status=dead|archive-url=https://web.archive.org/web/20140517153540/http://www.businessmirror.com.ph/index.php/en/news/world/18640-malaysia-splits-with-asean-on-china-sea-threat|archive-date=17 May 2014|df=dmy-all}}</ref> Namun Malaysia berusaha menjaga keseimbangan hubungan dengan negara-negara yang terlibat dalam sengketa ini.<ref>{{cite news|url=http://www.philstar.com/headlines/2014/06/25/1338864/why-malaysia-unlike-philippines-keeps-quiet-sea-row|title=Why Malaysia, unlike Philippines, keeps quiet on sea row|author=Camille Diola|newspaper=[[The Philippine Star]]|date=25 June 2014|access-date=25 June 2014|archive-url=https://web.archive.org/web/20140627165932/http://www.philstar.com/headlines/2014/06/25/1338864/why-malaysia-unlike-philippines-keeps-quiet-sea-row|archive-date=27 June 2014|url-status=live}}</ref> Tetapi sejak Tiongkok mulai melanggar batas wilayah perairannya,<ref>{{cite news|url=http://www.theborneopost.com/2015/09/27/presence-of-china-coast-guard-ship-at-luconia-shoals-spooks-local-fishermen/|title=Presence of China Coast Guard ship at Luconia Shoals spooks local fishermen|newspaper=[[The Borneo Post]]|date=27 September 2015|access-date=28 September 2015|archive-url=https://web.archive.org/web/20150929005731/http://www.theborneopost.com/2015/09/27/presence-of-china-coast-guard-ship-at-luconia-shoals-spooks-local-fishermen/|archive-date=29 September 2015|url-status=live}}</ref> Malaysia menjadi aktif dalam mengutuk Tiongkok.<ref>{{cite web|url=http://www.therakyatpost.com/news/2015/08/15/malaysia-lodges-diplomatic-protest-against-intrusion-at-beting-patinggi-ali/|title=Malaysia lodges diplomatic protest against intrusion at Beting Patinggi Ali|work=[[Bernama]]|publisher=The Rakyat Post|date=15 August 2015|access-date=16 August 2015|archive-url=https://web.archive.org/web/20150929024442/http://www.therakyatpost.com/news/2015/08/15/malaysia-lodges-diplomatic-protest-against-intrusion-at-beting-patinggi-ali/|archive-date=29 September 2015|url-status=dead}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.channelnewsasia.com/news/asiapacific/malaysia-slams-china-s/2200744.html|title=Malaysia slams China's 'provocation' in South China Sea|author1=Ben Blanchard|author2=Richard Pullin|agency=Reuters|publisher=[[Channel News Asia]]|date=18 October 2015|access-date=20 October 2015|url-status=dead|archive-url=https://web.archive.org/web/20151019120244/http://www.channelnewsasia.com/news/asiapacific/malaysia-slams-china-s/2200744.html|archive-date=19 October 2015|df=dmy-all}}</ref>
Editorial situs berita Taiwan Want Tiongkok Times menuduh Amerika berada di balik ledakan Mei 2014 di Laut Tiongkok Selatan, mengatakan bahwa Vietnam menabrak kapal Tiongkok pada 2 Mei di atas platform pengeboran anjungan minyak dan Filipina menahan 11 nelayan Tiongkok terjadi karena kunjungan Obama ke wilayah tersebut dan bahwa mereka dihasut oleh Amerika "di belakang layar". Want Tiongkok Times mengklaim Amerika memerintahkan Vietnam pada 7 Mei untuk mengeluh tentang platform pengeboran, dan mencatat bahwa latihan militer gabungan sedang terjadi saat ini antara Filipina dan Amerika, dan juga mencatat bahwa surat kabar American New York Times mendukung Vietnam.<ref>[http://www.wantchinatimes.com/news-subclass-cnt.aspx?cid=1701&MainCatID=17&id=20140513000104 Editorial] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140517152216/http://www.wantchinatimes.com/news-subclass-cnt.aspx?cid=1701&MainCatID=17&id=20140513000104 |date=17 May 2014 }}, 13 May 2014, ''Want China Times''</ref>▼
▲Editorial situs berita Taiwan Want Tiongkok Times menuduh Amerika berada di balik ledakan Mei 2014 di Laut Tiongkok Selatan, mengatakan bahwa Vietnam menabrak kapal Tiongkok pada 2 Mei di atas platform pengeboran anjungan minyak dan Filipina menahan 11 nelayan Tiongkok terjadi karena kunjungan Obama ke wilayah tersebut dan bahwa mereka dihasut oleh Amerika "di belakang layar". Want Tiongkok Times mengklaim Amerika memerintahkan Vietnam pada 7 Mei untuk mengeluh tentang platform pengeboran, dan mencatat bahwa latihan militer gabungan sedang terjadi saat ini antara Filipina dan Amerika, dan juga mencatat bahwa surat kabar American New York Times mendukung Vietnam.
