Darma: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k pranala dalam Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi Tugas pengguna baru Tugas pengguna baru: pranala |
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes |
||
Baris 3:
{{about|the concept found in Indian religions|}}{{redirect|法|the concept found in Chinese philosophy|Fa (philosophy)}}
Dharma (/ˈdɑːrmə/;<ref>{{Cite book|last=Wells|first=J. C.|date=2008|url=https://www.worldcat.org/oclc/213400485|title=Longman pronunciation dictionary|location=Harlow, England|publisher=Pearson Education Limited/Longman|isbn=1-4058-8118-6|edition=3rd ed|oclc=213400485}}</ref> [[Bahasa Sanskerta|Sansekerta]]: , diromanisasi: dharma, diucapkan [dʱɐrmɐ] (dengarkan); Pali: dhamma) adalah konsep kunci dengan berbagai makna dalam agama-agama India, seperti [[Hinduisme]], [[Buddha]], [[Jainisme]], [[Sikhisme]] dan lainnya.<ref name="Oxford University Press">{{Cite journal|date=2007-12-01|title=Dodge, John Vilas, (25 Sept. 1909–23 April 1991), Senior Editorial Consultant, Encyclopædia Britannica, since 1972; Chairman, Board of Editors, Encyclopædia Britannica Publishers, since 1977|url=http://dx.doi.org/10.1093/ww/9780199540884.013.u172122|journal=Who Was Who|publisher=Oxford University Press}}</ref> Meskipun tidak ada terjemahan kata tunggal langsung untuk dharma dalam bahasa-bahasa [[Eropa]],<ref name="Blackwell Pub">{{Cite book|date=2003|url=https://www.worldcat.org/oclc/49875064|title=The Blackwell companion to Hinduism|location=Malden, MA|publisher=Blackwell Pub|isbn=0-631-21535-2|others=Gavin D. Flood|oclc=49875064}}</ref> dharma umumnya diterjemahkan sebagai "kebenaran", "[[jasa]]" atau "kewajiban agama dan [[moral]]" yang mengatur perilaku individu.<ref
{{multiple image
Baris 34:
Dharma sering disamakan dengan agama/kepercayaan tertentu, namun istilah [[agama]]/kepercayaan sejatinya berbeda dengan Dharma.
Dalam agama Hindu, dharma adalah salah satu dari empat komponen [[Purusarta|Puruṣārtha]], tujuan hidup, dan menandakan perilaku yang dianggap sesuai dengan tatanan yang memungkinkan kehidupan dan alam semesta.<ref
Dalam agama Buddha, dharma berarti "hukum dan ketertiban kosmik",<ref name=":0">{{Cite journal|last=Hoffman|first=Frank J.|date=1988-12|title=David J. Kalupahana. Nagarjuna: The Philosophy of the Middle Way. Pp. 412. (New York: State University of New York Press, 1986.) SUNY Series in Buddhist Studies. $16.95 (paper); $49.50 (cloth). - David J. Kalupahana. The Principles of Buddhist Psychology. Pp. 236.(New York: State University of New York Press, 1987.) SUNY Series in Buddhist Studies. $12.95 (paper); $39.50 (cloth).|url=http://dx.doi.org/10.1017/s0034412500019594|journal=Religious Studies|volume=24|issue=4|pages=529–533|doi=10.1017/s0034412500019594|issn=0034-4125}}</ref><ref name=":1">{{Cite book|date=2014-11-27|url=http://dx.doi.org/10.4324/9781315754772-16|title=Pp|publisher=Routledge|pages=574–626}}</ref> sebagaimana diungkapkan oleh ajaran Buddha.<ref
Dharma dalam Jainisme mengacu pada ajaran [[Tirthankara]] (Jina)<ref
Dalam [[Sikhisme]], dharma berarti jalan kebenaran dan praktik keagamaan yang benar dan kewajiban moral seseorang terhadap Tuhan.<ref name="worldcat.org">{{Cite book|date=2016|url=https://www.worldcat.org/oclc/874522334|title=The Oxford handbook of Sikh studies|location=Oxford|isbn=0-19-969930-5|others=Pashaura Singh, Louis E. Fenech|oclc=874522334}}</ref>
