Bahasa Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Suntingan Hariman Muhammad (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Bot5958
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes
Baris 10:
|fam3=[[Rumpun bahasa Melayu–Sumbawa|Melayu-Sumbawa]]
|fam4=[[Bahasa Melayik|Melayik]]
|fam5=[[Bahasa Melayu|Melayu]]<ref name="Abas 1987 230">{{cite journal |last=Abas |first=Husen |date=1987 |title=Indonesian as a Unifying Language of Wider Communication : A Historical and Sociolinguistic Perspective |url=https://openresearch-repository.anu.edu.au/handle/1885/145414 |url-status= |journal=Pacific Linguistics |volume=D-73 |issue=viii |pages=230 |doi=10.15144/PL-D73 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200926072010/https://openresearch-repository.anu.edu.au/handle/1885/145414 |archive-date=2020-09-26 |access-date=28 December 2020 |isbn=0858833581 |dead-url=unfit }}</ref><ref>{{cite web |url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/perkembangan-bahasa-melayu/ |title= The Development of Malay Language (eng) |last=Arman |first=Dedi |date= 8 June 2014 |website= kebudayaan.kemdikbud.go.id |publisher= Directorate General of Culture of The Republic of Indonesia|access-date= 28 December 2020 |quote=Pemindahan ini merupakan permulaan dari suatu periode dalam pengembangan dan penyebaran bahasa Melayu, yaitu periode Kerjaan Riau dan Lingga. Dalam periode inilah bahasa Melayu memperoleh ciri ke-Riau-annya, dan bahasa Melayu Riau inilah yang merupakan cikal bakal bahasa Nasional Indonesia yang dicetuskan pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 ...Selama keberadaan kerajaan ini hampir 200 tahun lamanya, ada tiga momentum yang penting sekali bagi perkembangan dan persebaran bahasa Melayu Riau, yaitu tahun 1808, ketika Raja Ali Haji lahir; tahun 1857, ketika Raja Ali Haji menyelesaikan bukunya yang berjudul Bustanul Katibin, suatu tatabahasa normatif bahasa Melayu Riau; dan tahun 1894, ketika percetakan Mathba’atul Riauwiyah atau Mathba’atul Ahmadiyah didirikan. Pengoperasian percetakan Mathba’atul Riauwiyah ini sangat penting karena melalui buku-buku dan pamflet-pamflet yang diterbitkannya, bahasa Melayu Riau tersebar ke daerah lain di Kepulauan Nusantara.}}</ref><ref name="Mahayana 2009 21">{{cite journal |last= Mahayana|first= Maman S. |date=2009 |title= Perkembangan
Bahasa Indonesia—Melayu
di Indonesia dalam Konteks Sistem Pendidikan |trans-title= The Development of Indonesian—Malay language in Indonesia in the context of The Education System|url=http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/insania/article/view/350/315|language=Indonesian |journal= The Journal of Alternative Education
Baris 30:
Memiliki keterikatan sejarah yang panjang dengan bangsa-bangsa [[Eropa]] khususnya sejak era kolonialisme, beberapa kosakata Indonesia telah diserap ke dalam beberapa bahasa Eropa, terutama bahasa [[bahasa Belanda|Belanda]] dan [[bahasa Inggris|Inggris]].<ref>{{cite web |url=https://www.daytranslations.com/blog/global-importance-indonesian-language/|title=Global Importance of Indonesia and the Indonesian Language|lang=en|trans-title=Pentingnya Indonesia dan Bahasa Indonesia dalam Ranah Global|author=<!--Not stated--> |date=2018}}</ref> Bahasa Indonesia sendiri juga memiliki banyak [[kata serapan]] yang berasal dari bahasa-bahasa Eropa, terutama dari bahasa [[bahasa Belanda|Belanda]], [[bahasa Portugis|Portugis]], [[bahasa Spanyol|Spanyol]], dan [[Bahasa Inggris|Inggris]]. Bahasa Indonesia juga memiliki [[kata serapan]] yang berasal dari bahasa [[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]], [[Bahasa Tionghoa|Tionghoa]], dan [[Bahasa Arab|Arab]] yang membaur menjadi elemen dalam bahasa Indonesia yang terpengaruh karena adanya faktor-faktor seperti aktivitas perdagangan maupun religius yang telah berlangsung sejak zaman kuno di wilayah [[kepulauan Indonesia]].
 
