Pertempuran Jamal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ilham Syafii (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Ilham Syafii (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 80:
Ali mengumumkan pengampunan publik setelah peperangan tersebut.<ref>{{Harvtxt|Hazleton|2009|p=121}}</ref> Dia sebelumnya melarang anak buahnya untuk menyakiti umat muslim yang menjadi tawanan, pembelot, dan yang terluka dari perperangan itu. Yang tertawan dibebaskan dan harta benda mereka dikembalikan kepada mereka. sedangkan untuk pasukannya sendiri, Ali memberikan kompensasi kepada mereka sebagian dari perbendaharaan Basrah.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=175, 179, 180}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=122}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=141}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=298}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref> Pengampunan ini juga diperluas kepada para pemberontak kelas kakap seperti [[Marwan bin al-Hakam|Marwan]] dan putra-putra [[Utsman bin 'Affan|Utsman]], [[Thalhah bin Ubaidillah|Thalhah]], dan [[Zubair bin Awwam|Zubair]].<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=180, 181}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=141}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref> Menurut Madelung, Ali bertanya kepada mereka apakah dirinya bukan orang yang paling dekat dengan Muhammad dan yang paling berhak atas kepemimpinan setelah kematian Muhammad. Dia kemudian membiarkan mereka pergi setelah mereka memohon pengampunan dan berbai'at kepada Ali. Sebuah laporan yang berbeda menyatakan bahwa Marwan yang tetap membangkang tetap dilepaskan tanpa berbai'at kepada Ali.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=181}}</ref> Marwan segera bergabung dengan musuh Ali, [[Muawiyah bin Abu Sufyan|Muawiyah]], setelah pertempuran.<ref name=":13">{{Harvtxt|Madelung|1997|p=181}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=118}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=140}}</ref>
 
Ali tewas tidak lama berselang selama berlangsungnya konflik dengan [[Muawiyah bin Abu Sufyan|Muawiyah]]. Namun bukan pihak Muawiyah lah yang membunuhnya, melainkan adalah orang-orang yang awalnya menjadi pasukannya sendiri, yakni muslim-muslim yang dilabeli [[Khawarij]] karena kemudian keluar dari kalangannya, diakibatkan kebijakan Ali yang mereka anggap telah melenceng dari Islam yang lurus. Salah satu pembunuh Ali, yakni Ibnu Muljam diketahui membunuh Ali demi dapatingin menikahi perempuan yang meminta kepadanya agar membalaskan dendam orang tua perempuan tersebut yang dibunuh pasukan Ali ketika [[Pertempuran Nahrawan]], meski sebelum mendengar permintaan tersebut, Ibnu Muljam telah punya niatan ingin membunuh Ali. Perempuan itu pun menyuruh orang dari sukunya, yang bernama Waddan untuk membantu Ibnu Muljam dalam membunuh Ali.<ref name=":2" />
 
Ketika mendengar kabar terbunuhnya Ali, Aisyah dilaporkan melemparkan tongkatnya dan bersantai di tempat duduknya seperti seorang pengembara yang bahagia ketika pulang ke rumahnya. Sewaktu diberi tahu kalau yang membunuh Ali adalah orang dari Murad, Aisyah berkata: "Meskipun dia jauh, telah mengumumkan kematiannya seorang pemuda [ghulam] yang mulutnya tiada berdebu (memiliki perkataan yang benar)." Ketika ditanya oleh Zainab binti Abu Salamah, apakah Aisyah sedang berbicara tentang Ali, Aisyah berkata, "Aku pelupa, dan jika aku lupa ingatkan aku."<ref name=":4" />