Konsep dharma sudah digunakan dalam sejarah agama [[Veda]], dan makna serta ruang lingkup konseptualnya telah berkembang selama beberapa milenium.<ref name="Horsch 423–448">{{Cite journal|last=Horsch|first=Paul|date=2004-12|title=From Creation Myth to World Law: the Early History of Dharma|url=http://dx.doi.org/10.1007/s10781-004-8628-3|journal=Journal of Indian Philosophy|volume=32|issue=5-6|pages=423–448|doi=10.1007/s10781-004-8628-3|issn=0022-1791}}</ref> Teks moral Tamil kuno Tirukkuṟaḷ, meskipun merupakan kumpulan ajaran aforistik tentang dharma (aram), artha (porul), dan kama (inpam),: 453 <ref name="Xaveir 1421–1425">{{Cite journal|last=Xaveir|first=D.Antony|last2=Thomas|first2=Elizabeth|last3=Mathew|first3=Deepa|last4=Theresal|first4=Santiagu|date=2019-10-30|title=On the Strong Monophonic Number of a Graph|url=http://dx.doi.org/10.35940/ijeat.a1231.109119|journal=International Journal of Engineering and Advanced Technology|volume=9|issue=1|pages=1421–1425|doi=10.35940/ijeat.a1231.109119|issn=2249-8958}}</ref>: 82 sepenuhnya dan secara eksklusif didasarkan pada aṟam, the Istilah Tamil untuk dharma.: 55 Seperti komponen lain dari Puruṣārtha, konsep dharma adalah pan-India. Antonim dharma adalah adharma.
Nilai-nilai dharma dapat diterapkan dengan baik oleh siapapun, sedangkan nilai-nilai agama/kepercayaan hanya dapat diterapkan dengan baik oleh penganutnya masing masing.
Baris 89:
== Etimologi ==
Kata dharma berakar dari bahasa Sansekerta dhr-, yang berarti menahan atau menopang, dan berhubungan dengan bahasa Latin firmus (tegas, stabil).<ref>{{Cite journal|last=Algeo|first=John|last2=Barnhart|first2=Robert K.|last3=Steinmetz|first3=Sol|date=1989-12|title=The Barnhart Dictionary of Etymology|url=http://dx.doi.org/10.2307/414944|journal=Language|volume=65|issue=4|pages=848|doi=10.2307/414944|issn=0097-8507}}</ref> Dari sini, ia mengambil arti "apa yang ditetapkan atau tegas", dan karenanya "hukum". Ini berasal dari bahasa [[:en:
[[File:
Dalam [[Regweda|Rigveda]], kata tersebut muncul sebagai n-batang, dhárman-, dengan berbagai arti yang mencakup "sesuatu yang mapan atau kokoh" (dalam arti literal prods atau poles). Secara kiasan, itu berarti "pemelihara" dan "pendukung" (para dewa). Secara semantik mirip dengan [[themis]] Yunani ("dekret tetap, undang-undang, hukum").
Dalam bahasa Sanskerta Klasik, dan dalam [[Bahasa Weda|bahasa Sanskerta Weda]] dari [[Atharwaweda|Atharvaveda]], batangnya adalah tematik: dhárma- ([[Aksara Dewanagari|Devanagari]]: ). Dalam [[Bahasa Prakerta|Prakrit]] dan [[Bahasa Pali|Pali]], itu diterjemahkan sebagai dhamma. Dalam beberapa bahasa dan dialek [[:en:Indo-
Pada abad ke-3 SM [[:en:
== Definisi ==
Dharma adalah konsep yang sangat penting dalam filsafat dan [[Agama-agama India|agama India]]. Ini memiliki banyak arti dalam [[agama Hindu]], [[Siddhartha Gautama|Buddha]], Sikhisme dan [[Jainisme]].<ref
Ada banyak upaya yang saling bertentangan untuk menerjemahkan literatur Sanskerta kuno dengan kata dharma ke dalam bahasa Jerman, Inggris, dan Prancis. Konsep, klaim Paul Horsch,<ref
Akar kata dharma adalah "dhri", yang berarti "menopang, menahan, atau menanggung". Ini adalah hal yang mengatur jalannya perubahan dengan tidak berpartisipasi dalam perubahan, tetapi prinsip yang tetap konstan.<ref name="Rosen 2006">{{Cite book|last=Rosen|first=Steven|date=2006|url=https://www.worldcat.org/oclc/70775665|title=Essential Hinduism|location=Westport, Conn.|publisher=Praeger|isbn=0-275-99006-0|oclc=70775665}}</ref> Monier-Williams, sumber yang banyak dikutip untuk definisi dan penjelasan kata-kata Sansekerta dan konsep Hinduisme, menawarkan<ref name="Monier-Williams 1999">{{Cite book|last=Monier-Williams|first=Monier, Sir|date=1999|url=https://www.worldcat.org/oclc/42716868|title=A Sanskrit-English dictionary : etymological and philologically arranged with special reference to cognate Indo-European languages|location=New Delhi|publisher=Asian Educational Services|isbn=81-206-0369-9|edition=AES reprint|others=Ernst Leumann, Carl Cappeller|oclc=42716868}}</ref> banyak definisi kata dharma, seperti yang ditetapkan atau tegas, ketetapan yang teguh, ketetapan, hukum, praktik, adat tugas, hak, keadilan, kebajikan, moralitas, etika, agama, pahala agama, perbuatan baik, alam, karakter, kualitas, properti. Namun, masing-masing definisi ini tidak lengkap, sementara kombinasi terjemahan ini tidak menyampaikan arti kata secara keseluruhan. Dalam bahasa umum, dharma berarti "cara hidup yang benar" dan "jalan kebenaran".<ref
