GTV (Indonesia): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k WPCleaner v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Karakter kontrol Unicode - Pranala sama dengan teksnya)
Dani1603 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 116:
}}
| former_callsigns = Global TV (2001-2017)
| former_channel_numbers = 51 UHF (analog)<br>44 UHF (digital)<br>24 UHF (digital)<ref>[http://settopboxtv-digital.blogspot.com/p/blog-page.html Daftar Frekuensi dan Lokasi pemancar Siaran Tv digital]</ref>
| former_affiliations = [[MTV Indonesia|MTV]] (2002-2012)
| effective_radiated_power = 120 kW (analog)<ref>[https://www.asiawaves.net/indonesia-tv.htm National Television Networks in Indonesia]</ref>
Baris 130:
== Sejarah ==
===Awal berdiri dan bersiaran===
GTV didirikan pada [[22 Maret]] [[1999]],<ref>[https://123dok.com/document/qv9proly-penelitian-sejarah-perusahaan-global-maret-tanggal-maret-mendapat.html BAB 3 OBYEK PENELITIAN Sejarah Perusahaan PT. Global TV. Maret 1999 dengan akta No. 14 tanggal 22 Maret 1999 dan mendapat Ijin]</ref> mulanya bernama '''Global IIFTIHAR Broadcasting''' atau '''Global Information Broadcasting'''<ref>[https://books.google.co.id/books?id=ZOTaAAAAMAAJ&q=Global+IIFTIHAR+Broadcasting+(GIB&dq=Global+IIFTIHAR+Broadcasting+(GIB&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjLmoez6sf5AhXR43MBHXb_DZIQ6AF6BAgDEAI ICMI bergerak: lintasan 10 tahun Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia]</ref> (disingkat '''GIB'''). Stasiun televisi ini awalnya merupakan proyek dari [[Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia]] (ICMI) dan ''[[The International Islamic Forum for Science, Technology and Human Resources Development]]'' (IIFTIHAR), yang sejak 1994 sudah merencanakan untuk mendirikan sebuah stasiun televisi berbasis Islam internasional.<ref name="Buku2">[https://books.google.co.id/books?id=r6nXDwAAQBAJ&pg=PA39&dq=DVN+TV&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjQzbzP0LLuAhVC7XMBHbf_C-QQ6AEwAXoECAYQAg#v=onepage&q=global&f=false Membuka Kejadian Menonjol Media Massa Indonesia Sejak Era Reformasi Sampai 2000]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=PrluAAAAMAAJ&q=globaltv+IIFTIHAR&dq=globaltv+IIFTIHAR&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjlxarNpYnvAhXS4HMBHRbLAUoQ6AEwA3oECAIQAg Suara muhammadiyah, Volume 89,Masalah 17-24]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=etzXAAAAMAAJ&dq=indonesian+name+called+global+informasi&focus=searchwithinvolume&q=called Laporan pertanggungjawaban Majelis Pengurus Pusat, Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia, periode 1995-2000, Volume 2]</ref> Izin siaran nasionalnya diraih setelah melalui seleksi pendirian televisi yang diumumkan Departemen Penerangan pada 12 Oktober 1999 (bersama [[Trans7|DVN TV]], [[MetroTV|MTI TV]], [[Trans TV]] dan [[tvOne|PRTV]]), bernomor 801/MP/PM/1999 pada 25 Oktober [[1999]]<ref>[https://forum.detik.com/showpost.php?p=34930280&postcount=4300 LIMA TEVE SWASTA BARU, BEREBUT IKLAN DAN KAVLING DI UDARA]</ref><ref>[https://news.detik.com/berita/d-551225/global-tv-izin-tetap-milik-gib-isi-siaran-tidak-melanggar Global TV: Izin Tetap Milik GIB, Isi Siaran Tidak Melanggar]</ref> menggunakan nama baru: '''Global TV''' dan berada di bawah PT Titian Paraputra Sejahtera. Saat itu, Global TV dikonsepkan sebagai televisi berbasis syiar Islam, pendidikan, teknologi dan pengembangan sumber daya manusia, dengan acaranya berfokus pada [[acara berita|berita]] ditambah hiburan dan olahraga.
 
Global TV awalnya disiapkan untuk memulai siarannya pada Agustus 2000 (selama 8 jam perhari di 7 kota), dengan modal sebesar [[Dolar Amerika Serikat|US$]] 80 juta dan bantuan teknis dari [[TV3]] [[Malaysia]].<ref name="Buku2"/><ref name="Buku3">[https://books.google.co.id/books?id=36W1AAAAIAAJ&q=global+tv+habibie&dq=global+tv+habibie&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjYucPp1bLuAhULb30KHdLEDkEQ6AEwA3oECAAQAg AsiaCom: Asia-Pacific TV, Cable, Satellite, and Telecommunications, Volume 5]</ref> Namun, karena terus mengalami kesulitan dalam memulai siarannya akibat kurang modal, pada tahun [[2001]], [[Global Mediacom|Bimantara Citra]] lewat anak usahanya, PT Panca Andika Mandiri (kemudian berganti nama menjadi [[Media Nusantara Citra|PT Media Nusantara Citra Tbk]]) mengakuisisi saham kepemilikan Global TV. Masuknya Bimantara ditandai dengan beberapa perubahan, seperti kehadiran orang-orang [[RCTI]] dalam manajemen Global TV contohnya Nenny Soemawinata.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=-xVXAAAAMAAJ&q=GlobalTV+soemawinata&dq=GlobalTV+soemawinata&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiA_7KGr6L0AhWls1YBHSX7DYAQ6AF6BAgDEAI Eksekutif, Masalah 263-268]</ref> Saat itu, operasional siarannya berada di Kawasan RCTI, Jl. Raya Perjuangan No. 1 [[Kebon Jeruk, Jakarta Barat]], sempat menempati gedung Ariobimo Sentral di [[Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan]] dari tahun 2009 hingga 2016, kemudian kembali ke Kawasan RCTI (kini menjadi MNC Studios) dan dijadikan kantor pusatnya (bersama dengan [[MNCTV]]) hingga saat ini.
 
Pada tanggal [[8 Oktober]] [[2001]], Global TV memulai siaran percobaannya dengan awalnya hanya bersiaran di Jakarta menggunakan kanal 51 [[UHF]]. Kemudian, di tanggal 7 Maret 2002, Global TV dan [[MTV Asia|MTV]] menjalin kerjasama sehingga acara [[MTV Indonesia|MTV]] akan disiarkan oleh stasiun televisi baru ini (sebelumnya, MTV disiarkan di [[ANteve]], tetapi tidak dilanjutkan karena kesulitan keuangan).<ref>[https://books.google.co.id/books?id=9am5AAAAIAAJ&q=TVGlobal+TVG&dq=TVGlobal+TVG&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj9uKPNq6L0AhXDa94KHZsuC7sQ6AF6BAgCEAI Asia Media Report: A Crisis Within]</ref> Realisasinya diwujudkan sejak Mei 2002, dimulai dari acara MTV Land, dan bersiaran selama 15 jam sehari dari pukul 09.00–24.00 WIB. Cakupan siarannya kemudian juga diperluas ke [[Bandung]], [[Semarang]], [[Yogyakarta]], [[Surabaya]] dan [[Medan]].<Ref>[https://www.bloomberg.com/press-releases/2002-03-07/mtv-asia-global-tv-to-broadcast-mtv-indonesia MTV ASIA, GLOBAL TV TO BROADCAST MTV INDONESIA]</ref> Di bulan Agustus 2002, kemudian siaran Global TV (termasuk MTV di dalamnya) mulai berlangsung selama 24 jam.<ref name=tvg>[https://nawalakarsa.id/pop-kultur/rewel-gtv-pemirsa-televisi-kelas-musik-kontra-kelas-ngihik/ Rewel-rewel Pemirsa Televisi : Kelas Musik kontra Kelas Ngihik]</ref> Akhirnya, setahun setelah mulai bersiaran uji coba, di tanggal [[8 Oktober]] [[2002]], Global TV diresmikan sebagai stasiun televisi musik untuk anak muda dengan menayangkan program MTV selama 24 jam sehari.
