Liberalisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~ref |
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes |
||
Baris 1:
{{Kotak samping liberalisme}}'''Liberalisme''' adalah sebuah pandangan filsafat [[Filsafat politik|politik]] dan [[Etika|moral]] yang didasarkan pada [[kebebasan]], [[Persetujuan dari yang terperintah|persetujuan dari yang diperintah]] dan [[persamaan di hadapan hukum]].<ref>"liberalism In general, the belief that it is the aim of politics to preserve individual rights and to maximize freedom of choice." ''Concise Oxford Dictionary of Politics'', Iain McLean and Alistair McMillan, Third edition 2009, {{ISBN|978-0-19-920516-5}}.</ref><ref name="wpt2">"political rationalism, hostility to autocracy, cultural distaste for conservatism and for tradition in general, tolerance, and [...] individualism". John Dunn. ''Western Political Theory in the Face of the Future'' (1993). Cambridge University Press. {{ISBN|978-0-521-43755-4}}.</ref><ref>"With a nod to Robert Trivers' definition of altruistic behaviour" ({{Harvard citation no brackets|Trivers|1971}}), Satoshi Kanazawa defines liberalism (as opposed to conservatism) as "the genuine concern for the welfare of genetically unrelated others and the willingness to contribute larger proportions of private resources for the welfare of such others" ({{Harvard citation no brackets|Kanazawa|2010}}).</ref> Orang-orang liberal mendukung beragam pandangan tergantung kepada pemahaman mereka tentang prinsip-prinsip ini, tetapi umumnya mereka mendukung hak-hak individu (termasuk [[Hak sipil dan politik|hak-hak sipil]] dan [[hak asasi manusia]]), [[demokrasi]], [[sekularisme]], [[kebebasan berbicara]], [[kebebasan pers]], [[kebebasan beragama]] dan [[ekonomi pasar]].<ref>{{Cite book|last=Adams|first=Sean|last2=Morioka|first2=Noreen|last3=Stone|first3=Terry Lee|date=2006|url=https://archive.org/details/colordesignworkb0000ston/page/86|title=Color Design Workbook: A Real World Guide to Using Color in Graphic Design|location=Gloucester, Mass.|publisher=Rockport Publishers|isbn=1-59253-192-X|pages=[https://archive.org/details/colordesignworkb0000ston/page/86 86]|oclc=60393965}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Kumar|first=Rohit Vishal|last2=Joshi|first2=Radhika|date=October–December 2006|title=Colour, Colour Everywhere: In Marketing Too|journal=SCMS Journal of Indian Management|volume=3|issue=4|pages=40–46|issn=0973-3167|ssrn=969272}}</ref><ref>Cassel-Picot, Muriel "The Liberal Democrats and the Green Cause: From Yellow to Green" in Leydier, Gilles and Martin, Alexia (2013) ''Environmental Issues in Political Discourse in Britain and Ireland''. Cambridge Scholars Publishing. [https://books.google.ca/books?id=fFgxBwAAQBAJ&lpg=PP1&pg=PA105#v=onepage&q&f=false p.105]. {{ISBN|9781443852838}}</ref>
Liberalisme menjadi salah satu [[Gerakan politik|gerakan]] utama di [[Abad Pencerahan|Zaman Pencerahan]] dan menjadi populer di kalangan filsuf dan ekonom [[Dunia Barat|Barat]]. Liberalisme berusaha untuk menggantikan [[Norma sosial|norma-norma]] [[Bangsawan|hak istimewa turun-temurun]], [[agama negara]], [[Kerajaan mutlak|monarki absolut]], [[Hak ilahi raja-raja|hak ilahi raja]] dan [[Konservatisme tradisionalis|konservatisme tradisional]] dengan [[demokrasi perwakilan]] dan [[Rule of law|supremasi hukum]]. Para liberal juga mengakhiri kebijakan [[Merkantilisme|merkantilis]], [[Monopoli hukum|monopoli kerajaan]] dan [[hambatan perdagangan]] lainnya. Ini dimaksudkan untuk mempromosikan perdagangan bebas dan marketisasi.<ref name="Gould, p.
Para pemimpin dalam [[Revolusi Agung]] Inggris tahun 1688,<ref name="Steven Pincus 2009">{{Cite book|last=Steven Pincus|year=2009|url=https://archive.org/details/1688firstmodernr00stev|title=1688: The First Modern Revolution|publisher=Yale University Press|isbn=978-0-300-15605-8|access-date=7 February 2013|url-access=registration}}</ref> [[Revolusi Amerika Serikat|Revolusi Amerika]] tahun 1776 dan [[Revolusi Prancis|Revolusi Perancis]] tahun 1789 menggunakan filosofi liberal untuk menggulingkan [[kedaulatan]] kerajaan yang absolut dengan senjata. Liberalisme mulai menyebar dengan cepat terutama setelah Revolusi Perancis. Pada abad ke-19, banyak pemerintahan liberal didirikan di sebagian besar negara-negara di [[Liberalisme di Eropa|Eropa]] dan Amerika Selatan. Ini bersamaan dengan mapannya [[Republikanisme di Amerika Serikat|republikanisme]] di Amerika Serikat.<ref>{{Cite book|last=Milan Zafirovski|year=2007|url=https://books.google.com/books?id=GNlT9Qho0tAC&pg=PA237|title=Liberal Modernity and Its Adversaries: Freedom, Liberalism and Anti-Liberalism in the 21st Century|publisher=Brill|isbn=978-90-04-16052-1|page=237}}</ref> Di [[Era Victoria|Inggris era Victoria]], liberalisme digunakan untuk mengkritik institusi politik yang mapan, dengan merujuk pada ilmu pengetahuan dan akal budi atas nama rakyat.<ref>{{Cite journal|last=Eddy|first=Matthew Daniel|date=2017|title=The Politics of Cognition: Liberalism and the Evolutionary Origins of Victorian Education|journal=British Journal for the History of Science|volume=50|issue=4|pages=677–699|doi=10.1017/S0007087417000863|pmid=29019300}}</ref> Selama abad ke-19 dan awal abad ke-20, liberalisme di Kekaisaran Ottoman dan Timur Tengah mempengaruhi periode reformasi seperti [[Tanzimat]] dan [[An-Nahdah|Al-Nahda]] serta munculnya [[konstitusionalisme]], [[nasionalisme]], dan sekularisme. Sebelum 1920, lawan ideologi utama liberalisme adalah [[komunisme]], [[konservatisme]] dan [[sosialisme]],<ref>{{Cite book|last=Koerner|first=Kirk F.|year=1985|url=https://books.google.com/books?id=Lta_DwAAQBAJ|title=Liberalism and Its Critics|location=London|publisher=Routledge|isbn=978-0-429-27957-7}}</ref> tetapi liberalisme kemudian menghadapi tantangan ideologis utama dari [[fasisme]] dan [[Marxisme–Leninisme|Marxisme-Leninisme]] sebagai lawan baru. Selama abad ke-20, ide-ide liberal menyebar lebih jauh, terutama di Eropa Barat, ketika [[demokrasi liberal]] tampil sebagai pemenang dalam kedua perang dunia.<ref>{{Cite book|last=Conway|first=Martin|year=2014|title=Anti-liberal Europe: A Neglected Story of Europeanization|publisher=Berghahn Books|isbn=978-1-78238-426-7|editor-last=Gosewinkel|editor-first=Dieter|page=184|chapter=The Limits of an Anti-liberal Europe|quote=Liberalism, liberal values and liberal institutions formed an integral part of that process of European consolidation. Fifteen years after the end of the Second World War, the liberal and democratic identity of Western Europe had been reinforced on almost all sides by the definition of the West as a place of freedom. Set against the oppression in the Communist East, by the slow development of a greater understanding of the moral horror of Nazism, and by the engagement of intellectuals and others with the new states (and social and political systems) emerging in the non-European world to the South|chapter-url=https://books.google.com/books?id=ECIfAwAAQBAJ&pg=PA184}}</ref>
Di Eropa dan Amerika Utara, pembentukan [[liberalisme sosial]] (sering disebut ''liberalisme'' sederhana di Amerika Serikat) menjadi elemen penting dalam perluasan [[negara kesejahteraan]].<ref>[http://www.writing.upenn.edu/~afilreis/50s/schleslib.html "Liberalism in America: A Note for Europeans"] by Arthur M. Schlesinger Jr. (1956) from: ''The Politics of Hope'' (Boston: Riverside Press, 1962). "Liberalism in the U.S. usage has little in common with the word as used in the politics of any other country, save possibly Britain."</ref> Hari ini, partai-partai liberal banyak memegang kekuasaan dan pengaruh di seluruh dunia. Elemen fundamental [[Modernitas|masyarakat kontemporer]] memiliki akar liberal. Gelombang awal liberalisme mempopulerkan individualisme ekonomi sambil memperluas [[
== Etimologi dan definisi ==
Baris 15:
== Filosofi ==
Liberalisme—baik sebagai arus politik maupun tradisi intelektual—sebagian besar merupakan fenomena modern yang bermula di abad ke-17, meskipun beberapa gagasan filosofis liberal telah mempunyai pendahulu di [[Zaman Klasik|zaman klasik]] dan di [[Sejarah Tiongkok|Kekaisaran Tiongkok]].<ref name="
Liberalisme Eropa Kontinental terbagi antara [[moderat]] dan [[Progresivisme|progresif]], dengan moderat cenderung ke [[elitisme]] dan progresif mendukung universalisasi institusi fundamental seperti [[hak pilih universal]], [[Akses universal ke pendidikan|pendidikan universal]] dan perluasan hak milik. Seiring berjalannya waktu, kaum moderat menggantikan kaum progresif sebagai penjaga utama liberalisme Eropa kontinental.<ref name="Kirchner, p. 32">Kirchner, p. 3.</ref>
=== Tema utama ===
Meskipun semua doktrin liberal memiliki warisan yang sama, para sarjana sering berasumsi bahwa doktrin-doktrin tersebut mengandung "aliran pemikiran yang terpisah dan seringkali bertentangan".<ref name="Young,
Filsuf politik John Gray mengidentifikasi hal umum dalam pemikiran liberal seperti menjadi individualis, egaliter, melioris dan [[Universalisme|universalis]]. Elemen individualis menentang tekanan [[kolektivisme]] sosial; elemen egaliter memberikan nilai dan status [[moral]] yang sama untuk semua individu; elemen melioris menegaskan bahwa generasi berikutnya dapat meningkatkan pengaturan sosial politik mereka dan elemen universalis menegaskan kesatuan moral yang dimiliki oleh spesies manusia dan meminggirkan perbedaan [[budaya]] lokal.<ref name="Gray, p.