Dalam serangkaian berita pada 16 April 2015, terungkap, melalui foto-foto yang diambil oleh Airbus, bahwa Tiongkok telah membangun landasan terbang di Fiery Cross Reef, salah satu pulau selatan. Landasan pacu sepanjang 10.000 kaki (3.048 m) mencakup sebagian besar pulau, dan dipandang sebagai kemungkinan ancaman strategis bagi negara-negara lain yang mengklaim pulau-pulau tersebut, seperti Vietnam dan Filipina.
Baris 133 ⟶ 132:
Champa secara historis memiliki pengaruh besar di Laut Tiongkok Selatan. Vietnam mengalahkan kekuasaan Champa dalam invasi Champa pada tahun 1471, dan akhirnya menaklukkan sisa-sisa terakhir orang Cham dalam invasi pada tahun 1832. Seorang Cham bernama Katip Suma yang mengenyam pendidikan Islam di Kelantan menyatakan Jihad melawan Vietnam, dan berperang berlanjut sampai Vietnam menghancurkan sisa-sisa perlawanan pada tahun 1835. Organisasi Cham Front de Libération du Champa adalah bagian dari Front Persatuan untuk Pembebasan Ras Tertindas, yang mengobarkan perang melawan Vietnam untuk kemerdekaan dalam Perang Vietnam bersama dengan Montagnard dan minoritas Khmer Krom. Pemberontak FULRO terakhir yang tersisa menyerah kepada PBB pada tahun 1992.
Pemerintah Vietnam khawatir bahwa bukti pengaruh Champa atas wilayah sengketa di Laut Tiongkok Selatan akan membawa perhatian pada pelanggaran hak asasi manusia dan pembunuhan etnis minoritas di Vietnam seperti pada pemberontakan 2001 dan 2004, dan menyebabkan isu otonomi Cham menjadi dibawa ke dalam perselisihan, karena Vietnam menaklukkan orang-orang Cham Hindu dan Muslim dalam perang pada tahun 1832.<ref name="Bray">{{cite journal |last= Bray |first= Adam |date= 16 June 2014 |title= The Cham: Descendants of Ancient Rulers of South China Sea Watch Maritime Dispute From Sidelines |url= http://news.nationalgeographic.com/news/2014/06/140616-south-china-sea-vietnam-china-cambodia-champa/ |archive-url= https://web.archive.org/web/20140924055038/http://news.nationalgeographic.com/news/2014/06/140616-south-china-sea-vietnam-china-cambodia-champa/ |archive-date= 24 September 2014 |journal= National Geographic News |access-date= 3 September 2014 |url-status= live }}</ref>