Dasar bahasa Indonesia '''baku''' adalah [[Kesultanan Lingga|bahasa Melayu Riau]] (sekarang Kepulauan Riau).<ref name="Abas 1987 230">{{cite journal |last=Abas |first=Husen |date=1987 |title=Indonesian as a Unifying Language of Wider Communication : A Historical and Sociolinguistic Perspective |url=https://openresearch-repository.anu.edu.au/handle/1885/145414 |url-status= |journal=Pacific Linguistics |volume=D-73 |issue=viii |pages=230 |doi=10.15144/PL-D73 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200926072010/https://openresearch-repository.anu.edu.au/handle/1885/145414 |archive-date=2020-09-26 |access-date=28 December 2020 |isbn=0858833581 |dead-url=unfit }}</ref><ref>{{cite web |urlname=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/perkembangan-bahasa-melayu/"Mahayana |title=2009 Perkembangan Bahasa Melayu |last=Arman |first=Dedi |date= 8 June 2014 |website= kebudayaan.kemdikbud.go.id |publisher= Directorate General of Culture of The Republic of Indonesia|access-date= 28 December 2020 |quote=Pemindahan ini merupakan permulaan dari suatu periode dalam pengembangan dan penyebaran bahasa Melayu, yaitu zaman Kerajaan Riau dan Lingga. Dalam periode inilah bahasa Melayu memperoleh ciri ke-Riau-annya, dan bahasa Melayu Riau inilah yang merupakan cikal bakal bahasa Nasional Indonesia yang dicetuskan pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 ...Selama keberadaan kerajaan ini hampir 200 tahun lamanya, ada tiga momentum yang penting sekali bagi perkembangan dan persebaran bahasa Melayu Riau, yaitu tahun 1808, ketika Raja Ali Haji lahir; tahun 1857, ketika Raja Ali Haji menyelesaikan bukunya yang berjudul Bustanul Katibin, suatu tatabahasa normatif bahasa Melayu Riau; dan tahun 1894, ketika percetakan Mathba’atul Riauwiyah atau Mathba’atul Ahmadiyah didirikan. Pengoperasian percetakan Mathba’atul Riauwiyah ini sangat penting karena melalui buku-buku dan pamflet-pamflet yang diterbitkannya, bahasa Melayu Riau tersebar ke daerah lain di Kepulauan Nusantara.}}</ref><ref21">{{cite journal |last= Mahayana|first= Maman S. |date=2009 |title= Perkembangan
Bahasa Indonesia—Melayu
di Indonesia dalam Konteks Sistem Pendidikan |trans-title= The Development of Indonesian—Malay language in Indonesia in the context of The Education System|url=http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/insania/article/view/350/315|language=Indonesian |journal= The Journal of Alternative Education
|volume= 14 |issue= 3 |pages= 21  |doi= 10.24090/insania.v14i3.350 |access-date=28 December 2020}}</ref><ref>{{cite web |url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/perkembangan-bahasa-melayu/ |title= Perkembangan Bahasa Melayu |last=Arman |first=Dedi |date= 8 June 2014 |website= kebudayaan.kemdikbud.go.id |publisher= Directorate General of Culture of The Republic of Indonesia|access-date= 28 December 2020 |quote=Pemindahan ini merupakan permulaan dari suatu periode dalam pengembangan dan penyebaran bahasa Melayu, yaitu zaman Kerajaan Riau dan Lingga. Dalam periode inilah bahasa Melayu memperoleh ciri ke-Riau-annya, dan bahasa Melayu Riau inilah yang merupakan cikal bakal bahasa Nasional Indonesia yang dicetuskan pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 ...Selama keberadaan kerajaan ini hampir 200 tahun lamanya, ada tiga momentum yang penting sekali bagi perkembangan dan persebaran bahasa Melayu Riau, yaitu tahun 1808, ketika Raja Ali Haji lahir; tahun 1857, ketika Raja Ali Haji menyelesaikan bukunya yang berjudul Bustanul Katibin, suatu tatabahasa normatif bahasa Melayu Riau; dan tahun 1894, ketika percetakan Mathba’atul Riauwiyah atau Mathba’atul Ahmadiyah didirikan. Pengoperasian percetakan Mathba’atul Riauwiyah ini sangat penting karena melalui buku-buku dan pamflet-pamflet yang diterbitkannya, bahasa Melayu Riau tersebar ke daerah lain di Kepulauan Nusantara.}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://tirto.id/sejarah-kongres-bahasa-indonesia-i-meresmikan-bahasa-persatuan-ecjH |title=Sejarah Kongres Bahasa Indonesia I: Meresmikan Bahasa Persatuan |last= Ardanareswari|first=Indira |date= 25 June 2019 |work=[[Tirto|Tirto.id]] |publisher= Tirto |access-date=28 December 2020 |quote="What is named as 'Indonesian language' is the Malay language which mainly derived from 'Riau Malay' but which has been added, modified or subtract according to the needs of new age and nature, until the language is now readily spoken by all of the people of Indonesia," says Ki Hajar Dewantara in The Indonesian Language Congress I 1983 in Solo (eng) |language=id }}</ref><ref name=:0 /><ref name="Sneddon">Sneddon 2003, ''The Indonesian Language: Its History and Role in Modern Society'', p. 70</ref> Dalam perkembangannya, bahasa ini mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya [[Sumpah Pemuda]] pada 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan.<ref>Asmadi T.D. [http://lpds.or.id/jurnalistik_education.php?module=detailbahasa&id=20 Arti Tanggal 2 Mei bagi Bahasa Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100505041125/http://lpds.or.id/jurnalistik_education.php?module=detailbahasa&id=20 |date=2010-05-05 }}. Laman Lembaga Pers Dr. Sutomo. Edisi 08 Februari 2010. diakses 5 Maret 2010.</ref> Proses ini menyebabkan berbedanya bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau dan kepulauan maupun [[Semenanjung Malaya]]. Hingga saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari [[bahasa daerah]] dan [[bahasa asing]].
 