Tradisi filsafat liberal melakukan pembenaran melalui beberapa proyek intelektual. Anggapan moral dan politik liberalisme telah didasarkan pada tradisi seperti hak alami dan [[Utilitarianisme|teori utilitarian]], meskipun terkadang kaum liberal juga meminta dukungan dari kalangan ilmiah dan agama.<ref name="Gray, p. xii2">Gray, p. xii.</ref> Melalui semua aliran dan tradisi ini, para sarjana telah mengidentifikasi aspek umum utama pemikiran liberal sebagai berikut: percaya pada kesetaraan dan [[Kebebasan sipil|kebebasan individu]], mendukung kepemilikan pribadi dan hak-hak individu, mendukung gagasan pemerintahan konstitusional yang kekuasannya dibatasi, dan mengakui pentingnya nilai-nilai terkait seperti [[pluralisme]], [[toleransi]], otonomi, [[integritas tubuh]] dan [[Persetujuan dari yang terperintah|persetujuan]].<ref
=== Liberalisme klasik dan modern ===
==== John Locke dan Thomas Hobbes ====
Para filsuf [[Abad Pencerahan|pencerahan]] dianggap berjasa membentuk ide-ide liberal. Ide-ide ini pertama kali disatukan dan disistematisasikan sebagai [[ideologi]] yang berbeda oleh filsuf Inggris [[John Locke]], yang umumnya dianggap sebagai bapak liberalisme modern.<ref name="Delaney, p.
Karya Locke, ''[[Dua Tulisan tentang Pemerintahan|Two Treatises]]'' (1690) merupakan teks dasar ideologi liberal yang sangat berpengaruh yang menguraikan ide-ide utamanya. Begitu manusia keluar dari [[keadaan alamiah]] mereka dan membentuk masyarakat, Locke berpendapat, "apa yang memulai dan benar-benar membentuk [[Negara (pemerintahan)|masyarakat politik]] tidak lain adalah persetujuan dari sejumlah orang bebas yang mampu menjadi mayoritas untuk bersatu dan bergabung ke dalam masyarakat semacam itu. Hanya hal itulah yang menjalankan atau dapat memulai pemerintahan yang sah di dunia".<ref>Locke, p. 170.</ref> Penegasan bahwa pemerintahan yang sah tidak memiliki dasar [[Adikodrati|supernatural]] adalah pemutusan tajam dengan teori-teori dominan pemerintahan yang menganjurkan [[hak ilahi raja]]<ref>Forster, p. 219.</ref> dan menggaungkan pemikiran [[Aristoteles]] sebelumnya. Seorang ilmuwan politik menggambarkan pemikiran ini sebagai berikut: "Dalam pemahaman liberal, tidak ada warga negara dalam rezim yang dapat mengklaim untuk memerintah dengan hak alami atau supernatural, tanpa persetujuan dari yang diperintah".<ref>Zvesper, p. 93.</ref>
Locke mempunyai lawan intelektual lain selain Hobbes. Dalam ''First Treatise'', Locke mengarahkan argumennya pertama dan terutama pada salah satu ahli filsafat konservatif Inggris abad ke-17: [[Robert Filmer]]. Kaya Filmer, ''Patriarcha'' (1680), mendukung [[Hak ilahi raja-raja|hak ilahi raja]] dengan mengacu pada ajaran [[Alkitab]] dan mengklaim bahwa otoritas yang diberikan kepada [[Adam]] oleh [[Tuhan]] memberikan penerus Adam dalam garis keturunan laki-laki hak untuk berkuasa atas semua manusia dan makhluk lain di dunia.<ref>Copleston, p. 33.</ref> Namun, Locke sangat tidak setuju dan obsesif dengan Filmer bahwa ''First Treatise'' merupakan sanggahan kalimat demi kalimat dari ''Patriarcha''. Memperkuat rasa hormatnya terhadap konsensus, Locke berpendapat bahwa "masyarakat suami istri dibentuk oleh kesepakatan sukarela antara pria dan wanita".<ref name="Kerber, p. 189">Kerber, p. 189.</ref> Locke menyatakan bahwa pemberian kekuasaan dalam [[Kitab Kejadian|Genesis]] bukan kepada laki-laki atas perempuan, seperti yang diyakini Filmer, tetapi kepada manusia atas binatang.<ref name="Kerber, p. 189" /> Locke jelas bukan [[Feminisme|feminis]] menurut standar modern, tetapi pemikir liberal besar pertama dalam sejarah yang membuka jalan untuk membuat dunia lebih pluralistik: integrasi perempuan ke dalam teori sosial.<ref name="Kerber, p. 189" />
[[Berkas:
Locke juga mencetuskan konsep [[Pemisahan agama dan negara|pemisahan gereja dan negara]].<ref name="AFP">Feldman, Noah (2005). ''Divided by God''. Farrar, Straus and Giroux, p. 29 ("It took [[John Locke]] to translate the demand for liberty of conscience into a systematic argument for distinguishing the realm of government from the realm of religion.")</ref> Berdasarkan prinsip kontrak sosial, Locke berpendapat bahwa pemerintah tidak memiliki otoritas dalam ranah hati nurani individu, karena ini adalah sesuatu yang rasional yang tidak dapat diserahkan kepada pemerintah untuk dikendalikan olehnya atau orang lain. Bagi Locke, hal ini menciptakan hak alami dalam kebebasan hati nurani, yang menurutnya harus tetap dilindungi dari otoritas pemerintah mana pun.<ref>Feldman, Noah (2005). ''Divided by God''. Farrar, Straus and Giroux, p. 29</ref> Ia juga merumuskan pembelaan umum untuk [[toleransi beragama]] dalam karyanya, ''[[A Letter Concerning Toleration|Letters Concerning Toleration]]''. Tiga argumen pentingnya adalah sebagai berikut: (1) hakim yang ada di dunia, atau dalam suatu negara pada khususnya, dan manusia pada umumnya, tidak dapat secara handal mengevaluasi klaim kebenaran dari sudut pandang agama yang berbeda; (2) bahkan jika mereka bisa, menegakkan satu "[[Supremasisme|agama yang benar]]" tidak akan memiliki efek yang berarti karena kepercayaan tidak dapat dipaksakan dengan kekerasan; (3) pemaksaan keseragaman agama akan menyebabkan lebih banyak kekacauan sosial daripada membiarkan keragaman.<ref>McGrath, Alister. 1998. ''Historical Theology, An Introduction to the History of Christian Thought.'' Oxford: Blackwell Publishers. pp. 214–15.</ref>
Locke juga dipengaruhi oleh ide-ide liberal politisi dan penyair [[Gereja Presbiterian|Presbiterian]] [[John Milton]], yang merupakan pendukung setia kebebasan dalam segala bentuknya.<ref>{{Citation|first=Heinrich|last=Bornkamm|language=de|contribution=Toleranz. In der Geschichte des Christentums|title=Die Religion in Geschichte und Gegenwart|year=1962}}, 3. Auflage, Band VI, col. 942</ref> Milton mendukung [[Pemisahan agama dan negara|pembubaran]] gereja resmi negara sebagai satu-satunya cara efektif untuk mencapai [[toleransi beragama|toleransi]] yang luas. Alih-alih memaksakan hati nurani seseorang, pemerintah harus mengakui kekuatan persuasif dari Injil.<ref>Hunter, William Bridges. ''A Milton Encyclopedia, Volume 8'' (East Brunswick, NJ: Associated University Presses, 1980). pp. 71, 72. {{ISBN|0-8387-1841-8}}.</ref> Sebagai asisten [[Oliver Cromwell]], Milton juga turut andil dalam penyusunan konstitusi [[Independen (politikus)|kemerdekaan]] (''Agreement of the People'' ; 1647) yang sangat menekankan kesetaraan semua manusia sebagai konsekuensi dari tendensi demokrasi.<ref>{{Citation|first=W|last=Wertenbruch|contribution=Menschenrechte|title=Die Religion in Geschichte und Gegenwart|language=de|place=Tübingen, DE|year=1960}}, 3. Auflage, Band IV, col. 869</ref> Dalam ''[[Areopagitica]]'' -nya, Milton merupakan salah satu orang pertama yang mengajukan argumen tentang pentingnya kebebasan berbicara—"kebebasan untuk mengetahui, mengucapkan, dan berpendapat secara bebas menurut hati nurani, di atas semua kebebasan". Argumen utamanya adalah bahwa individu mampu menggunakan akal untuk membedakan yang benar dan yang salah. Untuk dapat menggunakan hak ini, setiap orang harus memiliki akses yang tidak terbatas terhadap gagasan-gagasan sesamanya dalam "pertemuan yang bebas dan terbuka" dan ini akan memungkinkan argumen-argumen yang baik untuk menang.