Sarjana Jepang Taoka Shunji mengatakan dalam sebuah jurnal bahwa asumsi di antara banyak orang Jepang tentang wilayah Filipina sedang diserang oleh Tiongkok, tidak benar. Dia menunjukkan bahwa pulau-pulau Spratly bukan bagian dari Filipina, ketika AS mengakuisisi Filipina dari Spanyol dalam Perjanjian Paris pada tahun 1898, dan ketika Taiwan yang dikuasai Jepang sendiri telah mencaplok pulau-pulau Spratly pada tahun 1938, yang dikuasai AS. Filipina tidak menentang langkah tersebut dan tidak pernah menegaskan bahwa itu adalah wilayah mereka. Ia juga menunjukkan bahwa negara lain tidak perlu melakukan reklamasi tanah secara penuh karena mereka sudah menguasai pulau-pulau, dan alasan Tiongkok melakukan reklamasi lahan secara ekstensif adalah karena mereka membutuhkannya untuk membangun lapangan terbang sebab Tiongkok hanya menguasai wilayah berupa terumbu karang.<ref>{{cite journal |last=Taoka |first=Shunji |others=Translated by Rumi Sakamoto |date=21 September 2015 |title='China Threat Theory' Drives Japanese War Legislation |url=http://www.japanfocus.org/-Taoka-Shunji/4380/article.html |journal=The Asia-Pacific Journal: Japan Focus |volume=13 |issue=38–5 |access-date=26 September 2015 |archive-url=https://web.archive.org/web/20151016034439/http://www.japanfocus.org/-Taoka-Shunji/4380/article.html |archive-date=16 October 2015 |url-status=live}}</ref>
"Moro" sebagai "rakyat", digunakan untuk menggambarkan Muslim Filipina dan tanah air mereka. Nenek moyang orang moro adalah pemilik Kepulauan Spratly sebelum kedatangan penjajah Spanyol pada abad ke-16, menurut Sultan Sulu di Filipina selatan yang dilaporkan dalam sebuah surat kabar lokal. "Tiongkok tidak memiliki hak atas Kepulauan Spratly yang disebut Laut Tiongkok Selatan karena itu adalah bagian dari wilayah leluhur kami," kata Majaraj Julmuner Jannaral, petugas informasi Kesultanan, kepada Philippine Star. Kepulauan Spratly adalah bagian dari Laut Sulu (daerah bagian dalam di sekitar pulau-pulau di Filipina selatan, yang merupakan bagian dari Laut Filipina Barat (sebutan bagian dari Laut Tiongkok Selatan yang diklaim Filipina sebagai bagian dari ZEE-nya). Jannaral menyimpulkan "Eksplorasi wilayah laut dan perairan di sekitar Kepulauan Spratly, Palawan di Filipina barat daya dan Filipina selatan, adalah milik penduduk di wilayah itu". Kesultanan Sulu mengklaim hak kepemilikan bersejarah atas wilayah Kepulauan Spratly sejak sebelum era penjajahan Spanyol.