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, bahasa Indonesia bukanlah [[bahasa ibu]] bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari [[Daftar bahasa di Indonesia|748 bahasa yang ada di Indonesia]] sebagai [[bahasa ibu]].<ref>[http://www.bahasakita.com/news/depdiknas-terbitkan-peta-bahasa/ Depdiknas Terbitkan Peta Bahasa] Blog BahasaKita 4 Maret 2009, mirror dari berita AntaraOnline edisi 22 Oktober 2008.</ref> Istilah "bahasa Indonesia" paling umum dikaitkan dengan [[bahasa baku|bentuk baku]] yang digunakan dalam situasi resmi.<ref name=:0 /> Ragam bahasa baku tersebut berhubungan [[diglosia|diglosik]] dengan bentuk-bentuk bahasa Melayu vernakular yang digunakan sebagai peranti komunikasi sehari-hari.<ref name=:0>{{cite journal |first = James | last = Sneddon | title = Diglossia in Indonesian |journal = Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde |year = 2003 |issn = 0006-2294 |volume = 159 |number = 4 |page = 519–549 |url = https://www.jstor.org/stable/27868068}}</ref> Artinya, penutur bahasa Indonesia kerap kali menggunakan ragam sehari-hari dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya,<ref>[http://www.ohio.edu/LINGUISTICS/indonesian/index.html ''Why Indonesian is important to learn''. Situs web pengajaran bahasa Indonesia di Universitas Negeri Ohio.]</ref> sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.
Baris 111:
 
=== Era kolonial Belanda ===
[[Berkas:Kaboedajaän_dan_Masjarakat_Magazine_1939Kaboedajaän dan Masjarakat Magazine 1939.jpg|jmpl|Majalah{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} ''Keboedajaän dan Masjarakat'' (1939) menggunakan [[ejaan Van Ophuijsen]].]]
Pemerintah [[kolonial]] Hindia Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan bahasa Belanda para pegawai pribumi dinilai lemah. Dengan menyandarkan diri pada bahasa Melayu Tinggi (karena telah memiliki kitab-kitab rujukan), sejumlah sarjana Belanda mulai terlibat dalam pembakuan bahasa. Promosi bahasa Melayu pun dilakukan di sekolah-sekolah dan didukung dengan penerbitan karya sastra dalam bahasa Melayu. Akibat pilihan ini terbentuklah "embrio" bahasa Indonesia yang secara perlahan mulai terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu Riau-Johor.
 