Dalam [[keadaan alamiah]], kaum liberal berpendapat, manusia didorong oleh naluri bertahan hidup dan [[pelestarian diri]]. Satu-satunya cara untuk melarikan diri dari keberadaan yang berbahaya seperti itu adalah dengan membentuk kekuatan bersama dan tertinggi yang mampu menengahi antara keinginan manusia yang saling bertentangan.<ref name="Young,
==== James Madison dan Montesquieu ====
Sebagai bagian dari proyek untuk membatasi kekuasaan pemerintah, ahli teori liberal seperti [[James Madison]] dan [[Montesquieu]] menyusun gagasan [[pemisahan kekuasaan]], sebuah sistem yang dirancang untuk mendistribusikan otoritas pemerintah secara merata di antara cabang kekuasaan [[eksekutif]], [[Lembaga legislatif|legislatif]] dan [[Kehakiman|yudikatif]].<ref name="Young,
Selain mengidentifikasi peran pemerintah dalam masyarakat modern, kaum liberal juga memperdebatkan makna dan sifat dari prinsip terpenting dalam filsafat liberal, yaitu kebebasan. Dari abad ke-17 hingga abad ke-19, para pemikir liberal (dari [[Adam Smith]] hingga [[John Stuart Mill]]) mengkonseptualisasikan kebebasan sebagai tidak adanya campur tangan dari pemerintah dan individu lain, dengan mengklaim bahwa semua orang harus memiliki kebebasan untuk mengembangkan kemampuan dan kapasitas unik mereka sendiri tanpa disabotase oleh orang lain.<ref name="Young,
Selain kebebasan, kaum liberal telah mengembangkan beberapa prinsip lain yang penting untuk konstruksi struktur filosofis mereka, seperti kesetaraan, pluralisme, dan toleransi. Mengenai kesetaraan, [[Voltaire]] berkomentar bahwa "kesetaraan pada saat yang sama adalah hal yang paling alami dan kadang-kadang paling chimeral".<ref>Wolfe, p. 63.</ref> Semua bentuk liberalisme mengasumsikan pengertian dasar bahwa individu adalah setara.<ref name="
Untuk berkontribusi pada pengembangan kebebasan, kaum liberal juga mempromosikan konsep-konsep seperti pluralisme dan toleransi. Dengan pluralisme, kaum liberal mengacu pada proliferasi pendapat dan keyakinan yang mencirikan tatanan sosial yang stabil.<ref
==== Kelompok Coppet dan Benjamin Constant ====
[[Berkas:
Perkembangan menuju pematangan teori klasik modern terjadi sebelum dan segera setelah Revolusi Perancis. Salah satu tempat bersejarah dari perkembangan ini adalah di Kastil Coppet dekat [[Jenewa]]. Di sini [[kelompok Coppet]] berkumpul di bawah naungan penulis dan salonnière yang diasingkan, [[Germaine de Staël|Madame de Staël]] pada periode antara pembentukan Kekaisaran Pertama [[Napoleon Bonaparte|Napoleon]] (1804) dan [[Restorasi Bourbon]] tahun 1814–1815.<ref>{{Cite journal|last=Tenenbaum|first=Susan|date=1980|title=The Coppet Circle. Literary Criticism as Political Discourse|journal=History of Political Thought|volume=1|issue=2|pages=453–473}}</ref><ref>{{Cite book|last=Lefevere|first=Andre|date=2016|title=Translation, Rewriting, and the Manipulation of Literary Fame|publisher=Taylor & Francis|page=109}}</ref><ref>{{Cite book|last=Fairweather|first=Maria|date=2013|title=Madame de Stael|publisher=Little, Brown Book Group}}</ref><ref>{{Cite book|last=Hofmann|first=Etienne|last2=Rosset|first2=François|date=2005|title=Le Groupe de Coppet. Une constellation d'intellectuels européens|publisher=Presses polytechniques et universitaires romandes}}</ref> Pertemuan para pemikir Eropa yang belum pernah terjadi sebelumnya terjadi di sana. Pertemuan ini memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan liberalisme abad kesembilan belas dan juga [[romantisisme]].<ref>{{Cite book|last=Jaume|first=Lucien|date=2000|title=Coppet, creuset de l'esprit libéral: Les idées politiques et constitutionnelles du Groupe de Madame de Staël|publisher=Presses Universitaires d'Aix-Marseille|page=10}}</ref><ref>{{Cite book|last=Delon|first=Michel|date=1996|title=Histoire de la littérature en Suisse romande t.1|publisher=Payot|editor-last=Francillon|editor-first=Roger|chapter=Le Groupe de Coppet}}</ref><ref>{{Cite web|title=The Home of French Liberalism|url=https://coppetinstitute.org|publisher=The Coppet Institute|access-date=2020-02-20}}</ref> Para pemikir ini termasuk [[Wilhelm von Humboldt]], [[Jean Charles Léonard de Sismondi|Jean de Sismondi]], Charles Victor de Bonstetten, Prosper de Barante, Henry Brougham, [[George Gordon Byron|Lord Byron]], [[Alphonse de Lamartine]], Sir James Mackintosh, Juliette Récamier dan [[August Wilhelm Schlegel]].<ref>{{Cite book|last=Kete, Kathleen|date=2012|title=Making Way for Genius: The Aspiring Self in France from the Old Regime to the New|url=https://archive.org/details/makingwayforgeni0000kete|publisher=Yale University Press|isbn=978-0-300-17482-3}}</ref>
[[Berkas:
Di antara mereka juga ada salah satu pemikir pertama yang menggunakan nama "liberal". Dia adalah seorang Protestan Swiss berpendidikan di [[Universitas Edinburgh]], [[Benjamin Constant]]. Constant melihat Inggris dibandingkan [[Romawi Kuno|Roma kuno]] untuk model praktis kebebasan dalam skala besar masyarakat dagang. Dia membuat perbedaan antara "Liberty of the Ancients" dan "Liberty of the Moderns".<ref name="
Sebaliknya, Liberty of the Moderns, didasarkan pada kepemilikan [[kebebasan sipil]], supremasi hukum, dan kebebasan dari campur tangan negara yang berlebihan. Partisipasi langsung menjadi terbatas: konsekuensi yang diperlukan dari ukuran negara modern, dan juga hasil yang tak terhindarkan dari masyarakat dagang tnapa budak. Sehingga hampir semua orang harus mencari nafkah dengan bekerja. Para pemilih akan memilih perwakilan, yang akan berunding di Parlemen atas nama rakyat dan akan menyelamatkan warga dari keterlibatan politik sehari-hari.<ref name="AncientModern2"
=== Teori ekonomi liberal ===
Karya [[Adam Smith]], ''[[An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations|The Wealth of Nations]]'', diterbitkan pada tahun 1776, diikuti oleh ekonom liberal Prancis, risalah [[Jean-Baptiste Say]] tentang ''[[Ekonomi Politik Say|Political Economy]]'' yang diterbitkan pada tahun 1803. Karya ini diperluas pada tahun 1830 dengan aplikasi praktis yang memberikan sebagian besar ide-ide ekonomi. sampai terbitnya karya [[John Stuart Mill]], ''Principles of Political Economy'' pada tahun 1848.<ref name="Mills, pp. 63,
Smith menulis bahwa selama [[Penawaran dan permintaan|penawaran, permintaan]], [[harga]], dan [[Persaingan (ekonomi)|persaingan]] dibiarkan bebas dari peraturan pemerintah, pengejaran kepentingan material, bukan altruisme, yang akan memaksimalkan kekayaan masyarakat<ref>''[https://books.google.com/books?id=KpWg1DYxRTwC&pg=PA81&lpg=PA81&dq=%22public+good%22&sa=X#v=onepage&q=%22public%20good%22 The Wealth of Nations]'', Strahan and Cadell, 1778</ref> melalui produksi barang dan jasa yang digerakkan oleh profit. Sebuah "[[tangan tak terlihat]]" mengarahkan individu dan perusahaan untuk bekerja demi kebaikan nasional sebagai konsekuensi yang tidak disengaja dari upaya untuk memaksimalkan keuntungan mereka sendiri. Ini memberikan pembenaran moral untuk akumulasi kekayaan, yang sebelumnya dipandang oleh beberapa orang sebagai dosa.<ref name="Mills, p.