Berbagai insiden kapal penangkap ikan yang diganggu oleh kapal perang Tiongkok telah terjadi,<ref name="Archived copy">{{Cite news|last1=Chaudhury|first1=Dipanjan Roy|title=Chinese aggression in South China Sea & East China Sea face strong pushback|newspaper=The Economic Times|url=https://economictimes.indiatimes.com/news/defence/chinese-aggression-in-south-china-sea-east-china-sea-face-strong-pushback/articleshow/75344181.cms|url-status=live|access-date=6 May 2020|archive-url=https://web.archive.org/web/20200517092736/https://economictimes.indiatimes.com/news/defence/chinese-aggression-in-south-china-sea-east-china-sea-face-strong-pushback/articleshow/75344181.cms|archive-date=17 May 2020}}</ref><ref>{{Cite web |url=https://www.aljazeera.com/news/2020/04/philippines-backs-vietnam-china-sinks-fishing-boat-200409022328432.html |title=Philippines backs Vietnam after China sinks fishing boat |access-date=6 May 2020 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200423010710/https://www.aljazeera.com/news/2020/04/philippines-backs-vietnam-china-sinks-fishing-boat-200409022328432.html |archive-date=23 April 2020 |url-status=live }}</ref><ref>{{Cite web |url=https://asia.nikkei.com/Politics/International-relations/Vietnam-protests-China-s-new-South-China-Sea-districts |title=Vietnam protests China's new South China Sea districts |access-date=6 May 2020 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200422220653/https://asia.nikkei.com/Politics/International-relations/Vietnam-protests-China-s-new-South-China-Sea-districts |archive-date=22 April 2020 |url-status=live }}</ref> setidaknya 2 kapal ditabrak atau tenggelam. Salah satunya adalah kapal Vietnam yang diserang oleh kapal penjaga pantai Tiongkok, dan yang lainnya adalah kapal Filipina yang ditabrak dan ditenggelamkan oleh kapal nelayan Tiongkok yang membiarkan para nelayan Filipina hanyut di laut tanpa memberikan bantuan. Para nelayan yang terdampar kemudian diselamatkan oleh kapal Vietnam.<ref>{{Cite news |url=https://www.nytimes.com/2019/06/13/world/asia/south-china-sea-philippines.html |title=Sinking of Philippine Boat Puts South China Sea Back at Issue |newspaper=The New York Times |date=13 June 2019 |access-date=6 May 2020 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200422141850/https://www.nytimes.com/2019/06/13/world/asia/south-china-sea-philippines.html |archive-date=22 April 2020 |url-status=live |last1=Gutierrez |first1=Jason |last2=Beech |first2=Hannah }}</ref><ref>{{Cite web |url=https://news.abs-cbn.com/news/06/15/19/how-the-vietnamese-rescued-pinoy-fishermen-rammed-by-chinese-vessel |title=How the Vietnamese rescued Pinoy fishermen rammed by Chinese vessel |date=14 June 2019 |access-date=6 May 2020 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200414012449/https://news.abs-cbn.com/news/06/15/19/how-the-vietnamese-rescued-pinoy-fishermen-rammed-by-chinese-vessel |archive-date=14 April 2020 |url-status=live }}</ref>
Pada tahun 2017, Amerika Serikat meskipun tidak menjadi penuntut dalam sengketa Spratly, dilaporkan menggunakan operasi kebebasan navigasi (FONOPs) untuk menantang apa yang dianggapnya sebagai klaim maritim yang berlebihan dan ilegal dari beberapa negara Asia-Pasifik termasuk Kamboja, Tiongkok, India, Indonesia , Malaysia, Maladewa, Filipina, Sri Lanka, Taiwan, dan Vietnam.<ref>{{Cite web|last=Panda|first=Ankit|title=In 2017, US Freedom of Navigation Operations Targeted 10 Asian Countries — Not Just China|url=https://thediplomat.com/2018/01/in-2017-us-freedom-of-navigation-operations-targeted-10-asian-countries-not-just-china/|access-date=2021-12-08|website=thediplomat.com|language=en-US}}</ref>
Pada tahun 2022, Vietnam menuntut agar Taiwan berhenti melakukan latihan tembakan langsung di Kepulauan Spratly.<ref>{{cite web |last1=Vu |first1=Minh |title=Vietnam demands Taiwan cancel military drills in Spratlys |url=https://hanoitimes.vn/vietnam-demands-taiwan-cancel-military-drills-in-spratlys-320214.html |website=hanoitimes.vn |access-date=22 March 2022 |language=en |date=12 March 2022|quote='The fact that Taiwan continues to hold live-fire drills in the waters around Ba Binh in Vietnam’s Truong Sa Islands is a serious violation of Vietnam’s sovereignty over these islands, threatening peace, maritime stability, safety and security, causing tension, and complicating the situation in the East Sea (referring to the South China Sea),' Spokesperson Le Thi Thu Hang said Friday}}</ref>
== Letak geografis ==
|