Baris 145:
{{See also|Rumpun bahasa Austronesia#Tabel perbandingan kata}}
 
Berdasarkan kesepakatan mayoritas pakar linguistik dalam pernyataan dari [[K. Alexander Adelaar]], mereka setuju bahwa kemungkinan besar bahwa asal muasal Bahasa Melayu berasal dari wilayah barat Pulau [[Kalimantan|Kalimantan.]].<ref>{{Cite journal|last=Adelaar|first=K. Alexander|date=2004|title=Where does Malay come from? Twenty years of discussions about homeland, migrations and classifications|url=https://brill.com/view/journals/bki/160/1/article-p1_1.xml|journal=Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde / Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia|language=en|volume=160|issue=1|pages=1–30|doi=10.1163/22134379-90003733|issn=0006-2294}}</ref> Bentuk awal dari Bahasa Proto-Melayu mulai digunakan minimal pada tahun 1.000 SM dan sering diperdebatkan sebagai bahasa moyang dari [[Rumpun bahasa Melayik]]. Sedangkan, moyang dari Rumpun bahasa Melayik, yaitu [[Bahasa Proto-Melayu-Polinesia]] yang merupakan turunan dari [[Bahasa Proto-Austronesia]] mulai berpisah dari bahasa moyangnya dimulai dari minimal pada tahun 2.000 SM sebagai dampak ekspansi ke arah selatan yang dilakukan oleh [[Suku bangsa Austronesia]] ke [[Asia Tenggara Maritim]] dari [[Pulau Taiwan]].<ref>{{Cite journal|last=Andaya|first=Leonard Y.|date=2001|title=The Search for the ‘Origins’ of Melayu|url=http://www.sabrizain.org/malaya/library/search.pdf|journal=Journal of Southeast Asian Studies|language=en|volume=32|issue=3|pages=315–330|doi=10.1017/S0022463401000169|issn=1474-0680}}</ref>
 
Bahasa Melayu yang merupakan bahasa turunan melayu merupakan bagian dari [[Rumpun bahasa Austronesia|Rumpun Bahasa Austronesia]] yang termasuk di antaranya dari [[Asia Tenggara]], [[Samudra Pasifik]] dan sebagian kecil bahasa yang ada di [[Asia|Benua Asia]]. Bahasa ini memiliki tingkat [[kesalingpahaman]] dengan Bahasa Melayu standar yang digunakan di Malaysia yang secara resmi dikenal dengan nama [[Bahasa Melayu Malaysia|Bahasa Malaysia]]. Meskipun memiliki perbedaan [[Leksikologi|leksikal]] yang cukup besar sehingga keduanya dianggap sebagai [[dialek]] dari Bahasa Melayu.<ref>{{Cite book|last=Adelaar|first=K. Alexander|last2=Himmelmann|first2=Nikolaus|date=2004|url=https://books.google.co.id/books?id=OtWdhQ7vc6kC&q=Indonesian+Malaysian+Malay+differences&pg=PA71&redir_esc=y#v=onepage&q=mutual%20intelligibility&f=false|title=The Austronesian Languages of Asia and Madagascar|publisher=Routledge|isbn=978-1-136-75509-5|pages=48|language=en|url-status=live}}</ref> Meskipun demikian, variasi [[vernakular]] dari Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia memiliki kesalingpahaman. Namun, kedua bahasa kesalingpahaman yang terbatas yang dibuktikan dengan fakta bahwa orang Malaysia sulit memahami sinetron Indonesia yang ditayangkan di saluran televisi yang ada di Malaysia dan begitu juga sebaliknya.<ref>{{Cite web|last=Sugiharto|first=Setiono|date=25 Oktober 2008|title=Indonesian-Malay mutual intelligibility?|url=https://www.thejakartapost.com/news/2008/10/25/indonesianmalay-mutual-intelligibility.html|website=The Jakarta Post|language=en|access-date=18 Agustus 2022}}</ref>
Baris 418:
Indonesia memiliki lebih dari 726 bahasa daerah yang dipergunakan.<ref>{{Cite journal|last=Ridwan|first=Muhammad|date=2018|title=National and Official Language: The Long Journey of Indonesian Language|url=https://bircu-journal.com/index.php/birci/article/view/14|journal=Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences|language=en|volume=1|issue=2|pages=72–78|doi=10.33258/birci.v1i2.14|issn=2615-3076}}</ref> Mayoritas warga Indonesia menggunakan minimal dua bahasa dalam kehidupannya sehari-hari dengan salah satunya Bahasa Indonesia serta bahasa daerah sesuai dengan lokasi tempat tinggalnya. Karena pengunaan dua bahasa inilah, bahasa daerah sering memengaruhi kosakata dalam bahasa Indonesia seperti dari bahasa Jawa.<ref name=":1">{{Cite book|last=Poedjosoedarmo|first=Soepomo|year=1982|url=https://openresearch-repository.anu.edu.au/bitstream/1885/144387/1/PL-D38.pdf|title=Javanese influence on Indonesian|location=Canberra|publisher=Pacific Linguistics|series=D|volume=38|pages=19–50|language=en|chapter=Javanese influence on Indonesian phonology}}</ref>
 