Smith menganggap bahwa pekerja dapat [[Gaji|dibayar]] serendah yang diperlukan untuk kelangsungan hidup mereka, yang kemudian diubah oleh [[David Ricardo]] dan [[Thomas Malthus|Thomas Robert Malthus]] menjadi "[[hukum besi upah]]".<ref>Mills, p. 65</ref> Penekanan utamanya adalah pada manfaat [[Perdagangan internasional|perdagangan internal dan internasional]] yang bebas, yang menurutnya dapat meningkatkan kekayaan melalui spesialisasi dalam produksi.<ref>Mills, p. 66</ref> Dia juga menentang preferensi perdagangan yang membatasi, hibah negara untuk [[Pasar monopoli|monopoli]] dan organisasi pengusaha dan [[serikat pekerja]].<ref>Mills, p. 67</ref> Pemerintah harus dibatasi pada pertahanan, [[pekerjaan umum]] dan administrasi peradilan, dibiayai oleh [[Pajak penghasilan|pajak berdasarkan pendapatan]].<ref>Mills, p. 68</ref> Smith adalah salah satu pemikir awal gagasan, yang telah lama menjadi pusat liberalisme klasik dan telah muncul kembali dalam literatur [[globalisasi]] akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, bahwa perdagangan bebas mempromosikan perdamaian.<ref>See, e.g., Donald Markwell, ''John Maynard Keynes and International Relations: Economic Paths to War and Peace'', Oxford University Press, 2006, chapter 1.</ref> Teori Ekonomi Smith dipraktekkan pada abad ke-19 dengan penurunan tarif pada tahun 1820-an, pencabutan Undang-Undang Pertolongan Kemiskinan yang telah membatasi mobilitas tenaga kerja pada tahun 1834 dan berakhirnya kekuasaan [[Perusahaan Hindia Timur Britania|Perusahaan India Timur]] atas India pada tahun 1858.<ref name="Mills, p. 69">Mills, p. 69</ref>
Baris 67:
Dalam risalahnya (Traité d'économie politique), Say menyatakan bahwa setiap proses produksi membutuhkan usaha, pengetahuan dan "aplikasi" dari pengusaha. Ia melihat pengusaha sebagai perantara dalam proses produksi yang menggabungkan faktor-faktor produktif seperti tanah, modal dan tenaga kerja untuk memenuhi permintaan konsumen. Akibatnya, mereka mempunyai peran sentral dalam perekonomian melalui fungsi koordinasi mereka. Dia juga menyoroti kualitas penting untuk kewirausahaan yang sukses dan berfokus pada penilaian bahwa mereka harus terus menilai kebutuhan pasar dan sarana untuk memenuhinya. Ini membutuhkan "pengertian pasar yang tepat". Say memandang pendapatan wirausaha sebagai pendapatan tinggi yang dibayarkan sebagai kompensasi atas keterampilan dan pengetahuan ahli mereka. Dia melakukannya dengan mengontraskan fungsi perusahaan dan fungsi penawaran modal yang membedakan pendapatan pengusaha di satu sisi dan imbalan kapital di sisi lain. Ini jelas membedakan teorinya dari [[Joseph Schumpeter]], yang menggambarkan sewa wirausaha sebagai keuntungan jangka pendek yang mengkompensasi risiko tinggi (sewa Schumpeter). Say sendiri memang merujuk pada risiko dan ketidakpastian bersama dengan inovasi, tanpa menganalisisnya secara detail.
Say juga diasosiasikan dengan [[Katakanlah hukum|hukum Say]], atau hukum pasar yang dapat diringkas sebagai: "[[Pasokan agregat|Penawaran agregat]] menciptakan [[
Penalaran terkait muncul dalam karya [[John Stuart Mill]] dan sebelumnya dalam karya ayahnya yang juga seorang ekonom klasik Skotlandia [[James Mill]] (1808). Mill senior menyatakan kembali hukum Say pada tahun 1808, menulis: "produksi komoditas menciptakan, dan merupakan satu-satunya penyebab universal yang menciptakan pasar untuk komoditas yang diproduksi".<ref>Mill, James (1808). ''Commerce Defended''. [http://oll.libertyfund.org/index.php?option=com_staticxt&staticfile=show.php%3Ftitle=1668&layout=html "Chapter VI: Consumption"]. p. 81.</ref>
Selain warisan Smith dan Say, teori populasi [[Thomas Malthus]] dan hukum upah besi [[David Ricardo]] menjadi doktrin sentral ekonomi klasik.<ref name="Mills, p.
Beberapa pemikir liberal, termasuk Adam Smith dan [[Richard Cobden]], berpendapat bahwa pertukaran barang antar negara secara bebas akan mengarah pada perdamaian dunia.<ref>Erik Gartzke, "[http://www.columbia.akadns.net/itc/journalism/stille/Politics%20Fall%202007/readings%20weeks%206-7/Economic%20Freedom%20and%20Peace%20--%20Garzke.pdf Economic Freedom and Peace]," in ''Economic Freedom of the World: 2005 Annual Report'' (Vancouver: Fraser Institute, 2005).</ref> Smith berpendapat bahwa seiring kemajuan masyarakat, rampasan perang akan meningkat, tetapi biaya perang akan meningkat lebih jauh. Ini membuat perang menjadi sulit dan mahal bagi negara-negara industri.<ref>Michael Doyle, ''Ways of War and Peace: Realism, Liberalism, and Socialism'' (New York: Norton, 1997), p. 237 ({{ISBN|0-393-96947-9}}).</ref> Cobden percaya bahwa pengeluaran militer memperburuk kesejahteraan negara dan menguntungkan minoritas elit yang kecil namun terkonsentrasi; menggabungkan keyakinan ''Little Englander''-nya dengan oposisi terhadap pembatasan ekonomi dari kebijakan merkantilis. Bagi Cobden dan banyak pemikir liberal klasik, mereka yang menganjurkan perdamaian juga harus menganjurkan pasar bebas.<ref>{{Cite book|last=Howe|first=Anthony|last2=Morgan|first2=Simon|year=2006|url=https://books.google.com/books?id=Eqp4Hae4bmUC|title=Rethinking nineteenth-century liberalism: Richard Cobden bicentenary essays|publisher=Ashgate|isbn=978-0-7546-5572-5|pages=231, 239}}</ref>
Baris 78:
==== Ekonomi Keynesian ====
[[Berkas:
Selama masa [[Depresi Besar]], tanggapan liberal definitif terhadap krisis ekonomi diberikan oleh ekonom Inggris [[John Maynard Keynes]] (1883–1946). Keynes telah "dibesarkan" sebagai seorang liberal klasik, tetapi terutama setelah Perang Dunia I semakin mendukung konsep liberal kesejahteraan atau sosial.<ref>See studies of Keynes by, e.g., [[Roy Harrod]], Robert Skidelsky, Donald Moggridge, and Donald Markwell.</ref> Sebagai seorang penulis yang produktif, ia memulai sebuah karya teoretis yang meneliti hubungan antara pengangguran, uang, dan harga pada tahun 1920-an.<ref>{{Cite book|last=Pressman|first=Steven|year=1999|title=Fifty Great Economists|url=https://archive.org/details/fiftymajoreconom0000pres_g0h4|location=London|publisher=London: Routledge|isbn=978-0-415-13481-1|pages=[https://archive.org/details/fiftymajoreconom0000pres_g0h4/page/96 96]–100}}</ref> Keynes sangat kritis terhadap langkah-langkah [[Pengetatan anggaran|penghematan]] pemerintah Inggris selama masa Depresi Hebat. Dia percaya bahwa [[Pengeluaran defisit|defisit anggaran]] adalah hal yang baik, produk dari [[resesi]]. Dia menulis: "Untuk pinjaman Pemerintah dari satu jenis atau lainnya adalah obat alam, sehingga untuk berbicara, untuk mencegah kerugian bisnis dari kemerosotan yang begitu parah seperti yang sekarang, begitu besar untuk membawa produksi sama sekali terhenti".<ref name="
Karya ''[[Adikarya|Magnum opus]]'' Keynes, ''[[The General Theory of Employment, Interest and Money]]'', diterbitkan pada tahun 1936<ref>Keith Tribe, ''Economic careers: economics and economists in Britain, 1930–1970'' (1997), p. 61.</ref> dan memberikan pembenaran teoretis untuk [[Intervensionisme ekonomi|kebijakan intervensionis]] untuk mengatasi resesi. Karya ini menantang paradigma [[Ekonomi neoklasik|ekonomi neo-klasik]] sebelumnya, yang berpendapat bahwa asalkan tidak terkekang oleh campur tangan pemerintah, [[pasar]] secara alami akan membangun keseimbangan [[lapangan kerja penuh]]. [[Ekonomi klasik|Ekonom klasik]] telah percaya pada [[Katakanlah hukum|hukum Say]], yang secara sederhana menyatakan bahwa "[[penawaran menciptakan permintaannya sendiri]]" dan bahwa dalam [[pasar bebas]] pekerja akan selalu bersedia menurunkan upah mereka ke tingkat ketika majikan dapat menawarkan pekerjaan secara menguntungkan kepada mereka. Sebuah inovasi dari Keynes adalah konsep [[Lengket (ekonomi)|''price stickiness'']], yaitu pengakuan bahwa pada kenyataannya pekerja sering menolak untuk menurunkan tuntutan upah mereka bahkan dalam kasus ketika seorang ekonom klasik mungkin berpendapat bahwa hal itu [[rasional]] bagi mereka untuk melakukannya. Sebagian karena kekakuan harga, telah ditetapkan bahwa interaksi "[[permintaan agregat]]" dan "[[Pasokan agregat|penawaran agregat]]" dapat menyebabkan keseimbangan pengangguran yang stabil dan dalam kasus-kasus itu adalah negara dan bukan pasar yang harus diandalkan oleh ekonomi untuk keselamatan mereka. Buku tersebut menganjurkan kebijakan ekonomi aktivis oleh pemerintah untuk merangsang permintaan pada saat pengangguran tinggi, misalnya dengan pengeluaran untuk pekerjaan umum. Pada tahun 1928, dia menulis: "Mari kita bangun dan melakukan, menggunakan sumber daya kita yang tidak berguna untuk meningkatkan kekayaan kita. [. . . ] Dengan pria dan tanaman menganggur, adalah konyol untuk mengatakan bahwa kita tidak mampu membayar perkembangan baru ini. Justru dengan tanaman ini dan orang-orang inilah kita akan membelinya".<ref name="Cassidy20112"
=== Teori feminis liberal ===
[[Feminisme liberal]], sebuah tradisi dominan dalam sejarah feminis, adalah bentuk teori feminis [[Individualisme|individualistik]] yang berfokus pada kemampuan perempuan untuk mempertahankan kesetaraan mereka melalui tindakan dan pilihan mereka sendiri. Feminis liberal mempunyai tujuan untuk menghapus semua hambatan terhadap [[kesetaraan gender]] dan menyatakan bahwa keberadaan hambatan-hambatan ini akan terus menghilangkan hak dan kebebasan individu yang seolah-olah dijamin oleh tatanan sosial liberal.<ref>Jensen, p. 2.</ref> Mereka berargumen bahwa masyarakat memegang keyakinan yang salah dengan meyakini bahwa perempuan pada dasarnya [[Ketidaksetaraan gender|kurang mampu secara intelektual dan fisik]] dibandingkan laki-laki; sehingga cenderung [[Seksisme|mendiskriminasi perempuan]] di universitas, forum dan [[Seksisme pekerjaan|pasar tenaga kerja]]. Feminis liberal percaya bahwa "subordinasi perempuan berakar pada seperangkat batasan adat dan hukum yang menghalangi perempuan untuk mencapai kesuksesan di ruang publik". Mereka berjuang untuk kesetaraan gender melalui reformasi politik dan hukum.<ref name="Tong, Rosemarie
[[Daftar filsuf wanita|Filsuf]] Inggris [[Mary Wollstonecraft]] (1759-1797) secara luas dianggap sebagai pelopor feminisme liberal, dengan karyanya ''[[A Vindication of the Rights of Woman]]'' (1792) yang memperluas kerangka pemikiran liberalisme dengan memasukkan perempuan dalam struktur politik masyarakat liberal.<ref>Falco, pp. 47–48.</ref> Dalam ''A Vindication of the Rights of Woman'', Wollstonecraft mengomentari pandangan masyarakat tentang perempuan dan mendorong perempuan untuk menggunakan suara mereka dalam membuat keputusan sendiri, bukan berdasarkan keputusan yang dibuat sebelumnya untuk mereka. Wollstonecraft menentang anggapan "bahwa perempuan, secara alami, lebih suka mencari kesenangan dan memberi kesenangan dibandingkan laki-laki. Dia beralasan bahwa jika laki-laki dikurung di kandang yang sama yang menghambat perempuan, laki-laki juga akan mengembangkan karakter cacat yang sama." Apa yang paling diinginkan Wollstonecraft untuk perempuan adalah agar mereka juga diperlakukan sebagai manusia yang setara, seperti halnya laki-laki.<ref name="Tong, Rosemarie
[[John Stuart Mill]] juga merupakan pendukung awal feminisme. Dalam artikelnya ''[[Ketundukan Wanita|The Subjection of Women]]'' (1861, diterbitkan 1869), Mill ingin membuktikan bahwa penindasan terhadap perempuan adalah salah dan bahwa harus ada jalan untuk mencapai kesetaraan yang sempurna antara laki-laki dan perempuan.<ref>John Stuart Mill: critical assessments, Volume 4, By John Cunningham Wood</ref><ref>Mill, J.S. (1869) [http://www.constitution.org/jsm/women.htm ''The Subjection of Women''], Chapter 1</ref> Dia percaya bahwa laki-laki dan perempuan harus memiliki hak yang sama di hadapan hukum. Dia juga mengatakan bahwa "sampai kondisi kesetaraan ada, tidak ada yang bisa menilai perbedaan alami antara perempuan dan laki-laki yang terdistorsi seperti sebelumnya. Apa yang alami bagi laki-laki dan perempuan hanya dapat ditemukan dengan membiarkan keduanya mengembangkan dan menggunakan kemampuan mereka secara bebas".<ref>Mill, John Stuart (1869). The Subjection of Women (1869 first ed.). London: Longmans, Green, Reader & Dyer. Retrieved 10 December 2012.</ref> Mill sering berbicara tentang ketidaksetaraan ini dan bertanya-tanya apakah perempuan dapat merasakan "ketidakegoisan sejati" yang sama seperti yang dilakukan laki-laki dalam menafkahi keluarga mereka. Ketidakegoisan yang diadvokasi ini adalah "yang memotivasi orang untuk memperhitungkan kebaikan masyarakat serta kebaikan individu atau unit keluarga kecil".<ref name="Tong, Rosemarie 19893"
[[Feminisme kesetaraan]] adalah bentuk feminisme liberal yang dibahas sejak tahun 1980-an,<ref>{{Cite book|last=Black|first=Naomi|year=1989|url=https://books.google.com/books?id=kDYqAAAAYAAJ|title=Social Feminism|publisher=Cornell University Press|isbn=9780801422614}}</ref><ref name="Halfmann">{{Cite book|last=Halfmann|first=Jost|year=1989|title=Industry and Politics in West Germany: Toward the Third Republic|isbn=978-0-8014-9595-3|editor-last=Katzenstein|editor-first=Peter J.|page=79|chapter=3. Social Change and Political Mobilization in West Germany|quote=Equity-feminism differs from equality-feminism|chapter-url=https://books.google.com/books?id=Q83kxhOsgxYC&pg=PA79}}</ref> khususnya jenis feminisme liberal klasik atau libertarian.<ref name="Stanford">{{Cite web|date=18 October 2007|title=Liberal Feminism|url=http://plato.stanford.edu/entries/feminism-liberal/#EquFem|publisher=Stanford Encyclopedia of Philosophy|access-date=24 February 2016}} (revised 30 September 2013)</ref> [[Steven Pinker]], seorang [[Psikologi evolusioner|psikolog evolusioner]], mendefinisikan feminisme kesetaraan sebagai "sebuah doktrin moral tentang perlakuan yang sama yang tidak membuat komitmen mengenai masalah empiris terbuka dalam psikologi atau biologi".<ref>{{Cite book|last=Pinker|first=Steven|year=2002|url=https://archive.org/details/blankslatemodern00pink|title=The Blank Slate: The Modern Denial of Human Nature|publisher=Viking|isbn=0-670-03151-8|page=[https://archive.org/details/blankslatemodern00pink/page/341 341]|url-access=registration}}</ref> Barry Kuhle menegaskan bahwa feminisme kesetaraan sesuai dengan [[
=== Teori liberal sosial ===
[[Berkas:
Karya [[Jean Charles Léonard de Sismondi|Jean Charles Léonard Simonde de Sismondi]], ''Nouveaux principes d'économie politique, ou de la richesse dans ses rapports avec la population'' (1819), merepresentasikan kritik liberal komprehensif pertama terhadap kapitalisme awal dan ekonomi ''laissez-faire.'' Tulisannya, yang dipelajari oleh [[John Stuart Mill]] dan [[Karl Marx]] di antara banyak pemikir lainnya, memiliki pengaruh besar pada tanggapan liberal dan sosialis terhadap kegagalan dan kontradiksi masyarakat industri.<ref>{{Cite journal|last=Stewart|first=Ross E.|date=1984|title=Sismondi's Forgotten Ethical Critique of Early Capitalism|url=https://archive.org/details/sim_journal-of-business-ethics_1984-08_3_3/page/227|journal=Journal of Business Ethics|volume=3|issue=3|pages=227–234|doi=10.1007/BF00382924}}</ref><ref>{{Cite book|last=Spiegel|first=Henry William|date=1991|title=The Growth of Economic Thought|url=https://archive.org/details/growthofeconomic0000spie_r1d4|publisher=Duke University Press|pages=[https://archive.org/details/growthofeconomic0000spie_r1d4/page/302 302]–303}}</ref><ref name="Gareth">{{Cite book|last=Stedman Jones, Gareth|date=2006|title=La France et l'Angleterre au XIXe siècle. Échanges, représentations, comparaisons|publisher=Créaphis|editor-last=Aprile|editor-first=Sylvie|pages=21–47|chapter=Saint-Simon and the Liberal origins of the Socialist critique of Political Economy|editor-last2=Bensimon|editor-first2=Fabrice}}</ref> Pada akhir abad ke-19, prinsip- [[Liberalisme klasik|prinsip liberalisme klasik]] semakin ditantang oleh penurunan [[pertumbuhan ekonomi]], persepsi yang berkembang tentang [[Penyakit kemiskinan|masalah kemiskinan]], pengangguran dan kemiskinan yang relatif ada di kota-kota industri modern serta agitasi [[Gerakan buruh|buruh terorganisir]]. Cita-cita individu yang dibuat sendiri, yang melalui kerja keras dan bakat dapat memberinya tempat di dunia, tampaknya semakin tidak masuk akal. Reaksi politik utama terhadap perubahan yang diperkenalkan oleh [[industrialisasi]] dan ''kapitalisme laissez-faire'' datang dari kaum konservatif yang peduli dengan keseimbangan sosial, meskipun [[sosialisme]] kemudian menjadi kekuatan yang lebih penting untuk perubahan dan reformasi. Beberapa [[Sastra era Victoria|penulis Victoria]], termasuk [[Charles Dickens]], [[Thomas Carlyle]] dan [[Matthew Arnold]], menjadi kritikus awal terhadap ketidakadilan sosial yang berpengaruh.<ref name="Richardson, pp.