Arti kata dharma tergantung pada konteksnya, dan maknanya telah berkembang seiring dengan berkembangnya ide-ide Hinduisme sepanjang sejarah. Dalam teks-teks paling awal dan mitos kuno Hinduisme, dharma berarti hukum kosmik, aturan yang menciptakan alam semesta dari kekacauan, serta ritual; di kemudian [[Weda]], [[Upanisad|Upanishad]], [[Purana]] dan [[Wiracarita|Epos]], artinya menjadi halus, lebih kaya, dan lebih kompleks, dan kata itu diterapkan pada konteks yang beragam.<ref
Antonim dari dharma adalah [[:en:Adharma|adharma]] (Sansekerta: ),<ref>{{Cite book|date=2009-11-26|url=http://dx.doi.org/10.1017/cbo9780511706547.002|title=A Sanskrit-English Dictionary pages 146 to 287|publisher=Cambridge University Press|pages=146–287}}</ref> yang berarti "bukan dharma". Seperti halnya dharma, kata adharma mencakup dan menyiratkan banyak gagasan; dalam bahasa umum, adharma berarti sesuatu yang bertentangan dengan kodrat, tidak bermoral, tidak etis, salah atau melanggar hukum.<ref>{{Cite book|date=1998|url=https://www.worldcat.org/oclc/36746459|title=Themes and issues in Hinduism|location=London|publisher=Cassell|isbn=0-304-33850-8|others=Paul Reid-Bowen|oclc=36746459}}</ref>
Baris 111:
== Sejarah ==
Menurut Pandurang Vaman Kane, penulis buku otoritatif [[:en:
Dharma dan kata-kata terkait ditemukan dalam literatur Veda tertua Hinduisme, di kemudian hari Weda, Upanishad, Purana, dan Epos; kata dharma juga memainkan peran sentral dalam literatur agama-agama India lainnya yang didirikan kemudian, seperti Buddhisme dan Jainisme.<ref
Paralel Indo-Eropa untuk "dharma" diketahui, tetapi satu-satunya padanan Iran adalah "obat" darmān Persia Kuno, yang artinya agak dihilangkan dari dhárman [[Indo-Arya]], yang menunjukkan bahwa kata "dharma" tidak memiliki peran utama pada periode Indo-Iran, dan pada prinsipnya dikembangkan baru-baru ini di bawah tradisi Veda. Namun, diperkirakan bahwa [[:en:Daena|Daena]] [[Zoroastrianisme]], juga berarti "Hukum abadi" atau "agama", terkait dengan "dharma" Sansekerta.<ref>{{Cite book|last=Morreall|first=John|date=2011|url=https://www.worldcat.org/oclc/899182057|title=The Religion Toolkit A Complete Guide to Religious Studies|location=New York, NY|isbn=978-1-4443-4370-0|edition=1., Auflage|others=Tamara Sonn|oclc=899182057}}</ref>
Ide-ide di bagian yang tumpang tindih dengan Dharma ditemukan dalam budaya kuno lainnya: seperti [[:en:Tao|Tao]] Cina, [[Maat]] Mesir, [[:en:
=== Eusebeia dan dharma ===
[[File:AsokaKandahar.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:AsokaKandahar.jpg|jmpl|231x231px|[[:en:
Pada pertengahan abad ke-20, sebuah prasasti [[:en:
=== Rta, maya dan dharma ===
Literatur Hinduisme yang berkembang menghubungkan dharma dengan dua konsep penting lainnya: [[:en:Ṛta|Rta]] dan Māyā. Rta dalam Veda adalah kebenaran dan prinsip [[:en:
Day mengusulkan dharma adalah manifestasi dari ta, tetapi menyarankan ta mungkin telah dimasukkan ke dalam konsep dharma yang lebih kompleks, sebagai ide yang dikembangkan di India kuno dari waktu ke waktu secara nonlinier.<ref>{{Cite book|last=Day|first=L.E.|date=1982|url=http://dx.doi.org/10.1016/b978-0-08-028708-9.50006-3|title=SYSTEMS ENGINEERING CHALLENGES OF THE SPACE SHUTTLE|publisher=Elsevier|pages=23–42}}</ref> Syair berikut dari [[Regweda|Rigveda]] adalah contoh di mana rta dan dharma terkait:
Baris 130:
O Indra, tuntunlah kami di jalan Rta, di jalan yang benar atas segala kejahatan...
