Kerajaan Amanuban: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kikiza77 (bicara | kontrib)
menambah pranala dalam
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes
Baris 3:
 
== Cikal bakal ==
[[Kerajaan]] [[Amanuban]] (Banam) diawali dengan kehadiran [[Olak Mali]], leluhur [[Raja]] [[Nope|Nope,]], dengan istrinya di [[Gunung Tunbes]]. Olak Mali mempunyai pengetahuan, kemampuan, dan kekuatan untuk memengaruhi suku-suku yang berada di [[Tunbes|Gunung Tunbes]] seperti Nuban, Tenis, Asbanu, Nomnafa untuk mengakuinya sebagai penguasanya. (Norholt,1971).
 
Dengan kemampuan yang dimiliki oleh Olak Mali dan isterinya yang mampu meyakinkan suku-suku (''tsepe'') primitif seperti [[Nuban]], Tenis, [[Asbanu]], dan [[Nubatonis]] ( Si Nuban yang suka Natoni) di Gunung Tunbes bahwa dia (Olak Mali) adalah penguasa dan Pemimpin Amanuban ( [[Raja]] atau [[Usif]]). Hal ini dibuktikannya kepada [[Nubatonis]] dengan beberapa bukti seperti menanam [[pohon pisang]], menanam [[tebu]], [[api unggun]], memanggil bumi. '<nowiki/>''Koe bako mese ma tib mese''' sebagai pengesahan pemilihan di Gunung Tunbes'', pil nam Tunbes.''
 
Empat kelompok suku yang hidup bermasyarakat di Gunung Tunbes bersama para amaf lain kemudian mengukuhkan Olak Mali menjadi [[Raja]] [[Amanuban]] ( Banam ) sekaligus peristiwa ini merupakan cikal bakal terbentuknya [[Kerajaan Amanuban]]. Bukti fisik yang ada hingga saat ini menunjukkan kehebatan Olak Mali sebagai [[Raja]] [[Amanuban]] pertama yang mampu menata [[kehidupan sosial]], [[kemasyarakatan]], dan pemukiman [[masyarakat]] Tubes secara baik dan teratur. Posisi [[istana]] ([[sonaf]]) [[Raja]] [[Nope]] yang berada di tengah dengan pagar batu kokoh sebagai inti (''core'') yang kemudian dikelilingi dengan pemukiman kelompok [[suku-suku]] seperti [[Tenis]], Nuban, Asbanu, Nubatonis, dan Nomnafa menunjukan bahwa [[istana]] (sonaf) [[raja]] Nope di Gunung Tunbes ini adalah kerajaan Amanuban itu sendiri. Raja Nope di Banam yakni nun ana banam ma let ana banam untuk aman turun temurun on oof ma bilu, he nah sis fafi nalali, he nah mak ane nalali.
 
[[Daerah]] Tunbes sesuai pembagiannya terdiri dari Mnela Ooh ( keempat suku di Tunbes), Kekan ( [[kawasan lindung]]), kandang kerbau, [[Istana]] (sonaf) dan tempat [[kuburan]] [[raja]].Ada empat [[raja]] yang dimakamkan di Tunbes.
 
Awal mula [[kerajaan Amanuban]] dipercayai oleh masyarakat karena kerajaan ini memiliki hubungan dengan [[kerajaan Amanatun]] dan [[Kerajaan Amarasi|kerajaan Amarasi,]], ketiga kerajaan ini dianggap berasal dari tiga orang bersaudara.
 
=== Nama Banam - Amanuban ===
Baris 18:
 
== Perkembangan Kerajaan ==
Dari Tunbes kemudian pusat [[kerajaan Amanuban]] dipindahkan ke [[Pili Besabnao]]. Perpindahan pusat kekuasaan ini karena sudah terjadi pertambahan [[penduduk]] sedangkan luas lahan di [[Tunbes]] semakin kecil. Surat dari [[Apolonius Shot]], tertanggal [[5 Juni]] [[1613]], menyebutkan bahwa saat [[VOC]] melakukan kunjungan dagang ke [[Timor]] untuk pembelian [[cendana]] maka saat itu sudah ada beberapa [[Raja]] [[kerajaan]] di [[Timor]] yang bisa dan senang diajak bersahabat dan bekerja sama. [[Williiem Jacobsz]] dan [[Melis Andriaz]] juga telah bertemu dan berbicara langsung dengan [[Raja]] [[Amanuban]].
 