Kelompok liberal baru mulai mengadaptasi bahasa lama liberalisme untuk menghadapi keadaan sulit ini, yang mereka yakini hanya dapat diselesaikan melalui konsepsi negara yang lebih luas dan intervensionis. Hak yang sama atas kebebasan tidak dapat ditegakkan hanya dengan memastikan bahwa individu-individu tidak secara fisik saling mengganggu, atau hanya dengan memiliki undang-undang yang dirumuskan dan diterapkan secara tidak memihak. Langkah-langkah yang lebih positif dan proaktif diperlukan untuk memastikan bahwa setiap individu akan memiliki [[Kesetaraan kesempatan|kesempatan yang sama]] untuk mencapai kesuksesan.<ref name="eatwell">{{Cite book|last=Eatwell|first=Roger|last2=Wright, Anthony|year=1999|title=Contemporary political ideologies|publisher=Continuum International Publishing Group|isbn=978-0-8264-5173-6}}</ref>
[[Berkas:
[[John Stuart Mill]] berkontribusi besar pada pemikiran liberal dengan menggabungkan unsur-unsur liberalisme klasik dengan apa yang akhirnya dikenal sebagai liberalisme baru. Karya Mill ''[[Tentang Kebebasan|On Liberty]]'' (1859) membahas sifat dan batas [[kekuasaan]] yang dapat dijalankan secara sah oleh masyarakat atas [[individu]].<ref>Mill, John Stuart ''On Liberty'' Penguin Classics, 2006 {{ISBN|978-0-14-144147-4}} pp. 90–91.</ref> Dia memberikan pembelaan yang penuh semangat atas kebebasan berbicara, dengan alasan bahwa [[Diskursus|wacana]] bebas adalah kondisi yang diperlukan untuk kemajuan intelektual seseorang dan kemajuan sosial. Mill mendefinisikan "[[Kebebasan|kebebasan sosial]]" sebagai perlindungan dari "tirani penguasa politik". Dia memperkenalkan sejumlah konsep tentang bentuk tirani yang dapat diambil, masing-masing disebut sebagai tirani sosial dan [[tirani mayoritas]]. Kebebasan sosial berarti pembatasan kekuasaan penguasa dengan memperoleh pengakuan atas kebebasan atau hak politik dan dengan pembentukan sistem "pemeriksaan [[
Definisinya tentang kebebasan dipengaruhi oleh [[Joseph Priestley]] dan [[Josiah Warren]]. Kebebasan, menurutnya, adalah bahwa [[individu]] harus bebas melakukan apa yang dia inginkan kecuali dia merugikan orang lain.<ref>John Stuart Mill (1806–1873), "The Contest in America". Harper's New Monthly Magazine. Volume 24. Issue 143. pp. 683–684. Harper & Bros. New York. April 1862. [http://digital.library.cornell.edu/cgi/t/text/pageviewer-idx?c=harp;cc=harp;rgn=full%20text;idno=harp0024-5;didno=harp0024-5;view=image;seq=00693;node=harp0024-5%3A1 Cornell.edu].</ref> Namun, meskipun [[Filsafat ekonomi|filosofi ekonomi]] awal Mill mendukung [[pasar bebas]] dan berpendapat bahwa [[pajak progresif]] menghukum mereka yang bekerja keras,<ref>[http://www.irefeurope.org/col_docs/doc_51_fr.pdf IREF | Pour la liberte economique et la concurrence fiscale] (PDF) {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20090327011315/http://www.irefeurope.org/col_docs/doc_51_fr.pdf |date=27 March 2009 }}</ref> ia kemudian mengubah pandangannya ke arah yang lebih sosialis, menambahkan bab ke ''Principles of Political Economy''-nya untuk membela pandangan sosialis dan membela beberapa tujuan sosialis,<ref>{{Cite book|last=Mill|first=John Stuart|last2=Bentham|first2=Jeremy|year=2004|url=https://archive.org/details/utilitarianismot00mill/page/11|title=Utilitarianism and other essays|location=London|publisher=Penguin Books|isbn=978-0-14-043272-5|editor-last=Ryan|editor-first=Alan|page=[https://archive.org/details/utilitarianismot00mill/page/11 11]}}</ref> termasuk proposal radikal bahwa seluruh sistem upah dihapuskan demi sistem upah koperasi.
Baris 110:
=== Teori anarko-kapitalis ===
[[Berkas:Gustavedemolinari.jpg|jmpl|[[Gustave de Molinari]]]]
[[Berkas:
[[Liberalisme klasik]] menganjurkan [[perdagangan bebas]] di bawah aturan hukum. [[Anarko-kapitalisme]] melangkah lebih jauh dengan penegakan hukum dan pengadilan disediakan oleh perusahaan swasta. Berbagai pemikir telah menganut filsafat hukum yang mirip dengan anarko-kapitalisme. Salah satu pemikir liberal pertama yang membahas kemungkinan [[privatisasi]] perlindungan kebebasan individu dan properti adalah [[Jakob Mauvillon]] dari Prancis pada abad ke-18. Kemudian pada tahun 1840-an, [[Julius Faucher]] dan [[Gustave de Molinari]] menganjurkan hal yang sama. Dalam esainya ''The Production of Security'', Molinari berpendapat: "Tidak ada pemerintah yang berhak mencegah pemerintah lain bersaing dengannya, atau meminta konsumen keamanan untuk datang secara eksklusif ke sana untuk komoditas ini". Molinari dan tipe baru liberal anti-negara ini mendasarkan penalaran mereka pada cita-cita liberal dan ekonomi klasik. Sejarawan dan libertarian [[Ralph Raico]] berpendapat bahwa apa yang "telah dikemukakan oleh para filsuf liberal ini adalah bentuk anarkisme individualis, atau, seperti yang akan disebut sekarang, anarko-kapitalisme atau anarkisme pasar".<ref>Raico, Ralph (2004) [https://www.mises.org/story/1787 ''Authentic German Liberalism of the 19th century''] Ecole Polytechnique, [http://www.crea.polytechnique.fr/index.htm Centre de Recherce en Epistemologie Appliquee] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090610035217/http://www.crea.polytechnique.fr/index.htm |date=10 June 2009 }}, Unité associée au CNRS</ref> Berbeda dengan liberalisme Locke, yang melihat negara berkembang dari masyarakat, kaum liberal anti-negara melihat konflik yang mendasar antara interaksi sukarela orang, yaitu masyarakat; dan lembaga-lembaga kekuatan, yaitu negara. Ide masyarakat versus negara ini diekspresikan dalam berbagai cara: masyarakat alami vs. masyarakat buatan, kebebasan vs. otoritas, masyarakat kontrak vs. masyarakat otoritas dan masyarakat industri vs. masyarakat militan.<ref name="Molinari-1849">Molinari, Gustave de (1849) [http://praxeology.net/GM-PS.htm The Production of Security] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070927000023/http://praxeology.net/GM-PS.htm |date=27 September 2007 }} (trans. J. Huston McCulloch). Retrieved 15 July 2006.</ref> Tradisi liberal anti-negara di Eropa dan Amerika Serikat berlanjut setelah Molinari dengan munculnya tulisan-tulisan awal [[Herbert Spencer]] serta para pemikir seperti [[Paul mile de Puydt]] dan [[Auberon Herbert]]. Namun, orang pertama yang menggunakan istilah anarko-kapitalisme adalah [[Murray Rothbard]], yang pada pertengahan abad ke-20 mensintesis elemen-elemen dari aliran ekonomi [[Mazhab Austria|Austria]], liberalisme klasik, dan anarkis individualis Amerika abad ke-19 [[Lysander Spooner]] dan [[Benjamin Tucker]] (sambil menolak [[teori nilai kerja]] dan norma-norma yang mereka peroleh darinya).<ref>"A student and disciple of the Austrian economist Ludwig von Mises, Rothbard combined the laissez-faire economics of his teacher with the absolutist views of human rights and rejection of the state he had absorbed from studying the individualist American anarchists of the 19th century such as Lysander Spooner and Benjamin Tucker." Blackwell Encyclopaedia of Political Thought, 1987, {{ISBN|978-0-631-17944-3}}, p. 290</ref> Anarko-kapitalisme menganjurkan penghapusan negara demi kedaulatan individu, [[Properti pribadi|kepemilikan pribadi,]] dan [[pasar bebas]]. Anarko-kapitalis percaya bahwa dengan tidak adanya undang-undang (hukum dengan [[Dekret|keputusan]] atau undang- [[Undang-undang|undang]] ), masyarakat akan memperbaiki dirinya sendiri melalui disiplin pasar bebas (atau apa yang digambarkan oleh para pendukungnya sebagai "masyarakat sukarela").<ref>{{Cite encyclopedia|last=Morris|editor-first1=Ronald|editor2-link=Ronald Hamowy|encyclopedia=The Encyclopedia of Libertarianism|year=2008|publisher=[[SAGE Publications|SAGE]]; Cato Institute|doi=10.4135/9781412965811.n8|isbn=978-1-4129-6580-4|oclc=750831024}}</ref><ref name="Stringham51">Edward Stringham, ''Anarchy and the law: the political economy of choice,'' [https://books.google.com/books?id=nft4e62nicsC&pg=PA51&dq=anarcho-capitalism+libertarian&sa=X&ct=result&resnum=8#v=onepage&q=anarcho-capitalism%20libertarian p. 51].</ref>
Baris 116:
== Sejarah ==
[[Berkas:
Pemikiran liberal yang terisolasi telah ada dalam [[filsafat Barat]] sejak [[Yunani Kuno]] dan dalam [[filsafat Timur]] sejak periode [[Dinasti Song|Song]] dan [[Dinasti Ming|Ming]]. Ide-ide ini pertama kali disatukan dan disistematisasikan sebagai ideologi yang berbeda oleh filsuf Inggris [[John Locke]], yang umumnya dianggap sebagai bapak liberalisme modern.<ref name="BevirSAGE2"/><ref name="FungCambridge2"/><ref name="Delaney, p. 182">Delaney, p. 18.</ref><ref name="Godwin et al., p. 122">Godwin et al., p. 12.