— [[:en:
== Hinduisme ==
Dharma adalah prinsip pengorganisasian dalam agama Hindu yang berlaku untuk manusia dalam kesendirian, dalam interaksi mereka dengan manusia dan alam, serta antara benda mati, untuk semua [[kosmos]] dan bagian-bagiannya.<ref
Dalam esensi sejatinya, dharma berarti bagi seorang Hindu untuk "memperluas pikiran". Selain itu, ini mewakili hubungan langsung antara individu dan fenomena masyarakat yang mengikat masyarakat bersama-sama. Dalam cara fenomena sosial mempengaruhi hati nurani individu, demikian pula tindakan individu dapat mengubah jalannya masyarakat, menjadi lebih baik atau lebih buruk. Ini telah secara halus digaungkan oleh kredo धर्मो धारयति प्रजा: artinya dharma adalah yang memegang dan memberikan dukungan kepada tatanan sosial.
Baris 139:
Dalam agama Hindu, ''dharma'' umumnya mencakup berbagai aspek:
* [[Agama Hindu|Sanātana Dharma]], prinsip dharma yang abadi dan tidak berubah.<ref name="dx.doi.org">{{Cite web|url=http://dx.doi.org/10.17658/issn.2058-5462/issue-19/conversation/figure17|website=dx.doi.org|access-date=2022-09-12}}</ref>
* Varṇ āśramā dharma, tugas seseorang pada [[:en:
* Sav dharma, tugas individu atau pribadi seseorang.<ref name=":3">{{Cite journal|last=
* Āpad dharma, dharma yang ditentukan pada saat kemalangan.<ref name=":3" />
* Sadharana dharma, tugas moral terlepas dari [[:en:
* [[:en:
=== Dalam Veda dan Upanishad ===
[[:en:Dharma#History|Bagian sejarah]] artikel ini membahas perkembangan konsep dharma dalam [[Weda|Veda]]. Perkembangan ini berlanjut di [[Upanisad|Upanishad]] dan kemudian aksara kuno Hindu. Dalam Upanishad, konsep dharma berlanjut sebagai prinsip universal hukum, ketertiban, harmoni, dan kebenaran.<ref name="Horsch 423–448"/><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/900618002|title=The Mukhya Upanishads : books of hidden wisdom|isbn=9781495946530|others=Charles Johnston|oclc=900618002
यो वै स धर्मः सत्यं वै तत् तस्मात्सत्यं वदन्तमाहुर् धर्मं वदतीति धर्मं वा वदन्तँ सत्यं वदतीत्य् एतद्ध्येवैतदुभयं भवति ।।
Baris 153:
Tidak ada yang lebih tinggi dari dharma. Yang lemah mengalahkan yang lebih kuat dengan dharma, seperti di atas seorang raja. Sungguh dharma itu adalah Kebenaran (''Satya''); Oleh karena itu, ketika seseorang berbicara kebenaran, mereka berkata, "Dia berbicara dharma"; dan jika dia berbicara Dharma, mereka berkata, "Dia berbicara tentang Kebenaran!" Karena keduanya adalah satu.