[[Kerajaan Amanuban]] tahun [[1641]] telah memeluk [[Agama]] [[Katolik]] ditandai dengan kunjungan missi padrie [[Jacinto de Dominggo]], namun disayangkan nama [[baptis]] mereka tidak dicantumkan dalam daftar nama silsilah [[raja-raja]] [[Amanuban]]. Bukti prasasti [[Gereja Katolik]] di [[Abi]] ( Neke) dibangun [[1527]].
 
[[Antonio da Hornay]] tokoh penting Topas (Orang Kaesmetan-[[Portugis]] [[Hitam]]) memerintah di [[Timor]] 1664-1695 dan ia kawin dengan putri Amanuban dan Ambenu. De Ornay dan Da Costa merupakan dua tokoh penting yang saling merebut kekuasaan di [[Timor]]. Putra [[Dominggus]] da [[Costa III]] yang bernama [[Simao da Costa]] kawin dengan [[bi Noni Nope]]. Laporan VOC tahun 1764 menyebutkan bahwa Raja Amanuban dan Amanessi meminta diberi gelar Don (Schulte Nordholt,1971). Kekejaman [[Simao Louis]] diimbangi dengan membagi-bagikan [[tongkat]] kepada [[Raja]] yang tunduk kepada [[Portugis]] sebagai tanda pengenal untuk boleh mengumpulkan [[cendana]] dan [[lilin]] untuk dijual kepada [[Portugis]]. [[Antonio de Ornay]] kemudian menggantikan [[Simao Louis]] sebagai ''capitao mor'' di [[Timor]].
 
Dalam surat [[Kaiser Sonbai]] tanggal [[23 September]] [[1703|1703,]], yang dikirim ke [[Batavia|Batavia,]], menyebutkan bahwa Sonbai sedang menghadapi masalah dengan [[Ambenu]], Amanuban, [[Boro]], [[Asem]], Mina, dan Likusaen. Kemudian terjadi pertempuran antara [[Molo]] dengan [[Amakono]], [[Amfoan]] serta [[Amanuban]] dimana dalam pertempuran itu di pihak Amanuban tewas 5000 orang. (Hans Hagerdal, 2004). Batu bertulis [[ANNO]] [[1709]] (secara jelas batu tersebut tertulis DRB dan tulisan ANNO 1709, batu berbentuk bujur sangkar dengan ukuran panjang 30 &nbsp;cm dan lebar 31 &nbsp;cm dengan tebal batu 13 &nbsp;cm).
 
Setahun setelah [[Perang]] [[Penfui]] dalam dokumen VOC [[1750]] menyebutkan bahwa [[Raja]] pemimpin Amanuban saat itu adalah [[Don Michel]] (Don Migil) bersama [[Don Bernando]] dari [[Amfoang]] datanng ke [[Kupang]] bersama Kaiser dari [[Amakono]] dengan harapan hidup berdamai dengan [[Belanda]]. Karena sebelum pecahnya [[perang]] [[Penfui]] [[Amanuban]] bersama [[Amakono]], [[Sorbian]], [[Amanatun]], Amarasi-Amanesi adalah sekutu [[Portugis]] dan [[Topas]].
Baris 38:
 
=== Raja Sufa Leu ===
Digambarkan dalam laporan [[Belanda|Belanda,]], [[Raja]] [[Sufa Leu]] sebagai kekuasaan yang berdiri secara kuat dan bebas dari pengaruh dan tekanan kolonial yang memerintah dengan keras dan saling mencurigai, semua [[rakyatnya]] tunduk dan patuh kepadanya dengan rasa hormat dan takut. Setiap rakyat Amanubang yang berhadapan dengan [[Raja]] [[Sufa Leu]] dilarang keras menentang dan memandang wajah [[raja]] ini (harus menutup mata / na bil). [[Raja]] [[Sufa Leu]] pada tanggal [[1 Juli]] [[1908]] menandatangani Korte Verklaring sebagai [[landschapen Amanubang]] dan [[Koko Sufa Leu]] sebagai Kaiser Muda Amanubang dan [[Zanu Nakamnanu]].
 