[[Berkas:
Di Eropa, liberalisme memiliki tradisi panjang terutama sejak abad ke-17.<ref name="ReferenceA">German songs like ''Die Gedanken sind frei'' (''Thoughts Are Free'') can be dated even centuries before that.</ref> Revolusi Perancis dimulai pada tahun 1789. Dua peristiwa penting yang menandai kemenangan liberalisme adalah [[penghapusan feodalisme di Prancis]] pada malam tanggal 4 Agustus 1789, yang menandai runtuhnya hak-hak tradisional feodal dan hak-hak istimewa serta adanya pembatasan kekuasaan dengan pengesahan [[Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara|Deklarasi Hak Man dan Citizen]] pada bulan Agustus.<ref>{{Cite book|last=Jon Meacham|year=2014|url=https://books.google.com/books?id=tvBMBAAAQBAJ&pg=PT131|title=Thomas Jefferson: President and Philosopher|publisher=Random House|isbn=978-0-385-38751-4|page=131}}</ref> Selama [[Peperangan era Napoleon|Perang Napoleon]], orang-orang Prancis mempengaruhi negara-negara Eropa Barat dengan penghapusan [[Feodalisme|sistem feodal]], liberalisasi [[Hukum Properti|hukum properti]], akhir [[Manorialisme|iuran seigneurial]], penghapusan [[Gilda (perhimpunan)|serikat]], legalisasi [[perceraian]], disintegrasi [[ghetto Yahudi di Eropa|ghetto Yahudi]], runtuhnya [[Inkuisisi Spanyol|Inkuisisi]], runtuhnya [[Kekaisaran Romawi Suci]], penghapusan pengadilan gereja dan otoritas agama di ruang publik, pembentukan [[sistem metrik]] dan pengakuan atas kesetaraan hukum untuk semua orang.<ref>Colton and Palmer, pp. 428–29.</ref> Salah satu pengaruh Prancis yang paling bertahan lama, [[Undang-undang Napoleon|KUH Perdata]], telah diadopsi di banyak negara di seluruh dunia",<ref>Lyons, p. 94.</ref> tetapi juga melanggengkan diskriminasi lebih lanjut terhadap perempuan di bawah konsep "tatanan alam".<ref>Lyons, pp. 98–102.</ref>
Baris 126:
Selama abad ke-19 dan awal abad ke-20 di Kekaisaran Ottoman dan Timur Tengah, liberalisme mempengaruhi periode reformasi seperti [[Tanzimat]] dan [[An-Nahdah|Al-Nahda]]; bangkitnya sekularisme, konstitusionalisme dan nasionalisme; dan munculnya kelompok dan gerakan intelektual dan agama yang berbeda, seperti Utsmaniyah Muda dan [[Modernisme Islam]]. Tokoh terkemuka pada zaman itu adalah [[Rifa'ah Al-Tahtawi|Rifa'a al-Tahtawi]], [[Namık Kemal]] dan brahim inasi. Namun, ide dan tren reformis tidak berhasil menjangkau masyarakat umum karena buku, majalah, dan surat kabar hanya dapat diakses oleh para intelektual dan segmen kelas menengah yang baru muncul, sementara banyak [[Muslim]] melihatnya sebagai pengaruh asing di dunia Islam. Persepsi itu memperumit upaya reformis yang dilakukan di negara-negara Timur Tengah.<ref name="Abdelmoula">{{Cite book|last=Abdelmoula|first=Ezzeddine|year=2015|url=https://books.google.com/books?id=vP7qBgAAQBAJ&pg=PA50|title=Al Jazeera and Democratization: The Rise of the Arab Public Sphere|publisher=[[Routledge]]|isbn=978-1-317-51847-1|pages=50–52|access-date=7 May 2017}}</ref><ref>Roderic. H. Davison, Essays in Ottoman and Turkish History, 1774–1923 – The Impact of West, Texas 1990, pp. 115-116.</ref> Perubahan-perubahan ini, bersama dengan faktor-faktor lain, menciptakan rasa krisis dalam Islam, yang berlanjut hingga hari ini. Hal ini turut menyebabkan kebangkitan Islamisme.<ref name="LindgrenRoss">{{Cite book|last=Lindgren|first=Allana|last2=Ross|first2=Stephen|year=2015|url=https://books.google.com/books?id=YFvLCQAAQBAJ&pg=PA440|title=The Modernist World|publisher=[[Routledge]]|isbn=978-1-317-69616-2|access-date=6 May 2017}}</ref>
[[Berkas:
Gerakan [[Abolisionisme|abolisionis]] dan [[Hak suara|hak pilih]] semakin menyebar, bersama dengan cita-cita perwakilan dan demokrasi. Prancis mendirikan [[Republik Ketiga Prancis|republik ketiga]] pada tahun 1870-an. Namun, nasionalisme juga menyebar dengan cepat setelah tahun 1815. Campuran sentimen liberal dan nasionalis di Italia dan Jerman membawa penyatuan kedua negara pada akhir abad ke-19. Sebuah rezim liberal berkuasa di Italia dan mengakhiri kekuasaan para Paus. Namun, [[Takhta Suci|Vatikan]] melancarkan perang salib melawan liberalisme. [[Paus Pius IX]] mengeluarkan ''[[Syllabus Errorum|Silabus Kesalahan]]'' pada tahun 1864 yang mengutuk liberalisme dalam segala bentuknya. Di banyak negara, kekuatan liberal merespons dengan [[Penindasan Serikat Yesus|mengusir ordo Jesuit]]. Pada akhir abad kesembilan belas, prinsip-prinsip liberalisme klasik semakin ditentang dan cita-cita individu yang mandiri tampaknya semakin dianggap tidak masuk akal. Penulis Inggris era Victoria seperti [[Charles Dickens]], [[Thomas Carlyle]] dan [[Matthew Arnold]] adalah kritikus berpengaruh awal ketidakadilan sosial.<ref name="Richardson, pp. 36–372">Richardson, pp. 36–37.</ref>
[[Berkas:
Liberalisme memperoleh momentum pada awal abad ke-20. Benteng [[Autokrasi|otokrasi]], [[Nikolai II dari Rusia|Tsar Rusia]], digulingkan pada [[Revolusi Februari|fase pertama]] [[Revolusi Rusia]]. Kemenangan Sekutu dalam [[Perang Dunia I|Perang Dunia Pertama]] dan runtuhnya empat kerajaan tampaknya menandai kemenangan liberalisme di seluruh benua Eropa. Tidak hanya di antara negara-negara [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia I|sekutu yang menang]], tetapi juga di Jerman dan negara-negara [[Eropa Timur]] yang baru terbentuk. Militerisme, seperti yang dilambangkan oleh Jerman, dikalahkan dan didiskreditkan. Seperti yang dikemukakan Blinkhorn, tema-tema liberal sangat berpengaruh dalam hal "pluralisme budaya, toleransi agama dan etnis, penentuan nasib sendiri nasional, ekonomi pasar bebas, pemerintahan yang representatif dan bertanggung jawab, perdagangan bebas, serikat pekerja, dan penyelesaian damai perselisihan internasional melalui cara baru, [[Liga Bangsa-Bangsa]]".
