Aksara Jawa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perbarui referensi situs berita Indonesia |
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes |
||
Baris 241:
| align="center" |[[Berkas:Uniform height Murda na.png|30px]]<br>ꦟ
| align="center" |[[Berkas:Uniform height Murda ca.png|30px]]<br>ꦖ{{ref label|camur|2}}
| align="center" |[[Berkas:
| align="center" |[[Berkas:Uniform height Murda ka.png|30px]]<br>ꦑ
! align="center" |
Baris 629:
| align="center" |[[Berkas:Uniform height Murda na.png|30px]]<br>ꦟ
| align="center" |[[Berkas:Uniform height Murda ca.png|30px]]<br>ꦖ
| align="center" |[[Berkas:
| align="center" |[[Berkas:Uniform height Murda ka.png|30px]]<br>ꦑ
! align="center" |
Baris 830:
| [[Berkas:Pada tirta isen-isen tiga.png|35px]]<br>꧟꧟꧟
|}
Dalam pengajaran modern, tanda baca yang paling sering digunakan adalah ''pada adeg-adeg'', ''pada lingsa'', dan ''pada lungsi'', yang masing-masing berfungsi untuk membuka paragraf (sebagaimana ''[[pillcrow
Beberapa tanda baca tidak memiliki ekivalen dalam ejaan latin dan sering kali bersifat dekoratif, karena itu bentuk dan penggunaannya cenderung bervariasi antarpenulis, semisal ''rerenggan'' yang kadang digunakan untuk mengapit judul. Dalam surat-menyurat, seperangkat tanda baca digunakan di awal surat sebagai tanda pembuka dan kadang digunakan pula sebagai penanda status sosial dari sang pengirim surat; dari ''pada andhap'' yang rendah, ''pada madya'' yang menengah, hingga ''pada luhur'' yang tinggi. ''Pada guru'' kadang digunakan sebagai pilihan netral yang tidak memiliki konotasi sosial, sementara ''pada pancak'' digunakan untuk mengakhiri surat. Namun perlu diperhatikan bahwa bentuk dan fungsi ini merupakan kaidah yang digeneralisasi. Sebagaimana ''rerenggan'', tanda baca pemulai dan pengakhir surat dalam prakteknya bersifat dekoratif dan opsional, dengan beragam susunan bentuk yang bervariasi antara daerah dan juru tulis.{{sfn|Everson|2008|pp=4-5}}
|