{{For|sejarah perusahaan ini sebelum tahun 1964|Oei Tiong Ham Concern}}
=== 1964 - 2003 ===
Pada akhir dekade 1980-an hingga 1990-an, perusahaan ini menggabungkan sejumlah anak usahanya. Pada tahun 1986, PT Bandareksa Rajawali (pengelola pergudangan), PT Apotik Bima (pengelola apotik), dan PT Mutiara Rajawali (pengelola [[lahan yasan]]) digabung ke dalam PT [[Rajawali Nusindo]], sementara PT Perkebunan Karet Cimayak dan PT Perkebunan Karet Cileles digabung untuk kemudian dijual pada tahun 1987. Dana hasil penjualan kedua perkebunan karet tersebut kemudian digunakan untuk mendirikan PT Rajawali Gloves Corporation yang bergerak di bidang produksi sarung tangan golf pada tahun 1991, bersama investor asal [[Amerika Serikat]] sebagai penyedia pasar dan investor asal [[Korea Selatan]] sebagai penyedia teknologi. PT Rajawali Gloves Corporation saat ini dalam proses [[likuidasi]], karena kekurangan modal. Pada tahun 1991 juga, PT [[Industrial Management Company]] (IMACO) digabung ke dalam perusahaan ini. IMACO sebelumnya diberi tanggung jawab untuk mengelola PT Pabrik Gula Krebet Baru, PT Pabrik Gula Rejo Agung Baru, PT [[Madu Baru]], PT Phapros, serta Pabrik Batu dan Semen Tahan Api (PBSTA) “LOKA”.<ref name="imaco">{{Cite web|url=http://pgrajawali1.co.id/wp-content/uploads/2020/07/Annual-Report-PT-PG-Rajawali-I-2019_compressed.pdf|title=Laporan Tahunan 2019|publisher=PG Rajawali I|language=id|access-date=25 Oktober 2021}}</ref> Pada tahun 1996, PT Pabrik Gula Krebet Baru dan PT Pabrik Gula Rejo Agung Baru digabung untuk membentuk PT [[Pabrik Gula Rajawali I]].
Pada tahun 1988, RNIperusahaan ini mendirikan PT [[Perkebunan Mitra Ogan]] bersama [[PTPN III]] untuk mengelola sebuah perkebunan kelapa sawit di [[Sumatera Selatan]]. Pada tahun 1990, RNIperusahaan ini juga mendirikan PT [[Perkebunan Mitra Kerinci]] bersama [[PTPN IV]] untuk mengelola sebuah perkebunan teh seluas 2.025 hektar di [[Sumatera Barat]]. Pada tahun 1992, perusahaan ini membeli mayoritas saham PT Pabrik Gula Tjandi di [[Sidoarjo]], dan kemudian mengubah nama perusahaan tersebut menjadi PT [[Pabrik Gula Candi Baru]] pada tahun 1993.<ref name="candi">{{Cite news|url=https://www.jawapos.com/metro/metropolis/24/01/2017/cerobong-tua-pg-candi-baru-sidoarjo-tak-manja/|title=Cerobong Tua PG Candi Baru Sidoarjo Tak Manja|date= 24 Januari 2017|first=Ariski Prasetyo |last= Hadi |publisher=Jawa Pos|language=id|access-date=3 November 2021|editor-first=Suryo Eko|editor-last=Prasetyo|work=[[Jawa Pos|JawaPos.com]]}}</ref> Pada tahun 1994, Pemerintah Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham PT [[Perkebunan XIV]] ke perusahaan ini, dan nama perusahaan tersebut pun diubah menjadi PT [[Pabrik Gula Rajawali II]]. Pada tahun 1992, Pemerintah Indonesia menyerahkan sebuah pabrik kondom yang terletak di [[Bandung]] kepada perusahaan ini, dan kemudian dibentuklah PT [[Mitra Rajawali Banjaran]] untuk mengelola pabrik tersebut. Pada tahun 1998, anak usaha perusahaan ini yang bergerak di bidang produksi alat suntik, yakni PT [[Skifa Rajawali Indonesia]], digabung ke dalam PT Mitra Rajawali Banjaran. Pada tahun 1997, perusahaan ini mengakuisisi produsen karung plastik asal [[Mojokerto]], PT Citramass Plastik Industri, danyang kemudian digabung ke dalam PT Rajawali Nusindo. Perusahaan ini lalu juga mengakuisisi PT [[GIEB Indonesia]] yang saat itu bergerak di bidang distribusi [[barang konsumen]] buatan [[Unilever]] dan lampu buatan [[Philips]] di [[Bali]].<ref name="merger">{{Cite web|url=https://www.rni.co.id/assets/uploads/document/annual-report/Annual_Report_RNI_2012.pdf|title=Laporan Tahunan 2012|publisher=Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)|language=id|access-date=25 Oktober 2021|archive-date=2021-10-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20211025160552/https://www.rni.co.id/assets/uploads/document/annual-report/Annual_Report_RNI_2012.pdf|dead-url=yes}}</ref>