[[Berkas:
[[Liberalisme di Iran|Di Iran]], liberalisme sempat menikmati popularitas yang luas. Pada April 1951, [[Front Nasional (Iran)|Front Nasional]] menjadi koalisi pemerintahan ketika seorang politisi yang terpilih secara demokratis, [[Mohammad Mosaddegh]], seorang nasionalis liberal, menjabat sebagai [[Perdana Menteri Iran|Perdana Menteri]]. Namun, cara pemerintahannya bertentangan dengan kepentingan Barat dan ia dilengserkan dari kekuasaan melalui [[Kudeta Iran 1953|kudeta pada 19 Agustus 1953]]. Kudeta tersebut mengakhiri dominasi liberalisme dalam politik negara itu.{{Refn|<ref name="jrisen">{{cite news|url=https://www.nytimes.com/library/world/mideast/041600iran-cia-index.html|work=The New York Times|title=Secrets of History: The C.I.A. in Iran|author=James Risen|date=16 April 2000|access-date=3 November 2006}}</ref><ref>''Clandestine Service History: Overthrow of Premier Mossadeq of Iran'' (March 1954). p. iii.</ref><ref name="CN-IC-01">{{cite book|title=Ends of British Imperialism: The Scramble for Empire, Suez, and Decolonization|year=2007|publisher=I.B.Tauris|isbn=978-1-84511-347-6|pages=775 of 1082|url=https://books.google.com/books?id=NQnpQNKeKKAC&pg=PA775}}</ref><ref name="FP 2013">{{cite journal|title=CIA Admits It Was Behind Iran's Coup|first=Malcolm|last=Bryne|date=18 August 2013|journal=Foreign Policy |url=https://foreignpolicy.com/2013/08/19/cia-admits-it-was-behind-irans-coup/}}</ref><ref>The CIA's history of the 1953 coup in Iran is made up of the following documents: a historian's note, a summary introduction, a lengthy narrative account written by Dr. Donald N. Wilber and as appendices five planning documents he attached. Published on 18 June 2000 under the title [https://www.nytimes.com/library/world/mideast/041600iran-cia-index.html "The C.I.A. in Iran"] by ''The New York Times''.</ref>}}
Di antara berbagai gerakan regional dan nasional, gerakan [[Gerakan Hak-Hak Sipil Afrika-Amerika (1955-1968)|hak-hak sipil]] di Amerika Serikat selama tahun 1960-an sangat menonjolkan upaya-upaya liberal untuk mewujudkan [[Kesetaraan sosial|persamaan hak]].<ref>Mackenzie and Weisbrot, p. 178.</ref> Proyek Great Society yang diluncurkan oleh [[Presiden Amerika Serikat|Presiden]] [[Lyndon Baines Johnson|Lyndon B. Johnson]] mengawasi pembentukan Medicare dan Medicaid, pembentukan [[Head Start]] dan Job Corps sebagai bagian dari [[Perang melawan kemiskinan|Perang Melawan Kemiskinan]] dan pengesahan [[Undang-Undang Hak Sipil 1964|Undang-Undang Hak Sipil tahun 1964]], serangkaian peristiwa yang oleh beberapa sejarawan dijuluki "''the Liberal Hour''".<ref>Mackenzie and Weisbrot, p. 5.</ref>
[[Berkas:
Perang Dingin menampilkan persaingan ideologis yang luas dan beberapa [[perang proksi]], tetapi [[Perang Dunia III]] yang dikhawatirkan akan terjadi antara Uni Soviet dan Amerika Serikat tidak pernah terjadi. Sementara negara-negara komunis dan demokrasi liberal bersaing satu sama lain, [[Krisis minyak 1973|krisis ekonomi]] pada 1970-an mengilhami perpindahan dari [[Keynesianisme|ekonomi Keynesian]], terutama di bawah [[Margaret Thatcher]] di Inggris dan [[Ronald Reagan]] di Amerika Serikat. Tren ini, yang dikenal sebagai [[neoliberalisme]], merupakan [[pergeseran paradigma]] dari [[konsensus Keynesian pascaperang]] yang berlangsung dari 1945 hingga 1980.<ref>{{Cite journal|last=Palley|first=Thomas I|date=2004-05-05|title=From Keynesianism to Neoliberalism: Shifting Paradigms in Economics|url=http://fpif.org/from_keynesianism_to_neoliberalism_shifting_paradigms_in_economics/|journal=Foreign Policy in Focus|access-date=25 March 2017}}</ref><ref>{{Cite book|last=Vincent|first=Andrew|date=2009|url=https://books.google.com/books?id=igrwb3rsOOUC&pg=PA339|title=Modern Political Ideologies|location=Hoboken, New Jersey|publisher=[[Wiley-Blackwell]]|isbn=978-1-4051-5495-6|page=339}}</ref> Sementara itu, menjelang akhir abad ke-20, negara-negara komunis di Eropa Timur [[Revolusi 1989|runtuh secara drastis]]. Ini membuat demokrasi liberal sebagai satu-satunya bentuk pemerintahan utama di Barat.
Baris 141:
== Kritik dan dukungan ==
[[Berkas:
[[Berkas:
Liberalisme telah menuai kritik dan dukungan dalam sejarahnya dari berbagai kelompok ideologis. Yang kurang bersahabat dengan tujuan liberalisme adalah [[konservatisme]]. [[Edmund Burke]], yang sering dianggap sebagai pendukung pertama pemikiran konservatif modern, menawarkan kritik pedas terhadap Revolusi Prancis dengan menyerang pretensi liberal terhadap kekuatan rasionalitas dan kesetaraan alami semua manusia.<ref name="Grigsby, p.
Terdapat pula kebingungan tentang hubungan antara liberalisme sosial dan [[sosialisme]], meskipun faktanya banyak varian sosialisme yang membedakan diri mereka dengan liberalisme dengan [[Antikapitalisme|menentang kapitalisme]], [[hierarki]], dan [[Properti pribadi|kepemilikan pribadi]]. Sosialisme terbentuk sebagai sekelompok ideologi yang terkait namun berbeda pada abad ke-19 seperti [[sosialisme Kristen]], [[komunisme]] (dengan tulisan-tulisan [[Karl Marx]]) dan [[anarkisme sosial]] (dengan tulisan-tulisan [[Mikhail Bakunin]]). Komunisme dan anarkisme sosial dipengaruhi oleh [[Komune Paris]]. Ideologi-ideologi ini—seperti halnya liberalisme dan konservatisme—terpecah menjadi beberapa gerakan besar dan kecil dalam dekade-dekade berikutnya.<ref>Grigsby, pp. 119–22.</ref> Marx menolak aspek-aspek dasar teori liberal. Dia berharap untuk menghancurkan negara dan perbedaan liberal antara masyarakat dan individu sambil menggabungkan keduanya menjadi satu kesatuan kolektif yang dirancang untuk menggulingkan tatanan kapitalis yang berkembang pada abad ke-19.<ref>Koerner, pp. 9–12.</ref> Saat ini, partai dan gagasan sosialis tetap menjadi kekuatan politik dengan tingkat pengaruh yang berbeda di banyak negara.
[[Vladimir Lenin]] menyatakan bahwa—berlawanan dengan [[Marxisme]] — pandangan liberal membela [[
[[Demokrasi sosial]], sebuah ideologi yang menganjurkan modifikasi progresif [[kapitalisme]], muncul pada abad ke-20 dan dipengaruhi oleh sosialisme. Secara luas demokrasi sosial didefinisikan sebagai proyek yang bertujuan untuk memperbaiki masyarakat melalui reformasi pemerintah terhadap "cacat intrinsik kapitalisme" dengan mengurangi ketidaksetaraan ekonomi.<ref>Lightfoot, p. 17.</ref> Sosial demokrasi juga tidak menentang kekuasaan negara. Beberapa komentator telah mencatat kesamaan yang kuat antara liberalisme sosial dan demokrasi sosial. Seorang ilmuwan politik bahkan menyebut liberalisme Amerika sebagai "demokrasi sosial bajakan" karena tidak adanya tradisi sosial demokrasi yang signifikan di Amerika Serikat yang ingin diperbaiki oleh kelompok liberal.<ref>Susser, p. 110.</ref> Gerakan lain yang terkait dengan demokrasi modern seperti demokrasi [[Demokrasi Kristen|Kristen]] bermaksud untuk menyebarkan [[Ajaran sosial Katolik|ide-ide sosial Katolik]] dan telah memperoleh banyak pengikut di beberapa negara Eropa.<ref>Riff, pp. 34–36.</ref> Akar awal demokrasi Kristen berkembang sebagai reaksi terhadap [[industrialisasi]] dan [[urbanisasi]] yang terkait dengan liberalisme ''laissez-faire'' di abad ke-19.<ref>Riff, p. 34.</ref> Terlepas dari hubungan yang kompleks ini, beberapa sarjana berpendapat bahwa liberalisme sebenarnya "menolak pemikiran ideologis" sama sekali, terutama karena pemikiran seperti itu dapat mengarah pada harapan yang tidak realistis bagi umat manusia.<ref>Wolfe, p. 116.</ref>
Kelompok Fasis menuduh liberalisme sebagai materialisme dan kurangnya nilai-nilai spiritual.<ref name="massaschussetts1">Marvin Perry, Myrna Chase, Margaret Jacob, James R. Jacob. ''Western Civilization: Ideas, Politics, and Society – From 1600, Volume 2''. 9th ed. Boston, Massaschussetts: Houghton Mifflin Harcourt Publishing Company, 2009 pp. 760.</ref> Secara khusus, fasisme menentang liberalisme karena [[materialisme]], [[rasionalisme]], [[individualisme]], dan [[
[[Politik sayap kiri|Kaum kiri]] menuduh doktrin ekonomi liberalisme, seperti kebebasan ekonomi individu, memunculkan apa yang mereka pandang sebagai sistem eksploitasi yang bertentangan dengan prinsip demokrasi liberalisme.<ref name=":0">{{Cite web|last=Beauchamp|first=Zack|date=2019-09-09|title=The anti-liberal moment|url=https://www.vox.com/policy-and-politics/2019/9/9/20750160/liberalism-trump-putin-socialism-reactionary|website=Vox|language=en|access-date=2021-05-06}}</ref> [[Politik sayap kanan|Kelompok sayap kanan]] menuduh doktrin sosial liberalisme, seperti sekularisme dan hak-hak individu, menghancurkan komunitas dan merusak tatanan sosial yang mereka pandang perlu dilestarikan oleh sebuah negara.<ref name=":0" />
|