test
Musim duren telah tiba, kita semua ingin sekali makan duren. Indonesia adalah negara penghasil duren lokal terbesar sepanjang sejarah dunia, tapi entah mengapa malah negara lain yang mendapat predikat negara penghasil duren terbesar didunia. Sungguh ini sangat memalukan bagi kita
Mungkin ini saatnya kita harus berbuat sesuatu untuk mengembangkan kemampuan negara kita yang tercinta ini. Sungguh kita tak boleh tinggal diam dan hanya menunggu orang lain mengahapus emua yang seharusnya menjadi milik kita semua
, berbagai manuver yang di lakukan oleh para pemimpin parpol untuk berkoalisi begitu cepat mengubah paradigma perkembangan politik. Musim koalisi, nyaris setiap saat muncul perubahan, tradisi politik memang berkutat pada kekuasaan. Tetapi bukankah lebih baik manakala para elit memberikan apresiasi terhadap ketersediaan rakyat yang baru saja memilih.
Manuver untuk berkoalisi adalah hal lumrah. Dimana pun kompetisi yang sehat senantiasa di warnai langkah memperkuat diri melalui pengelompokan untuk memenangi kompetisi politik dan merebut kekuasaan, demi kekuasaan, perseteruan menjadi persahabatan dan sebaliknya, persahabatan menjadi permusuhan. Yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang mungkin bisa saja menjadi tidak mungkin maka, benarlah bahwa dalam politik tak ada lawan yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan pribadi.
Koalisi demi koalisi yang kini ramai justru menyisakan persoalan tentang komitmen politik serta platfrom politik. Manakah yang lebih utama koalisi atau "kuali"-si ( kebutuhan makanan), saat ini rakyat butuh kepastian, rakyat butuh pekerjaan. Meningkatnya PHK bisa mengambarkan betapa sulitnya kondisi kehidupan rakyat. Mereka butuh makan dan butuh masa depan. