Sungai Brantas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Hidrologi: penambahan info
Baris 107:
 
==== Tahap kedua (1973 - 1984) ====
Tahap kedua bertujuan untuk menyediakan air irigasi, seiring dengan kebijakan Pemerintah untuk mencukupi kebutuhan beras nasional dengan memperluas lahan pertanian beririgasi teknis. Sejumlah bendung dan bangunan pengambilan air pun dibangun pada tahap ini. Di bagian hulu, dilakukan pembangunan [[Bendungan Wlingi]], [[BendunganBendung Gerak Lodoyo]], Saluran Irigasi LodoyoLodagung, dan [[Bendungan Sengguruh]], sementara di bagian tengah, dilakukan pembangunan [[Bendungan Widas]], [[Bendung Gerak Waruturi]], Saluran Irigasi Mrican, Terowongan Neyama 2, dan perbaikan alur Sungai Brantas di dekat [[Kota Kediri]] (tahap 1), sedangkan di bagian hilir, dilakukan perbaikan alur [[Kali Surabaya]].<ref name="jica10"/>
 
Bendungan Wlingi awalnya dirancang sebagai bagian dari upaya untuk ''"central load relieving"'' (mengurangi beban di tengah), yakni membuang pasir yang mengendap di Sungai Brantas ke [[Samudra Hindia]]. Namun pada perkembangannya, pembangunan saluran pembuang endapan ke Samudera Hindia akhirnya ditunda, dan digantikan dengan pembangunan Terowongan Neyama 2 di [[Tulungagung]] untuk difungsikan sebagai pengendali banjir.<ref name="staf">{{cite report|author=Staf Proyek Brantas|date=1 April 1972|title=Uraian Singkat Mengenai Proyek Bendungan Serbaguna Karangkates|url=https://simantu.pu.go.id/personal/img-post/autocover/2c8787c5bec961ca1a99097a36d68be8.pdf|publisher=Proyek Induk Serbaguna Kali Brantas|access-date=23 Januari 2022}}</ref> Sementara Saluran Irigasi LodoyoLodagung dibangun untuk memanfaatkan air yang terbendung oleh Bendungan Wlingi guna mengairi lahan pertanian seluas sekitar 7.400 hektar. Perbaikan alur Sungai Brantas di dekat [[Kota Kediri]] dilakukan dengan cara membangun dinding penahan dengan total panjang sekitar 10 kilometer.<ref name="jica" />
 
==== Tahap ketiga (1985 - 1997) ====