Bantengan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
penambahan gambar bantengan |
||
Baris 2:
== Sejarah Bantengan ==
Bantengan merupakan pengembangan dari kesenian Kebo-keboan Ponoragan yang ada di [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]]. Ponorogo yang bersebelahan dengan [[Kota Madiun|Madiun]] sebagai kota berbagai perguruan silat, sehingga banyak pesilat yang berkunjung ke Ponorogo sebagai kota Reog. Seni Kebo-keboan dimaknai sebagai tolak bala dan penyelamat Raja Surakarta [[Pakubuwana II|Paku Buwana II]] dari berbagai serangan pemberontak keraton.
[[Berkas:Proses pemulihan bantengan.jpg|jmpl|Seni Bantengan terdapat proses Trance atau Kesurupan]]
Pesilat dari pegunungan sekitar Mojokerto, Malang dan Batu melihat kesenian Kebo-keboan sehingga berinisatif membuat kesenian serupa tetapi menggunakan bentuk hewan [[Banteng]] yang mulai punah di Hutan sekitar Lereng Gunung, dengan tujuan sebagai pengingat Bela Diri dan menarik masyarakat untuk mengikuti Bela Diri [[Pencak silat|Pencak Silat]].
Baris 12:
Perkembangan kesenian Bantengan mayoritas berada di masyarakat pedesaan atau wilayah pinggiran kota di daerah lereng pegunungan se-Jawa Timur tepatnya Bromo-Tengger-Semeru, Arjuno-Welirang, Anjasmoro, Kawi dan Raung-Argopuro.
Permainan kesenian bantengan dimainkan oleh dua orang yang berperan sebagai kaki depan sekaligus pemegang kepala bantengan dan pengontrol tari bantengan serta kaki belakang yang juga berperan sebagai ekor bantengan. Kostum bantengan biasanya terbuat dari kain hitam dan topeng yang berbentuk kepala banteng yang terbuat dari kayu serta tanduk asli Kerbau atau banteng
Bantengan ini selalu diiringi oleh sekelompok orang yang memainkan musik khas bantengan dengan alat musik berupa gong, kendang, dan lain-lain. Kesenian ini dimainkan oleh dua orang laki-laki, satu di bagian depan sebagai kepalanya, dan satu di bagian belakang sebagai ekornya. dan biasanya, lelaki bagian depan akan kesurupan, dan orang yang di belakangnya akan mengikuti setiap gerakannya.
|