 
===Perkembangan 2005-2017===
Setelah 3 tahun menayangkan MTV selama 24 jam, pada tanggal [[15 Januari]] [[2005]],<ref name=tvg/> Global TV mengubah status menjadi stasiun televisi hiburan umum dan mulai menayangkan acaranya sendiri yang dimulai pada pukul 05.00–07.00 WIB dan 15.00–23.00 WIB. Persiapan Global TV untuk memproduksi program acara sendiri terjadi sejak awal 2004 dan pada 15 Oktober 2004, Global TV sepakat dengan MTV untuk mengurangi jam siaran MTV menjadi 12 jam. Perombakan program ini disebabkan, menurut hasil survei, tayangan MTV selama dua tahun terakhir mengalami penurunan, dan dirasa tidak memberikan keuntungan yang signifikan baik bagi pendapatan maupun citra Global TV.<ref name=tvg/>
 
Global TV kemudian hanya menyiarkan program MTV pada pukul 09.00–14.00 WIB dan 01.00–05.00 WIB saja.<ref name=tvg/> Program andalan MTV yang ditayangkan Global TV pada saat itu seperti MTV Ampuh dan MTV Global Room, dan sejak 2007 program MTV yang disiarkan di Global TV sudah diproduksi langsung oleh pihak MNC (bukan oleh MTV itu sendiri). Acara Global TV kemudian menjadi 8 jam untuk program sendiri, 8 jam untuk MTV dan 8 jam untuk Nickelodeon.<ref>[https://web.archive.org/web/20100722133439/http://www.globaltv.co.id/about About - Sekilas GlobalTV]</ref> Penayangan acara Nickelodeon berlangsung sejak Februari 2006. Pada awalnya pula, kartun dari Nickelodeon adalah kartun yang banyak di Global TV, tetapi sekarang juga menyiarkan kartun non-Nickelodeon, termasuk animasi [[Jepang]]. Pada tahun [[2011]], Global TV mulai menayangkan 100% Ampuh yang merupakan program musik varietas sejenis [[Dahsyat]] di [[RCTI]]. Sejak [[1 Januari]] [[2012]], Global TV tidak menayangkan [[MTV Indonesia|MTV]] lagi, kecuali untuk beberapa acara-acara tertentu seperti MTV EXIT. Global TV pun bertahan dengan mengandalkan program Nickelodeon dan acara yang kebanyakan ''in-house'', seperti ''[[Awas Ada Sule]]'', ''[[Abdel dan Temon]]'', ''[[Are You Smarter Than a 5th Grader?]]'' dan ''Petualangan Panji''.
 
Pada tanggal 28 Juni 2012, Global TV sempat membuat heboh karena [[Hary Tanoesoedibjo]], pemiliknya sempat menyatakan bahwa Global TV akan dijadikan sebagai stasiun televisi berita. Menurut salah satu sumber, rencana perubahan format ini sudah didesain sejak bulan Juni, yang dapat dilihat dari penambahan program berita (''[[Buletin Indonesia]]'' dan ''Kilas Global'') serta acara politik, seperti dialog ''Indonesia Bicara'' dan parodi politik ''Apa Maunya Indonesia''. Bahkan pihak MNC dirumorkan sudah mendekati [[Karni Ilyas]] untuk menjadi personel Global TV.<ref>[https://davenirvana1.wordpress.com/2012/07/28/global-tv-dijadikan-tv-berita/ Global TV Dijadikan TV Berita?]</ref> Banyak yang menduga perubahan ini tidak jauh dari upaya Hary untuk menjadikan media miliknya ini sebagai corong politiknya, terutama setelah ia bergabung dengan [[Partai NasDem]] dan terjerat kasus restitusi [[pajak]].<ref>[https://nasional.tempo.co/read/411664/kasus-pajak-terkait-restitusi-bhakti-investama/full&view=ok Kasus Pajak Terkait Restitusi Bhakti Investama]</ref><ref>[https://majalah.tempo.co/read/media/140398/banting-setir-anak-termiskin Banting Setir Anak Termiskin]</ref> Namun, pada akhirnya tampak rencana ini dibatalkan, dan Global TV tetap menjadi saluran yang fokus pada acara hiburan.
 
Setelah menghilangnya rumor akan menjadi TV berita, Global TV tampak "gamang" dalam memilih jenis programnya, dengan sempat mencoba beraneka ragam program yang umumnya berusia pendek. Seperti [[drama Korea]] (contohnya ''[[Descendants of the Sun]]'');<ref>[https://www.solopos.com/drama-korea-besok-descendants-of-the-sun-tayang-ulang-di-global-tv-836284 DRAMA KOREA : Besok, Descendants Of The Sun Tayang Ulang Di Global TV]</ref> [[telenovela]] (seperti ''[[María Mercedes (seri TV Meksiko)|Maria Mercedes]]'');<ref>[https://celebrity.okezone.com/read/2017/04/02/598/1656888/global-tv-siapkan-5-serial-telenovela-terpopuler Global TV Siapkan 5 Serial Telenovela Terpopuler]</ref> aneka [[sinetron]] baik dari produksi [[SinemArt]] (termasuk label Pop Soaps Productions), sinetron 2010-an seperti ''[[Preman Pensiun]]'', hingga sinetron 1990-an seperti ''[[Jin dan Jun]]'';<ref>[https://www.seputarbandungraya.com/2016/10/sinetron-preman-pensiun-kembali-tayang.html?m=1 Sinetron Preman Pensiun Kembali Tayang di Global TV]</ref><ref>[https://www.tabloidbintang.com/film-tv-musik/kabar/read/74891/global-tv-tayangkan-jin-dan-jun-tuyul-dan-mbak-yul-jinny-oh-jinny Global TV Tayangkan Jin dan Jun, Tuyul dan Mbak Yul, Jinny oh Jinny]</ref> dan juga [[sitkom]] seperti ''Jeany & Soun Miun'' dan ''Epen Cupen The Series'' yang tak sesukses pendahulunya, seperti ''[[Awas Ada Sule]]''. Walaupun demikian, tetap ada acara yang tetap ditayangkan Global TV secara konsekuen dan menjadi andalannya, yaitu film Barat dan kartun-kartun untuk anak-anak (seperti ''[[Naruto]]'' dan ''[[SpongeBob SquarePants]]'').<ref>[https://rinaldo92aldo.wordpress.com/2014/12/27/mnc-media-smallest-and-most-imaginated-media-group/ MNC Media, “Smallest and Most Imaginated Media Group”]</ref>
 
===Pergantian nama menjadi GTV===
Sejak diluncurkan ulang dengan nama GTV dalam acara "Amazing 15" (11 Oktober 2017), stasiunjaringan televisi ini tampak mengalami perubahan besar di bidang pemograman, dengan banyak menayangkan [[acara realitas]] (terutama ''social experiment show''), [[acara permainan]]/[[kuis]] dan kemudian ditambah [[acara varietas]].<ref>[https://industri.kontan.co.id/news/mncn-targetkan-pendapatan-tumbuh-5-10-di-tahun-ini MNCN targetkan pendapatan tumbuh 5%-10% di tahun ini]</ref> Dimulai dari [[20 November]] [[2017]] dengan penayangan ''[[Bedah Rumah]]'', ''[[Uang Kaget]]'', dan ''[[Famili 100|Family 100 Indonesia]],''<ref>[https://news.propanraya.com/news-event/bedah-rumah-yang-didukung-propan-raya-berhasil-menyabet-panasonic-gobel-award-2018 Bedah Rumah yang Didukung Propan Raya Berhasil Menyabet Panasonic Gobel Award 2018]</ref><ref>[https://medium.com/@fikrira/bicara-layar-kaca-3-uang-kaget-2017-989d21af850d Bicara Layar Kaca #3: Uang Kaget (2017)]</ref><ref>[https://www.mncupdate.com/mudahkan-masyarakat-yang-ingin-jadi-peserta-family-100-indonesia-buka-audisi-online/ Mudahkan Masyarakat yang Ingin Jadi Peserta, Family 100 Indonesia Buka Audisi Online]</ref> yang kemudian sukses memunculkan program-program sejenis lainnya seperti ''[[Pantang Ngemis]], [[Minta Tolong]], [[Komunikata|Komunikata Indonesia]],'' dan ''[[Super Deal|Super Deal Indonesia]].''<ref>[https://jateng.tribunnews.com/2018/01/28/reality-minta-tolong-kembali-hadir-di-layar-kaca Reality Minta Tolong Kembali Hadir di Layar Kaca]</ref><ref>[https://www.popmagz.com/hadiah-pantang-ngemis-gtv-dinilai-kekecilan-dibanding-uang-kaget-18970/ Hadiah Pantang Ngemis GTV Dinilai Kekecilan Dibanding Uang Kaget]</ref><ref>[https://m.facebook.com/OfficialGTVID/posts/10156428717922177?_rdr Promo Super Deal Indonesia di GTV]</ref><ref>[https://amp.adop.cc/iyaa/post/2018/03/3387/versi-baru-komunikata-tayang-di-gtv-dipandu-choky-sitohang/ Versi Baru 'KomuniKata' Tayang di GTV, Dipandu Choky Sitohang]</ref> Acara-acara tersebut awalnya cukup sukses mendongkrak pamor GTV,<ref>[https://www.popmagz.com/uang-kaget-gtv-sukses-penonton-ingin-settingan-tabrakan-hilang-18734/ Uang Kaget GTV Sukses, Penonton Ingin Settingan Tabrakan Hilang]</ref> namun kemudian perlahan berkurang dan saat ini jarang ditayangkan lagi (banyak yang berpindah kemudian ke saluran saudaranya, MNCTV).
 
Layaknya pada saat bernama Global TV, pun akhirnya stasiunjaringan televisi ini secara konsisten memfokuskan acaranya pada serial animasi karena cukup bisa mendongkrak ''rating''-nya.<ref>[https://pbs.twimg.com/media/DQ7oLptVwAEfjCM.jpg Rating GTV]</ref> Tampak bahwa strategi gonta-ganti acara pun dilakukan kembali. Hal ini dapat dilihat ketika GTV mulai menayangkan program-program bernuansa mistis yang mengambil video yang bersumber dari [[YouTube]], seperti ''[[Kisah Viral]]'' dan ''Legenda Sang Penunggu''. GTV juga mulai kembali menayangkan FTV dan sinetron sejak tahun 2021, seperti ''[[IPA & IPS]]'' yang diadaptasi dari novel [[Wattpad]] berjudul sama dan ''[[Anak Jalanan: A New Beginning]]'' yang merupakan versi daur ulang dari sinetron ''[[Anak Jalanan (sinetron)|Anak Jalanan]]'' yang pernah tayang di RCTI tahun 2015 hingga 2017.<ref>[https://www.kompas.com/hype/read/2021/10/14/091300766/sinopsis-ipa-ips-sinetron-terbaru-yang-tayang-di-gtv Sinopsis IPA & IPS, Sinetron Terbaru yang Tayang di GTV]</ref><ref>[https://www.popmagz.com/anak-jalanan-2022-gtv-anrez-ersya-gantikan-stefan-wilona-31128/ Anak Jalanan 2022 GTV: Anrez-Ersya “Gantikan” Stefan-Wilona?]</ref>
 
== Acara ==
Baris 160:
 
== Kepemilikan ==
Komposisi kepemilikan PT Global Informasi Bermutu saat pertama kali didirikan didominasi oleh tokoh-tokoh ICMI, meliputi [[Achmad Tirtosudiro]] 40%, [[Jimly Asshiddiqie]] 30%, Ahmad Husin Lubis 10% (ketiganya mewakili ICMI dan IIFTIHAR), serta [[Nasir Tamara]] dan [[Muhamad Syahrul Ralie Siregar|M.S. Ralie Siregar]] 20% (keduanya dari pihak luar/profesional).<ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=d4cNAQAAMAAJ&dq=global+tv+tamara&focus=searchwithinvolume&q=+tamara Demokrasi dan globalisasi: meretas jalan menuju kejatidirian]</ref><ref>[https://news.detik.com/berita/d-674821/digugat-rp-6-miliar-jimly-lempar-ke-zuhal-?tag_from=news_beritaTerkait Digugat Rp 6 Miliar, Jimly Lempar ke Zuhal]</ref> Beberapa waktu kemudian, saham Tirtosudiro dialihkan ke tokoh IIFTIHAR dan ICMI lainnya, [[Muhammad Zuhal]] akibat kesehatannya yang menurun.<ref>[https://insists.id/media-islam-media-online-dan-cetak/ Media dan Pekerjaan Rumah Terbesar Umat Islam]</ref> Tamara kemudian dijadikan sebagai pemimpin stasiunGlobal televisi iniTV, dan sebagai [[perusahaan induk]]nya kemudian didirikan PT Titian Paraputra Sejahtera yang juga dipimpin oleh Tamara. Kemungkinan pemilihan Tamara di sini adalah karena ia adalah seorang jurnalis senior. Struktur kepemilikan ini dianggap beberapa pihak merupakan faktor utama mengapa Global TV bisa mendapat izin siarannya pada 1999. Ini karena [[Presiden Indonesia|presiden]] saat itu, [[B. J. Habibie|Habibie]], juga merupakan eksponen ICMI. Peran Habibie adalah dengan menyetujui surat permohonan izin Global TV yang disampaikan oleh Zuhal dan memberikan "katebelece" lewat [[Mensesneg]] [[Muladi]] (B-602/M.Setneg/9/1999 pada 13 September 1999)<ref name="Buku4">[https://news.detik.com/berita/d-548975/belum-merespons-nasir-tamara-pelajari-soal-global-tv "Belum Merespons, Nasir Tamara Pelajari Soal Global TV"]</ref> untuk meloloskan Global TV sebagai pemenang seleksi yang dilakukan Deppen.