Koentjaraningrat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membalikkan suntingan oleh Yasir Arifin Putra (talk) ke revisi terakhir oleh InternetArchiveBot
Tag: Pembatalan SWViewer [1.4]
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes
Baris 4:
Ayahnya R.M. Emawan Brotokoesomo, adalah seorang [[pamong praja]] di lingkungan [[Pakualaman]]. Ibunya, R.A. Pratisi Tirtotenojo, sering diundang sebagai penerjemah bahasa [[Belanda]] oleh keluarga [[Paku Alam]]. Walaupun anak tunggal, didikan ala [[Belanda]] yang diterapkan ibunya membuatnya menjadi pribadi yang disiplin dan mandiri sejak kecil.
 
Karena anak seorang bangsawan, pada saat usianya 8 tahun ia boleh bersekolah di ''[[Europeesche Lagere School|]]''Europeesche Lagere School'']] (setingkat sekolah dasar yang sebetulnya hanya diperuntukkan bagi anak-anak Belanda). Pada masa-masa itu, ia sering menghabiskan waktunya untuk bermain di lingkungan keraton. Kedekatannya dengan lingkup keraton yang kental dengan seni dan kebudayaan Jawa itu, sedikit banyak mempengaruhi pembentukan kepribadiannya sebagai seorang antropolog di kemudian hari.
 
Setelah lulus dari Europeesche School, pada tahun 1939 ia melanjutkan sekolah ke [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs|MULO]], lantas ke [[Algemeene Middelbare School|AMS-A]] (1942). Saat bersekolah di [[SMA Negeri 1 Yogyakarta|AMS-A (sekarang SMA Negeri 1 Yogyakarta)]] ia mulai mempelajari seni tari di [[Notoprajan, Ngampilan, Yogyakarta|Tejakusuman]]. Selain itu, bersama dua sahabatnya, Koesnadi (fotografer) dan [[Rosihan Anwar]] (tokoh pers), Koentjaraningrat rajin menyambangi rumah seorang dokter keturunan Tionghoa untuk membaca; diantaranya adalah disertasi-disertasi tentang antropologi milik para pakar kenamaan.