Setelah [[Raja]] [[Sufa Leu]] alias [[Raja]] [[Bil Nope]] gugur sebagai [[pahlawan]] dengan membakar dirinya (Lan Ai) pada bulan Oktober [[1910|1910,]], maka diangkatlah adik kandungnya [[Noni Nope]] sebagai penggantinya oleh [[Belanda]]. [[Raja]] [[Noni Nope]] sebagai kepala zelf bestuur [[Amanuban]] dengan dibantu oleh dua orang fettor yakni [[fetoor Noe Liu]] Zanu Nakamnanu (Noe Nakan) dan Fettor [[Noe Bunu]] [[Boi Isu]] (Noe Haen) dengan satu mafefa [[Tua Isu]]. [[Raja]] [[Noni Nope]] menandatangani [[korte]] [[Verklaring]] [[Maret 1912]].
 
Menurut [[Arsip Nasional]] di [[Den Hag]] [[Belanda]] tentang [[Raja-raja]] [[Amanuban]] menyebutkan bahwasannya [[Raja]] [[Baki Nope]] melahirkan putra sulung bernama [[Raja]] [[Zanu Nope]] dengan saudaranya [[Pa'e]]. Menurut catatan [[Kruseman]] tentang [[Timor]] menyebutkan [[Raja]] [[Louis Nope]] baru meninggal pada tahun [[1824]] berusia lanjut dan putranya bertakhta menggantikannya tetapi bertentangan dengan pamannya. Adik kandung dari [[Hau Sufa Leu]] gelar [[Bil Nope]] ada dua orang laki-laki yaitu [[Kusa Nope]] (Fatu Auni), [[Raja]] [[Noni Nope]] (Neke), dan seorang perempuan bi Natu Nope.
Baris 56:
Pada tanggal [[21 Oktober]] [[1946]] [[Raja-Raja]] seluruh [[keresidenan]] [[Timor]] mengadakan sidang atau konferensi di [[Kota]] [[Kefamenanu]] guna membentuk [[Timor]] [[Eiland]] [[Federatie]] (gabungan kerajaan afdelling Timor - [[Dewan]] [[Raja-raja]] [[Timor]]). Dalam sidang tersebut, [[H. A. Koroh]] ([[Raja]] [[Amarasi]]) dan [[A. Nisnoni]] ([[Raja]] [[Kupang]]) terpilih masing-masing sebagai ketua dan ketua muda [[Timor]] [[Eiland Federatie]].
 
[[Raja]] [[Amanuban]] [[Johan Paulus Nope]] yang hadir dalam sidang tersebut dari [[Kerajaan]] Amanuban. Masih dalam forum yang sama berhasil dibentuk [[Dewan Perwakilan Rakyat]] [[Timor]] [[Eiland Federatie]] [[Amanuban]] mendudukan [[S.L Selan]] mewakili [[Kerajaan Amanuban]], [[Ch. Tallo]] mewakili [[Kerajaan]] [[Amanatun]] dan [[T Benufinit]] mewakili[[kerajaan Mollo]], sebagai [[DPRD]] [[Timor]] dan [[Kepulauanya]].
 
Karena faktor [[kesehatan]] [[Raja]] [[Johan]] [[Paulus]] [[Nope]] yang terganggu maka [[kontroleur]] [[Belanda]] mengusulkan adiknya Kusa Nope yang baru tamat sekolah [[praja]] di [[Makasar]] untuk melaksanakan pemerintahan sehari-hari [[kerajaan]] sambil menantikan dewasanya Putra Mahkota [[kerajaan Amanuban]] anak laki-laki dari [[Raja]] [[Johan]] [[Paulus]] [[Nope]] yang bernama [[Louis Nope]] dan [[Mahteos Nino Nope]] untuk dinobatkan menjadi [[Raja]] [[Amanuban]]. [[Raja]] [[Pae Nope]] dan [[Raja]] [[Johan]] [[Paulus]] [[Nope]] wafat pada tahun [[1959]] di [[Niki-niki|Niki-Niki]].
 
[[Kusa Nope]] kemudian menjadi [[Kepala Daerah]] [[Swapraja Amanuban]] (KDS Amanuban). [[Kusa Nope]] juga kemudian menjadi [[Bupati]] [[Timor Tengah Selatan]] pertama. Istri pertama Kusa Nope bernama [[bi Malo Nitibani]] disusul bi Kina dan bi Sole. Ada tujuh [[raja]] [[Amanuban]] yang dimakamkan di [[Son Nain]] Niki-Niki. Kedudukan [[raja]] adalah turun temurun, dan putera mahkota berhak menggantikan kedudukan ayahnya sebagai [[raja]]. Putra [[mahkota]] adalah putra sulung raja yang lahir dari [[permaisuri]].