Togog: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andri.h (bicara | kontrib)
+templat
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
== Riwayat ==
{{spoiler}}
Pada jamanzaman ''kadewatan'' diceritakan [[Sanghyang Wenang]] mengadakan sayembara untuk memilih penguasa kahyangan dari ketiga cucunya yaitu ''Bathara Antaga'' (togog), ''Bathara Ismaya'' ([[semar]]) dan ''Bathara Manikmaya'' (''[[Bathara Guru]]''), untuk itu sayembara didakan dengan cara barang siapa saja dari ketiga cucunya tersebut dapat menelan bulat2 dan memuntahkan kembali gunung jamurdipa maka dialah yang akan terpilih menjadi penguasa kahyangan. pada giliran pertama bathara antaga (togog) mencoba untuk melakukannya,namun yang terjadi malah mulutnya robek dan jadi ''dower'' seperti yang bisa kita lihat pada karakter togog sekarang, giliran berikutnya adalah bathara ismaya (semar) yang melakukannya, gunung jamurdipa dapat ditelan bulat-bulat tetapi tidak dapat dikeluarkan lagi, dan jadilah [[semar]] berperut buncit karena ada gunung didalamnya seperti dapat kita lihat pada karakter semar dalam [[wayang kulit]]. Karena sarana sayembara sudah musnah ditelan semar maka yang berhak memenangkan sayembara dan diangkat menjadi penguasa ''kadewatan'' adalah Sang Hyang Manikmaya atau Bathara Guru, cucu bungsu dari Sang Hyang Wenang.
 
Adapun Bathara Antaga (togog) dan Bathara Ismaya (semar) akhirnya diutus turun ke ''marcapada'' (dunia manusia) untuk menjadi penasihat, dan pamong pembisik makna sejati kehidupan dan kebajikan pada manusia, yang pada akhirnya semar dipilih sebagai pamong untuk para ksatria berwatak baik ([[pandawa]])dan togog diutus sebagai pamong untuk para ksatria dengan watak buruk.