Aisyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ilham Syafii (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Ilham Syafii (bicara | kontrib)
typo
Baris 114:
 
=== Konflik dengan Ali ===
Permusuhan antara [[Ali bin Abi Thalib]] dan Aisyah diperkirakan sudah terjadi semenjak Nabi masih hidup. Ketika tersebar [[Aisyah#Tuduhan berzina (Peristiwa Ifk)|rumor bahwa Aisyah telah berzina]], yang mana hukumannya dalam Islam adalah di-[[rajam]] sampai mati. Nabi yang belum mendapatkan wahyu dari Allah selama sebulan tentang benar atau tidak rumor tersebut, menanyakan ke sahabat-sahabatnya, salah satunya adalah Ali, Ali menjawab, "Allah tidak membatasimu, masih ada banyak perempuan lain."<ref name=":12" /><ref name=":22" /> Pada hadits tetangtentang hari-hari terakhir Nabi yang mana Nabi meminta supaya dirawat di rumah Aisyah, Aisyah menolak untuk menyebutkan nama Ali pada riwayatnya, meskipun ia menyebut nama [[Abbas bin Abdul-Muththalib|Al-Abbas]] yang bersama dengan Ali memandu Nabi ke rumah Aisyah.<ref name=":8" />
 
Selepas wafatnya Nabi, Ali yang merupakan sepupu Nabi, mengklaim dirinya ditunjuk oleh Nabi ketika beliau masih hidup, untuk menjadi Khalifah pertama,<ref name=":9">{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/tabarivolume16_201911/page/n75/mode/2up?view=theater|title=The History of al-Tabari, vol. 16|pages=51|url-status=live}}</ref> namun klaim tersebut dibantah oleh Aisyah yang mengatakan kalau dirinya selalu bersama Nabi menjelang akhir hayat beliau dan tidak sekalipun ia mendengar Nabi menunjuknya sebagai Khalifah.<ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 1636 - The Book of Wills - كتاب الوصية - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:1636|website=sunnah.com|access-date=2022-07-25}}</ref> Orang-orang pun akhirnya berbai'at kepada Abu Bakar, ayahnya Aisyah, yang menjadikannya Khalifah.<ref name=":9" /> Ketika istri Ali, yakni [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]] yang juga merupakan putri Nabi Muhammad meminta kepada Abu Bakar harta peninggalan Nabi Muhammad di [[Fadak]], [[Madinah]] dan [[Khaibar]] yang sebelumnya merupakan harta-harta orang Kafir yang diberikan oleh Allah kepada beliau,<ref>{{Cite web|title=Musnad Ahmad 55 - Musnad Abu Bakr as-Siddiq (ra) - مُسْنَدُ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/ahmad:55|website=sunnah.com|access-date=2022-11-15}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 3152 - One-fifth of Booty to the Cause of Allah (Khumus) - كتاب فرض الخمس - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:3152|website=sunnah.com|access-date=2022-07-24}}</ref><ref>{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/TabariVolume08/page/n153/mode/2up?view=theater|title=The History of al-Tabari, vol. 8|pages=129|url-status=live}}</ref> Abu Bakar menolaknya dengan dalih bahwa dirinya pernah mendengar Nabi berkata kalau Nabi tidak mewariskan hartanya kepada keluarganya, melainkan harta peninggalannya adalah untuk ummat.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 3092, 3093 - One-fifth of Booty to the Cause of Allah (Khumus) - كتاب فرض الخمس - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:3092|website=sunnah.com|access-date=2022-07-24}}</ref>