- [[:en:
=== Dalam Epos ===
Agama dan filsafat Hindu, klaim [[:en:
Dalam Kitab [[Ramayana]] Kedua, misalnya, seorang petani meminta Raja untuk melakukan apa yang dituntut dharma secara moral darinya, Raja setuju dan melakukannya meskipun kepatuhannya terhadap hukum dharma sangat merugikannya. Demikian pula, dharma adalah pusat dari semua peristiwa besar dalam kehidupan Rama, Sita, dan Lakshman di Ramayana, klaim Daniel Ingalls.<ref
Dalam [[Mahabharata]], epos utama India lainnya, demikian pula, dharma adalah pusat, dan disajikan dengan simbolisme dan metafora. Menjelang akhir epik, dewa Yama, yang disebut sebagai dharma<ref>{{Cite book|last=Doniger|first=Wendy|date=2022-08-12|url=http://dx.doi.org/10.1093/oso/9780197553398.003.0004|title=Book Seventeen,
=== Menurut Vatsyayana abad ke-4 ===
Menurut [[:en:
# Adharma tubuh: hinsa (kekerasan), steya (mencuri, mencuri), pratisiddha maithuna (kesenangan seksual dengan orang lain selain pasangannya)
Baris 175:
Dalam [[Sutra Yoga Patanjali|''Sutra Yoga'' Patanjali]] dharma itu nyata; di Vedanta itu tidak nyata.<ref name=":6">{{Cite journal|last=Buffet|first=Edward P.|last2=Woods|first2=James Haughton|last3=Lanman|first3=Charles Rockwell|date=1916-12-21|title=The Yoga-System of Patanjali, or the Ancient Hindu Doctrine of Concentration of Mind, Embracing the Mnemonic Rules, Called Yoga-Sutras, of Patanjali, and the Comment, Called Yoga-Bhashya, Attributed to Veda-Vyasa, and the Explanation, Called Tattva-Vaicaradi of Vachaspati-Micra.|url=http://dx.doi.org/10.2307/2012325|journal=The Journal of Philosophy, Psychology and Scientific Methods|volume=13|issue=26|pages=743|doi=10.2307/2012325|issn=0160-9335}}</ref>
Dharma adalah bagian dari [[yoga]], saran Patanjali; unsur-unsur dharma Hindu adalah sifat, kualitas, dan aspek yoga.<ref name=":6" /> Patanjali menjelaskan dharma dalam dua kategori: ''[[:en:Yamas|yamas]]'' (pengekangan) dan ''[[:en:Niyama|niyama]] (''ketaatan).<ref
Kelima yamas tersebut, menurut Patanjali, adalah: menjauhkan diri dari cedera pada semua makhluk hidup, menjauhkan diri dari kepalsuan (satya), menjauhkan diri dari perampasan hal-hal yang tidak sah dari hal-hal yang bernilai dari yang lain (acastrapurvaka), menjauhkan diri dari mendambakan atau selingkuh secara seksual pada pasangan Anda, dan menjauhkan diri dari mengharapkan atau menerima hadiah dari orang lain.<ref name="ReferenceA">{{Cite journal|date=1921-05|title=
Kelima niyama (ketaatan) adalah kebersihan dengan makan makanan murni dan menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak murni (seperti kesombongan atau kecemburuan atau kesombongan), kepuasan dalam cara seseorang, meditasi dan refleksi diam terlepas dari keadaan yang dihadapi seseorang, belajar dan mengejar pengetahuan sejarah, dan pengabdian semua tindakan kepada Guru Tertinggi untuk mencapai kesempurnaan konsentrasi.<ref
=== Sumber ===
Dharma adalah penyelidikan empiris dan pengalaman bagi setiap pria dan wanita, menurut beberapa naskah agama Hindu.<ref
- Apastamba Dharmasutra<ref
=== Dharma, tahap kehidupan, dan stratifikasi sosial ===
{{main|Āśrama (stage)|Puruṣārtha|l1=Āśrama}}
Beberapa teks Agama Hindu menguraikan ''dharma'' bagi masyarakat dan pada tingkat individu. Dari jumlah tersebut, yang paling banyak dikutip adalah ''Manusmriti'', yang menggambarkan keempat ''Varnas'', hak dan kewajiban mereka.<ref name=":7">{{Cite book|last=Hiltebeitel|first=Alf|date=2011|url=https://www.worldcat.org/oclc/650019987|title=Dharma : its early history in law, religion, and narrative|location=Oxford|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-539423-8|oclc=650019987}}</ref> Namun, sebagian besar teks Hindu membahas ''dharma'' tanpa menyebutkan ''Varna'' (kasta).