Selain bahasa daerah, [[Bahasa Belanda]] memberikan kontribusi tertinggi kedalam kosakata Bahasa Indonesia sebagai dampak kolonisasi oleh Belanda.<ref name=":1" /><ref>{{Cite web|last=Yee|first=Danny|date=2013|title=The Indonesian Language (James N Sneddon) - book review|url=https://dannyreviews.com/h/Indonesian_Language.html|website=dannyreviews.com|access-date=22 Agustus 2022}}</ref><ref name=":1" /> Bahasa Indonesia juga mendapatkan pengaruh dari [[Bahasa di Asia|Bahasa-bahasa Asia]], seperti [[Bahasa Tionghoa]] yang berkembang pada abad ke-15 dan 16 karena perdagangan rempah serta [[Bahasa di Asia Selatan|Bahasa-Bahasa Asia Selatan]], seperti [[Bahasa Sanskerta]], [[Bahasa Tamil]], [[Bahasa Hindi]] dan [[Bahasa Prakerta]] yang menyebar dan berkontribusi kosakata pada masa perkembangan [[Hindu di Indonesia|kerajaan Hindu]] dan [[Buddhisme di Indonesia|kerajaan Buddha]] yang pesat pada masa abad kedua dan ke-14. Bahasa Arab juga ikut berkontribusi kosakata saat penyebaran Islam pada abad ke-13.<ref>{{Cite journal|last=STEINHAUER|first=H.|date=1980|title=ON THE HISTORY OF INDONESIAN|url=https://www.jstor.org/stable/40996873|journal=Studies in Slavic and General Linguistics|volume=1|pages=349–375|issn=0169-0124|jstor=40996873}}</ref>
 
Tidak hanya Bahasa Belanda, tetapi juga [[Bahasa di Eropa|Bahasa Eropa]] seperti Bahasa Portugis dan Bahasa Inggris memberikan kontribusi dalam kosakata bahasa Indonesia karena pernah menjadi penjajah di beberapa daerah di Indonesia. Dari Bahasa Portugis, kata seperti palsu yang dari kata ''Falso'' serta kata [[prangko]] dari kata Pranco yang diserap dari [[Bahasa Portugis]].<ref>{{Cite web|last=Ardha|first=Tia|date=27 September 2019|title=The borrowed words of Bahasa Indonesia: Exploring the roots of a deeply dynamic language|url=https://www.sbs.com.au/language/indonesian/en/article/the-borrowed-words-of-bahasa-indonesia-exploring-the-roots-of-a-deeply-dynamic-language/ebr3w6kds|website=SBS Language|language=en|access-date=24 Agustus 2022}}</ref> Selain sebagai bekas penjajah, Inggris juga mempengaruhi kosakata melalui jalur [[modernisasi]] dan [[globalisasi]], terutama sejak dekade 1990-an karena [[Sejarah Internet|kemunculan internet dan perkembangannya]].<ref>{{Cite web|last=Amerl|first=Ivana|title=Language interference: Indonesian and English|url=http://macmillandictionaries.com/MED-Magazine/May2006/38-Indonesian-English-false-friends.htm|website=macmillandictionaries.com|access-date=24 Agustus 2022}}</ref> Karena Bahasa Indonesia merupakan turunan [[Bahasa Melayu]], beberapa kata yang merupakan kata serapan dari Bahasa Melayu juga diserap dalam Bahasa Inggris seperti kata ''orangutan, gong, bamboo, rattan, sarong'' dan kata yang jarang digunakan seperti ''paddy, sago'' dan ''kapok.''<ref>{{Cite web|title=Indonesian (Bahasa Indonesia)|url=https://www.mustgo.com/worldlanguages/bahasa-indonesia/|website=MustGo.com|language=en-US|access-date=24 Agustus 2022}}</ref><ref>{{Cite web|title=History of Indonesian|url=https://ipll.manoa.hawaii.edu/indonesian/about/bahasa-indonesia-the-indonesian-language/|website=ipll.manoa.hawaii.edu|access-date=24 Agustus 2022}}</ref> Frasa kata ''running amok'' juga diserap dari kata [[amuk]].<ref>{{Cite web|title=amok|url=https://www.etymonline.com/word/amok|website=www.etymonline.com|language=en|access-date=24 Agustus 2022}}</ref><ref>{{cite web|title=Indonesian (Bahasa Indonesia) – About World Languages|url=http://aboutworldlanguages.com/bahasa-indonesia|website=aboutworldlanguages.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20190508230322/http://aboutworldlanguages.com/bahasa-indonesia|archive-date=8 May 2019|access-date=13 October 2019|url-status=live}}</ref><ref>{{cite web|title=History of Indonesian|url=http://ipll.manoa.hawaii.edu/indonesian/about/bahasa-indonesia-the-indonesian-language/|website=ipll.manoa.hawaii.edu|archive-url=https://web.archive.org/web/20190329072758/http://ipll.manoa.hawaii.edu/indonesian/about/bahasa-indonesia-the-indonesian-language/|archive-date=29 March 2019|access-date=13 October 2019|url-status=live}}</ref>
 
