Hermeneutika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: menambah tag nowiki VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes
Baris 1:
'''Hermeneutika''' adalah cabang [[filsafat]] yang mempelajari tentang [[interpretasi]] [[Arti|makna]].<ref name="mulyono" /> Nama hermeneutika diambil dari [[Verba|kata kerja]] dalam [[bahasa Yunani]] ''hermeneuein'' yang berarti, menafsirkan, memberi pemahaman, atau menerjemahkan.<ref name="mulyono" /> Jika dirunut lebih lanjut, [[Verba|kata kerja]] tersebut diambil dari nama [[Hermes]], [[dewa]] [[Pengetahuan]] dalam [[mitologi]] [[Yunani]] yang bertugas sebagai pemberi pemahaman kepada [[manusia]] terkait [[pesan]] yang disampaikan oleh para [[Dewa|dewa-dewa]] di [[Olympus]].<ref name="hamilton">{{cite book|author= Hamilthon, Edith|title=Mitologi Yunani|publisher=Lagung Pustaka|location=Yogyakarta|year=2009|id=ISBN 979-169804564-0}}</ref> Fungsi [[Hermes]] adalah penting sebab bila terjadi kesalahpahaman tentang pesan [[Dewa|dewa-dewa,]] akibatnya akan [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/fatal fatal] bagi seluruh umat [[Manusia|manusia.]].[[Hermes]] harus mampu menginterpretasikan atau [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/menyadur menyadur] sebuah [[pesan]] ke dalam [[bahasa]] yang dipergunakan oleh pendengarnya. Sejak saat itu [[Hermes]] menjadi [[simbol]] seorang [[duta]] yang dibebani dengan sebuah misi tertentu. Berhasil tidaknya misi itu sepenuhnya tergantung pada cara bagaimana [[pesan]] itu disampaikan. Oleh karena itu, hermeneutik pada akhirnya diartikan sebagai ‘[[proses]] mengubah sesuatu atau situasi ketidaktahuan menjadi mengerti’.<ref>E. Sumaryono. 1999. ''Hermeneutik: Sebuah Metode Filsafat''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 23-24</ref>
 
== Sejarah ==
Baris 14:
Abad 20 M, ditandai sebagai era [[post-modern|posmodern]] dalam [[sejarah]] [[filsafat barat]], [[fenomenologi]] lahir sebagai paham baru yang merambah dunia hermeneutika.<ref name="mulyono"/> Adalah [[Martin Heidegger]], yang mengatakan bahwa proses hermeneutika merupakan proses pengungkapan [[Kepribadian|jati diri]] dan permasalahan [[eksistensi]] [[manusia]] yang sesungguhnya.<ref name="mulyono" /> Usahanya mendapat [[Respons|respon]]<nowiki/>s positif dari [[Hans-Georg Gadamer]] yang kemudian memadukan Hermeneutika [[Martin Heidegger|Heidegger]] dengan konsep [[estetika]].<ref name="mulyono"/> Keduanya sama-sama sepakat bahwa [[Yang-Ada]] berusaha menunjukkan dirinya sendiri melalui tindakan-tindakan yang dilakukan oleh [[manusia]], terutama [[bahasa]].<ref name="mulyono"/>
 
Hermeneutika di akhir abad 20 M mengalami pembaharuan pembahasan ketika [[Paul Ricoeur]] memperkenalkan [[Teori|teorinyateori]]nya.<ref name="poespoporodjo"/> Ia kembali mendefinisikan Hermeneutika sebagai cara menginterpretasi [[teks]], hanya saja, cara cakupan [[teks]] lebih luas dari yang dimaksudkan oleh para [[cendikiawan]] [[Abad Pertengahan|abad pertengahan]] maupun [[Modernisasi|modern]] dan sedikit lebih sempit jika dibandingkan dengan yang dimaksudkan oleh [[Heidegger]].<ref name="poespoporodjo">{{cite book|author=poespoporodjo, W.|tittle=Hermeneutika|publisher=pustaka setia|location=Bandung|year=2004}}hal</ref> [[Teks]] yang dikaji dalam hermeneutik Ricoeur bisa berupa [[teks]] baku sebagaimana umumnya, bisa berupa [[simbol]], maupun [[mitos]].<ref name="mulyono"/> Tujuannya sangat sederhana, yaitu memahami [[realitas]] yang sesungguhnya di balik keberadaan [[teks]] tersebut.<ref name="mulyono"/>
 
== Referensi ==