<ref>{{Cite book|date=1996-12-31|url=http://dx.doi.org/10.3138/9781442671072-018|title=Aššur-dān II|publisher=University of Toronto Press|pages=131–141}}</ref> Naskah dharma dan Smritis lainnya berbeda dari [[Manusmerti|Manusmriti]] tentang sifat dan struktur Varnas.<ref name=":7" /> Namun, teks-teks lain mempertanyakan keberadaan varna. [[Bregu|Bhrigu]], dalam Epos, misalnya, menyajikan teori bahwa dharma tidak memerlukan varnas.<ref>{{Cite journal|last=Trautmann|first=Thomas R.|date=1964-07|title=On the Translation of the Term Varna|url=http://dx.doi.org/10.2307/3596240|journal=Journal of the Economic and Social History of the Orient|volume=7|issue=2|pages=196|doi=10.2307/3596240|issn=0022-4995}}</ref> Dalam praktiknya, India abad pertengahan secara luas diyakini sebagai masyarakat yang bertingkat secara sosial, dengan setiap strata sosial mewarisi profesi dan menjadi endogami. Varna tidak mutlak dalam dharma Hindu; individu memiliki hak untuk meninggalkan dan meninggalkan Varna mereka, serta [[:en:
Pada tingkat individu, beberapa teks Hinduisme menguraikan [[:en:
Empat tahap kehidupan melengkapi empat perjuangan manusia dalam hidup, menurut agama Hindu.<ref name=":8">{{Cite journal|last=Potter|first=Karl H.|date=1958-04|title=Dharma and Moksa from a Conversational Point of View|url=http://dx.doi.org/10.2307/1397421|journal=Philosophy East and West|volume=8|issue=1/2|pages=49|doi=10.2307/1397421|issn=0031-8221}}</ref> Dharma memungkinkan individu untuk memuaskan perjuangan untuk stabilitas dan ketertiban, kehidupan yang halal dan harmonis, upaya untuk melakukan hal yang benar, menjadi baik, berbudi luhur, mendapatkan pahala agama, membantu orang lain, berinteraksi dengan sukses dengan masyarakat. Tiga upaya lainnya adalah [[:en:Artha|Artha]] – perjuangan untuk sarana kehidupan seperti makanan, tempat tinggal, kekuasaan, keamanan, kekayaan materi, dan sebagainya; [[Kama]] – perjuangan untuk seks, keinginan, kesenangan, cinta, pemenuhan emosional, dan sebagainya; dan [[Moksa]] – perjuangan untuk makna spiritual, pembebasan dari siklus kelahiran kembali kehidupan, realisasi diri dalam kehidupan ini, dan sebagainya. Keempat tahap tersebut tidak independen atau eksklusi dalam dharma Hindu.<ref name=":8" />
=== Dharma dan kemiskinan ===
Dharma yang diperlukan bagi individu dan masyarakat, bergantung pada kemiskinan dan kemakmuran dalam suatu masyarakat, menurut kitab suci dharma Hindu. Misalnya, menurut Adam Bowles,<ref name=":9">{{Cite book|last=Bowles|first=Adam|date=2007|url=https://www.worldcat.org/oclc/304341560|title=Dharma, disorder, and the political in ancient India : the Āpaddharmaparvan of the Mahābhārata|location=Leiden|publisher=Brill|isbn=978-90-474-2260-0|oclc=304341560}}</ref> [[:en:
Dalam Rajadharmaparvan 91.34-8, hubungan antara kemiskinan dan dharma mencapai lingkaran penuh. Sebuah negeri dengan kehidupan yang kurang bermoral dan halal menderita kesusahan, dan ketika kesusahan meningkat itu menyebabkan kehidupan yang lebih tidak bermoral dan melanggar hukum, yang selanjutnya meningkatkan kesusahan.<ref name=":9" /><ref>{{Cite journal|last=Duncan|first=J.|last2=Dereett|first2=M.|date=1959-02|title=Bhū-Bharaṇa, Bhū-Pālana, Bhū-Bhojana: an Indian conundrum|url=http://dx.doi.org/10.1017/s0041977x00076163|journal=Bulletin of the School of Oriental and African Studies|volume=22|issue=1|pages=108–123|doi=10.1017/s0041977x00076163|issn=0041-977X}}</ref> Mereka yang berkuasa harus mengikuti raja dharma (yaitu, dharma para penguasa), karena ini memungkinkan masyarakat dan individu untuk mengikuti dharma dan mencapai kemakmuran.<ref>{{Cite journal|last=Gonda|first=J.|date=1956|title=Ancient Indian Kingship From the Religious Point of View|url=http://dx.doi.org/10.1163/156852756x00041|journal=Numen|volume=3|issue=1|pages=36–71|doi=10.1163/156852756x00041|issn=0029-5973}}</ref>