Bahasa Indonesia tidak dapat digolongkan sebagai sebuah [[Bahasa pijin]] ataupun [[Bahasa kreol]] karena Bahasa Indonesia tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi kedua kelompok bahasa tersebut. Hal ini dipercaya karena Bahasa Indonesia merupakan salah satu cara untuk mencapai kemerdekaan. Namun, di sisi lain bahasa ini tetap menerima kosakata dari bahasa lain, seperti Bahasa Belanda, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab yang menyebabkan [[Katakata serapan|kata serapannya]]nya terus meningkat setiap tahunnya.<ref>{{Cite journal|last=Pratika|first=Dellis|date=2016|title=The existence of Indonesian language: Pidgin or Creole|url=https://e-journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/jefl/article/view/397|journal=Journal on English as a Foreign Language|language=en|volume=6|issue=2|pages=83–100|doi=10.23971/jefl.v6i2.397|issn=2502-6615}}</ref>
 
== Penyempurnaan ejaan ==
Baris 742:
== Tata bahasa ==
{{utama|Tata Bahasa Indonesia}}
Dibandingkan dengan bahasa-bahasa Eropa, bahasa Indonesia tidak menggunakan kata benda ber[[gender|gender]]. Tidak ada deklinasi tertentu yang menentukan gender dari suatu kata. Di luar konteks gender secara linguistik, kata-kata dalam bahasa Indonesia sebagian besar tidak menyatakan jenis kelamin. Sebagai contoh, kata ganti seperti ''dia'' tidak secara spesifik menunjukkan bahwa orang yang disebut adalah lelaki atau perempuan. Hal yang sama juga ditemukan pada kata seperti ''adik'' dan ''pacar''. Untuk memerinci jenis kelamin, sebuah kata sifat harus ditambahkan, seperti pada kata ''adik laki-laki''.
 
Ada juga kata yang secara gamblang menyatakan jenis kelamin, seperti ''putri'' dan ''putra''. Kata-kata seperti ini biasanya diserap dari bahasa lain, seperti [[bahasa Sanskerta]] dan [[bahasa Jawa]] Kuno.
Baris 887:
{{sisterlinks|news=no}}
* {{id}} [http://pusatbahasa.diknas.go.id/ Situs Pusba] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080210165729/http://pusatbahasa.diknas.go.id/ |date=2008-02-10 }} – [[Pusat Bahasa]]
** {{id}} [https://www.websejarah.com/2021/12/sejarah-bahasa-indonesia.html info= Web Sejarah: Sejarah Bahasa Indonesia singkat dan lengkap ]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
** {{id}} [https://www.websejarah.com/ Web Sejarah] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090713004258/http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ |date=2009-07-13 }}
* {{id}} [[:s:Buku Praktis Bahasa Indonesia 2/Bahasa#Ikhtisar Sejarah Bahasa Indonesia|Buku Praktis Bahasa Indonesia 2: Ikhtisar Sejarah Bahasa Indonesia]]