<ref>[https://nasional.tempo.co/read/74819/bukan-cuma-global-tv-yang-cacat Bukan Cuma Global TV yang Cacat]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=Yr4TAQAAMAAJ&q=global+tv+habibie+tamara&dq=global+tv+habibie+tamara&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjZ-PSO1rLuAhWFjeYKHeYqD7IQ6AEwAXoECAEQAg Gatra, Volume 12,Masalah 16-19]</ref> Ini masih belum ditambah faktor lain seperti kedekatan Tamara dengan Habibie, dan isu adanya keinginan adik Habibie, [[Timmy Habibie|Timmy]] untuk untuk mendukung pendanaan Global TV.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=hFZGYmE9d1oC&pg=PA146&dq=DVN+TV&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjQzbzP0LLuAhVC7XMBHbf_C-QQ6AEwAHoECAMQAg#v=onepage&q=DVN%20TV&f=false Televisi Jakarta di atas Indonesia: Kisah Kegagalan Sistem Televisi Berjaringan di Indonesia]</ref><ref name="Buku3"/>
 
Namun, ketika izin telah didapatkan, masalahnya adalah PT Global Informasi Bermutu tidak memiliki modal yang mencukupi, apalagi pada saat itu Indonesia sedang berada dalam ekonomi yang payah. Dalam perjalanannya, PT Global Informasi Bermutu sempat berusaha untuk menarik modal dari investor Muslim, sektor ekonomi syariah dan beberapa pengusaha (seperti [[Mahaka Media]]) tetapi tidak berhasil. Ide untuk mendirikan Global TV pun makin sulit digapai ketika Zuhal yang awalnya akan memberi modal pinjaman [[Bank Pembangunan Islam|IDB]] pada stasiun televisi ini tidak memenuhi janjinya (karena dialihkan untuk membangun [[Universitas Al Azhar Indonesia]]),<ref name="Buku4"/> padahal stasiun TV swasta sudah harus memulai siarannya setahun setelah izin didapatkan. Ini masih belum ditambah lagi hutang-hutangnya di beberapa perusahaan dan [[Bank Mandiri]] yang harus dilunasi.<ref name="Buku7"/> Akibatnya, diambil jalan pintas untuk berkongsi dengan konglomerasi [[Bimantara Citra]] pada 2001. Pada saat itu, pihak Bimantara menjanjikan bahwa mereka akan menjaga niat awal Global TV yaitu untuk siaran dakwah, pendidikan, SDM dan teknologi. Beralihlah saham Global TV ke Bimantara sebanyak 70%, sedangkan sisanya (30%) masih dipegang pemilik lama lewat PT Titian Paraputra Sejahtera.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=qn7ZDwAAQBAJ&pg=PA54&dq=Titian+Paraputra+Sejahtera&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjOi57J4LLuAhXZILcAHTtoBhMQ6AEwAHoECAYQAg#v=onepage&q=Titian%20Paraputra%20Sejahtera&f=false Sebaran Kerajaan Cendana di Bisnis Pertelevisian]</ref> Transaksi dilakukan Bimantara dengan mengeluarkan biaya senilai US$ 9,53 juta lewat anak usahanya, [[Media Nusantara Citra|PT Panca Andika Mandiri]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=cbt1DwAAQBAJ&pg=PA52&dq=Titian+Globaltv&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjZj8r0lozvAhVBXn0KHc2ZC4EQ6AEwAnoECAMQAg#v=onepage&q=Titian%20Globaltv&f=false Ekonomi Politik Media Penyiaran]</ref> Walaupun sempat menimbulkan kontroversi karena dianggap telah melanggar hukum dengan menjual izin dan frekuensi siaran, tetapi baik pihak PT Titian dan Bimantara berkilah, bahwa hal itu wajar dalam bisnis dan yang dijual bukan izinnya, tapi saham perusahaannya.