Baris 203:
{{main|Hindu law}}
Gagasan ''tentang dharma'' sebagai tugas atau kepatutan ditemukan dalam teks-teks hukum dan agama kuno India. Contoh umum dari penggunaan tersebut adalah pitri dharma (artinya tugas seseorang sebagai ayah), putra dharma (tugas seseorang sebagai seorang putra), raj dharma (tugas seseorang sebagai raja) dan sebagainya. Dalam filsafat Hindu, keadilan, keharmonisan sosial, dan kebahagiaan mengharuskan orang hidup per dharma. [[Dharmasastra|Dharmashastra]] adalah catatan tentang pedoman dan aturan ini.<ref>{{Cite journal|last=Gächter|first=Othmar|date=2009|title=Anton Quack (1946–2009)|url=http://dx.doi.org/10.5771/0257-9774-2009-2-519|journal=Anthropos|volume=104|issue=2|pages=519–526|doi=10.5771/0257-9774-2009-2-519|issn=0257-9774}}</ref> Bukti yang tersedia menunjukkan India pernah memiliki banyak koleksi literatur terkait dharma (sutra, shastra); empat sutra bertahan dan ini sekarang disebut sebagai Dharmasutras.<ref name="ReferenceB">{{Cite book|date=1999|url=https://www.worldcat.org/oclc/252642820|title=The dharmasūtras : the law codes of Āpastamba, Gautama, Baudhāyana, and Vasisṭḥa|location=Oxford|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-158423-7|others=Patrick Olivelle|oclc=252642820}}</ref> Bersama dengan hukum Manu dalam Dharmasutras, ada ringkasan hukum yang paralel dan berbeda, seperti hukum Narada dan cendekiawan kuno lainnya.<ref>{{Cite journal|last=DAVIS|first=DONALD R.|date=2006-08-15|title=A Realist View of Hindu Law|url=http://dx.doi.org/10.1111/j.1467-9337.2006.00332.x|journal=Ratio Juris|volume=19|issue=3|pages=287–313|doi=10.1111/j.1467-9337.2006.00332.x|issn=0952-1917}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Salomon|first=Richard|date=2013|title=Coville, Linda, A Metaphorical Study of Saundarananda (Delhi: Motilal Banarsidass, 2009), xi + 303 pp., $13.11, ISBN 978 8 120 83367 8.|url=http://dx.doi.org/10.1163/15728536-00001133|journal=Indo-Iranian Journal|volume=56|issue=1|pages=93–98|doi=10.1163/15728536-00001133|issn=0019-7246}}</ref> Buku-buku hukum yang berbeda dan bertentangan ini tidak eksklusif, juga tidak menggantikan sumber-sumber dharma lain dalam agama Hindu. Dharmasutra ini mencakup instruksi tentang pendidikan kaum muda, ritus perjalanan mereka, adat istiadat, ritus dan ritual keagamaan, hak dan kewajiban perkawinan, kematian dan ritus leluhur, hukum dan administrasi keadilan, kejahatan, hukuman, aturan dan jenis bukti, tugas seorang raja, serta moralitas.<ref
== Agama Buddha ==
Dalam agama Buddha ''dharma'' berarti hukum dan ketertiban kosmik,<ref name=":10">{{Cite journal|date=2000-01-01|title=The Concise Oxford Dictionary of World Religions|url=http://dx.doi.org/10.1093/acref/9780192800947.001.0001|doi=10.1093/acref/9780192800947.001.0001}}</ref><ref name=":11">{{Cite book|date=2014-11-27|url=http://dx.doi.org/10.4324/9781315754772-6|title=Ff|publisher=Routledge|pages=286–331}}</ref> tetapi juga diterapkan pada ajaran Buddha.<ref name=":10" /><ref name=":11" /> Dalam [[Filsafat Buddhis|filsafat Buddha]], ''dhamma/dharma'' juga merupakan istilah untuk "[[fenomena]]".<ref name=":
=== Ajaran Buddha ===
Untuk mempraktikkan umat Buddha, referensi ke "dharma" (''dhamma'' dalam bahasa Pali) khususnya sebagai "dharma", umumnya berarti ajaran Buddha, yang umumnya dikenal di seluruh Timur sebagai Buddhadharma. Ini mencakup terutama wacana tentang prinsip-prinsip dasar (seperti [[Empat Kebenaran Mulia]] dan [[Jalan Utama Berunsur Delapan|Jalan Mulia Berunsur Delapan]]), yang bertentangan dengan perumpamaan dan puisi.
