Konstans II: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Abhiseka Nareswara (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes
Baris 18:
|}}
 
'''Konstans II''' ({{Templat:Lang-el|Κώνστας Β', '''Kōnstas II''' Latin: '''Heraclius Constantinus''' or '''Flavius Constantinus Augustus'''}} (7 November 630 – 15 September 668), juga dikenal sebagai '''Konstantin yang Berjenggot''' (Kōnstantinos Pogonatos), adalah Kaisar Bizantium dari 641 hingga 668. Ia adalah kaisar terakhir yang juga menjabat sebagai konsul, pada 642.<ref>[http://links.jstor.org/sici?sici=0075-4358(1982)72%3C126%3ATLCBAH%3E2.0.CO%3B2-N JSTOR: The Last Consul: Basilius and His Diptych]</ref><ref>[http://links.jstor.org/sici?sici=0070-7546(1972)26%3C293%3ATIFIBD%3E2.0.CO%3B2-L JSTOR: The Iranian Factor in Byzantium during the Reign of Heraclius]</ref> Konstans adalah nama panggilan dari kaisar, yang telah dibaptis sebagai Herakleios dan menjabat dengan nama Konstantinus. Nama panggilan ini disebutkan di beberapa tulisan Bizantium dan menjadi standar historiografi modern.
 
== Biografi ==
Konstans adalah putra dari Konstantinus III dan Gregoria. Karena rumor bahwa Heraklonas dan Martina telah meracuni Konstantinus III, ia dilantik menjadi kaisar bersama pada 641. Kemudian pada tahun yang sama ketika pamannya lengser, Konstans II menjadi kaisar tunggal.
 
Konstans berhutang besar atas kenaikannya ke takhta dan reaksi masyarakat terhadap pamannya serta perlindungan dari tentara yang dipimpin sang jenderal, Valentinus. Meskipun sang kaisar memberi tuduhan kepada senat melalui pidato untuk menyalahkan Heraklonas dan Martina atas kematian ayahnya, ia dilantik oleh para senator di bawah pimpinan [[:en:Patriarch_Paul_II_of_ConstantinoplePatriarch Paul II of Constantinople|Patriarka Paulus II dari Konstantinopel]]. Pada 644 Valentinus mencoba untuk memperoleh kekuasaan untuk dirinya sendiri, tetapi gagal.
 
Di bawah Konstans, pasukan Bizantium menarik diri dari [[Aegyptus (provinsi Romawi)|Mesir]] pada 642, dan [[Utsman bin Affan|Kalifah Uthman]] melancarkan beberapa serangan ke pulau-pulau di [[Laut Tengah|Laut Mediterania]] dan [[Laut Aegea]]. Armada Bizantium di bawah marsekal Manuel merebut [[Iskandariyah|Alexandria]] lagi pada 645, namun setelah [[Muslim|kaum muslim]] memperoleh kemenangan pada tahun berikutnya, kota ini harus ditinggalkan. Situasi rumit ditimbulkan oleh pertentangan keras terhadap [[Monotelitisme]] oleh para imam di barat dan terkait dengan pemberontakan [[Keeksarkaan Afrika|Eksarki Kartago]], [[:en:Gregory_the_PatricianGregory the Patrician|Gregorius orang Patricia]]. Beberapa pasukan lalu jatuh saat pertempuran melawan pasukan Kalifah Uthman, dan wilayah ini menjadi negara boneka kekalifahan hingga[[Perang saudara Islam pertama|perang sipil]] meletus dan pemerintahan imperial kembali ditegakkan.
[[Berkas:Byzantiumby650AD.svg|kiri|jmpl|350x350px|Kekaisaran Bizantium pada 650 di bawah Konstans II]]
Konstans berusaha untuk mengendalikan poros tengah di gereja di antara kaum Ortodoks dan Monothelitisme dengan menolak untuk mendukung atau melarang lebih jauh diskusi tentang asal dari [[Yesus|Yesus Kristus]] dengan suatu dekret pada 648. Sesungguhnya, kebijakan ini sudah cukup memuaskan bagi beberapa peserta-peserta yang antusias mengenai masalah ini.
Baris 31:
Di lain pihak, kemajuan Kekalifanan berlanjut tak terkendali. Pada 647, mereka memasuki [[Armenia]] dan [[Kapadokia]] lalu menguasai Caesarea Mazaca. Pada tahun yang sama, mereka menyerang Afrika dan membunuh Gregorius. Pada 648, kaum Arab menyerang Phyrgia, dan pada 649 mereka melancarkan ekspedisi laut pertama terhadap Kreta. Sebuah serangan besar kaum Arab di Silisia dan Isauria pada 650-651 memaksa kaisar untuk berunding dengan gubernur dari Kalifah Uthman di Suriah, Muawiyah. Perdamaian ini diikuti penundaan sesaat dan membuat Konstans mampu mempertahankan Armenia barat.
 
Pada 654, Muawiyah memperbarui serangannya di laut dengan menjarah Rhodes. Konstans memimpin armada untuk menyerang kaum muslim di Phoinike (seberang Lycia) pada 655 dalam Pertempuran Tiang-Tiang, tetapi kemudian ia mengalami kekalahan dengan: 500 kapal Bizantium hancur, kaisar hampir terbunuh. Sebelum pertempuran, penulis kronik Theopanes yang Beriman mengatakan bahwa kaisar bermimpi ada di Tesalonika; mimpi ini diperkirakan tanda kekalahannya melawan Arab karena arti kata Tesalonika mirip dengan kalimat "Thes allo niken" yang berarti "memberi kemenangan pada yang lain (musuh)".<ref>«θὲς ἄλλῳ νὶκην», see Bury, John Bagnell (1889), ''[http://books.google.com/books?id=4dAJrLB8xh4C&lpg=PA290&dq=constans%20phoenix%20dream&hl=el&pg=PA290#v=onepage&q=constans%20phoenix%20dream&f=false A history of the later Roman empire from Arcadius to Irene]'', Adamant Media Corporation, 2005, p.290. </ref> Kalifah Uthman menyiapkan serangan untuk Konstantinopel, tetapi tidak pernah dijalankan karena terjadi Fitnah Pertama pada 656.
 
Pada 658, tekanan terhadap pertahanan di bagian timur mulai berkurang. Konstans berhasil mengalahkan kaum Slavik di Balkan, secara sementara mempertahankan pengaruh Bizantium atas mereka dan membawa sebagian dari mereka ke Anatolia (k. 649 atau 667). Pada 659 ia membawa pasukan ke timur, mengambil kesempatan karena perlawanan terhadap kekalifahan di Media. Pada tahun yang sama, ia memutuskan untuk berdamai dengan Arab.