 
Dikuasai oleh Bimantara membuat Global TV mampu bersiaran pada 2002. Permasalahannya adalah ketika bersiaran, justru Global TV tidak menyiarkan acara seperti yang diharapkan oleh pendiri awalnya, dengan fokus menyiarkan acara musik MTV. Menurut pemilik lama, hal ini dikarenakan kepemilikan di Bimantara sudah berubah, yaitu oleh [[Hary Tanoesoedibjo]] (HT) yang tidak memikirkan janji dan komitmen manajemen Bimantara sebelumnya. Di lain pihak, HT mengaku bahwa saat pemilik lama menjual sahamnya, izin Global TV adalah sebagai televisi umum, sehingga dibebaskan untuk menyiarkan acara apapun.<ref name="Buku7">[https://news.detik.com/berita/d-551555/nasir-tamara-akui-misi-global-tv-berubah-setelah-harry-tanoe-masuk Nasir Tamara Akui Misi Global TV Berubah Setelah Harry Tanoe Masuk]</ref><ref>[https://news.detik.com/berita/d-557428/iiftihar-sesalkan-perubahan-visi-dan-misi-siaran-global-tv IIFTIHAR Sesalkan Perubahan Visi dan Misi Siaran Global TV]</ref> Perubahan isi siaran ini sempat menimbulkan protes dan kekecewaan dari Muladi dan [[Komisi Penyiaran Indonesia|KPI]] pada Maret 2006 yang sempat meminta agar Global TV dikembalikan ke misinya semula (atau dibekukan izinnya),<ref>[https://m.liputan6.com/news/read/118488/izin-siaran-untuk-iglobal-tvi-disesalkan-muladi Izin Siaran untuk <i>Global TV</i> Disesalkan Muladi]</ref> tetapi HT tetap bergeming.<Ref>[https://news.detik.com/berita/d-552217/muladi-kirim-surat-ke-iiftihar-minta-tanggung-jawab-moral?tag_from=news_beritaTerkait Muladi Kirim Surat ke IIFTIHAR Minta Tanggung Jawab Moral]</ref><ref>[https://news.detik.com/berita/d-552280/harry-tanoe-izin-global-tv-siaran-umum-?tag_from=news_beritaTerkait Harry Tanoe: Izin Global TV Siaran Umum]</ref> Akibat perubahan isi siaran ini, pihak IIFTIHAR dan ICMI kecewa, tetapi tidak bisa berbuat banyak karena sudah tidak memegang saham mayoritas. Mereka akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari Global TV dengan menjual 30% sahamnya (dari PT Titian Paraputra Sejahtera) kepada pemilik 70% saham Global TV, PT [[Media Nusantara Citra]] (dahulu bernama PT Panca Andika Mandiri, kini merupakan induk perusahaan penyiaran milik Bimantara/HT)<ref>[https://www.mnc.co.id/file-mnccoid/files/mnccoid/Prospectus/VII%20-%20Keterangan%20Tentang%20Perseroan%20dan%20Anak%20Perusahaan.pdf PROSPEKTUS MNC 2007]</ref> senilai US$ 5 juta pada 21 Februari 2005<reF>[https://mediacom.co.id/files/contents/1573460437_1447413099_2nd%20Quarter%20Financial%20Statements%202005.pdf Lapkeu Q2 BMTR 2005]</ref> serta mundur dari berbagai jabatan penting di Global TV.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=KdvYDwAAQBAJ&pg=PA85&dq=Titian+Paraputra+Sejahtera&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjOi57J4LLuAhXZILcAHTtoBhMQ6AEwAXoECAgQAg#v=onepage&q=Titian%20Paraputra%20Sejahtera&f=false Televisi Berita di Indonesia, Model Baru Pertelevisian Nasional]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=tDZTDwAAQBAJ&pg=PA59&dq=global+tv+70%25&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwia09W94LLuAhX_6nMBHbCLCrsQ6AEwAHoECAEQAg#v=onepage&q=global%20tv%2070%25&f=false Masyarakat dan Teks Media: Membangun Nalar Kritis atas Hegemoni Media]</ref> Hasilnya, kepemilikan MNC atas Global TV mencapai 100%. Kondisi itu terus berlangsung hingga kini.