Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij''' ([[bahasa Belanda]]: Maskapai Siaran Radio Hindia Belanda) adalah radio pemerintah Hindia Belanda yang setelah kemerdekaan [[Indonesia]] diubah namanya menjadi [[Radio Republik Indonesia]] (RRI).
 
NIROM memulai siarannya pada [[1934]]. Pemancar yang paling terkenal adalah '''Bataviaasche Radio Vereniging (BRV)''', yang siarannya dilakukan dari '''[[Hotel des Indes]]'''.<ref>Belakangan hotel ini berganti nama menjadi Hotel ''Duta Indonesia'', yang kemudian dibongkar dan di atasnya dibangun Hotel ''Duta Merlin'' dan kompleks pertokoan)</ref> Pada 1928 di Amsterdam, NIROM didirikan, yang direncanakan akan menangani pemancaran siaran ke seluruh Jawa, dan dalam tiga tahun kemudian ke seluruh Hindia Belanda. Namun karena persiapan-persiapan teknis yang harus dilakukan, baru pada 1934 NIROM mulai dapat memancarkan siarannya.
 
Mulanya NIROM hanya melakukan siaran dalam [[bahasa Belanda]], tetapi sejak [[1935]], siaran-siarannya juga dilakukan dalam bahasa-bahasa setempat. Penggunaan bahasa-bahasa setempat hampir mewarnai keseluruhan siarannya pada akhir masa NIROM.
Baris 8:
 
== Sejarah ==
Siaran radio yang pertama di [[Indonesia]] (waktu itu bernama [[Hindia Belanda|Nederlands Indie]] - [[Hindia Belanda]]) ialah '''Bataviase Radio Vereniging (BRV)''' di [[Batavia]] (Jakarta Tempo dulu), yangdan [[Kabupaten Tangerang|Tangerang]] sehingga resminya didirikan pada tanggal [[16 Juni]] [[1925]] di [[Weltevreden]] (Jakarta Pusat sekarang) dan resmi mengudara dari '''[[Hotel des Indes]]''' dengan siaran lokal ('''Stadzender''') pada gelombang 157.89 meter dan 61.66 meter untuk "'''Programa Nasional'''" ('''Archipelzender''').
 
Stasiun radio di Indonesia semasa penjajahan [[Belanda]] dahulu mempunyai status swasta. Karena sejak adanya BRV tadi, maka muncullah badan-badan radiosiarn lainnya '''Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij (NIROM)''' di [[Batavia]] (Jakarta Tempo dulu), [[Kabupaten Tangerang|Tangerang]], [[Kota Bandung|Bandoeng]] dan [[Kota Medan|Medan]], '''Solosche Radio Vereniging (SRV)''' di [[SoloKota Surakarta|Soekararta]], '''Mataramse Vereniging Voor Radio Omroep (MAVRO)''' di [[Jogjakarta]], '''Vereniging Oosterse Radio Luisteraars (VORO)''' di [[Kota Bandung|Bandoeng]], '''Vereniging Voor Oosterse Radio Omroep (VORO)''' di [[Kota Surakarta|Soerakarta]], '''Chineese en Inheemse Radio Luisteraars Vereniging Oost Java (CIRVO)''' di [[Kota Surabaya|Soerabaja]], '''Eerste Madioense Radio Omroep (EMRO)''' di [[Kofa Madiun|Madioen]] dan '''Radio Semarang''' di [[Kota Semarang|Semarang]].
 
Di [[Kota Medan|Medan]], selain NIROM juga terdapat radio swasta '''Meyers Omroep Voor Allen (MOVA)''' yang di usahakan oleh tuan Meyers dan '''Algeemene Vereniging Radio Omroep Medan (AVROM)'''. Di antara sekian banyak badan radio siaran tersebut, NIROM adalah yang terbesar dan terlengkap oleh karena mendapat bantuan penuh dari pemerintah [[Hindia Belanda]].
 
Perkembangan NIROM yang pesat itu disebabkan pula keuntungannya yang besar dalam bidang keuangan yakni dari "pajak radio". Semakin banyak pesawat radio dikalangan masyarakat, semakin banyak uang yang diterima oleh NIROM. Dengan demikian, NIROM dapat meningkatkan daya pancarnya, mengadakan stasiun-stasiun relay, mengadakan sambungan [[telepon]] khusus dengan kota-kota besar, dll.