Status dharma dianggap bervariasi oleh tradisi Buddha yang berbeda. Beberapa orang menganggapnya sebagai kebenaran tertinggi, atau sebagai sumber dari segala sesuatu yang berada di luar "tiga alam" (Sansekerta: ''tridhatu'') dan "roda menjadi" ([[:en:
Dharma tidak hanya mengacu pada perkataan Sang Buddha, tetapi juga pada tradisi penafsiran dan penambahan selanjutnya yang telah dikembangkan oleh berbagai [[:en:
Dharma adalah salah satu dari [[:en:
=== Buddhisme Chan ===
Dharma digunakan dalam [[Chan|Buddhisme Chan]] dalam lingkung tertentu dalam kaitannya dengan transmisi doktrin, pemahaman, dan bodhi otentik; diakui dalam [[:en:
=== Buddhisme Theravada ===
Baris 232:
{{Main|Dharma (Jainism)}}
Kata ''dharma'' dalam Jainisme ditemukan dalam semua teks kuncinya. Ini memiliki makna kontekstual dan mengacu pada sejumlah ide. Dalam arti luas, itu berarti ajaran jinas,<ref
''Sutra Tattvartha'', sebuah teks utama Jain, menyebutkan ''daśa dharma'' (<abbr>lit.</abbr> 'sepuluh ''dharma''s') dengan mengacu pada sepuluh kebajikan yang benar: kesabaran, kesopanan, keterusterangan, kemurnian, kebenaran, pengekangan diri, penghematan, penolakan, non-keterikatan, dan selibat.<ref>{{Cite book|last=Jain|first=Sanjiv|date=1998|url=http://dx.doi.org/10.5005/jp/books/10312_29|title=Pemphigus|publisher=Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd.|pages=128–128}}</ref> ''Acārya Amṛtacandra'', penulis teks Jain, ''Puruṣārthasiddhyupāya'' menulis:<ref>{{Cite journal|last=Jain|first=Sharad K.|date=2012-07-18|title=Assessment of environmental flow requirements|url=http://dx.doi.org/10.1002/hyp.9455|journal=Hydrological Processes|volume=26|issue=22|pages=3472–3476|doi=10.1002/hyp.9455|issn=0885-6087}}</ref><blockquote>Seorang percaya yang benar harus terus-menerus merenungkan kebajikan dharma, seperti kesopanan tertinggi, untuk melindungi Diri dari semua watak yang bertentangan. Dia juga harus menutupi kekurangan orang lain.
Baris 241:
{{further|Dravya}}
Istilah ''dharmāstikāya (sanskerta'': धर्मास्तिकाय) juga memiliki makna [[
== Sikhisme ==
{{main|Sikhism}}
Bagi [[Sikh]], kata ''dharam'' ([[
== Dalam literatur India Selatan ==
Beberapa karya periode [[Sangam]] dan pasca-Sangam, banyak di antaranya berasal dari [[Agama Hindu|Hindu]] atau [[:en:Jain|Jain]], menekankan pada dharma. Sebagian besar teks-teks ini didasarkan pada ''aṟam'', istilah [[:en:
== Dharma dalam Simbol-Simbol ==
Pentingnya ''dharma'' bagi sentimen India diilustrasikan oleh keputusan India pada tahun 1947 untuk memasukkan [[:en:
== Dalam budaya populer ==
"Dharma for One" adalah instrumental yang ditulis oleh [[:en:
== Lihat pula ==
|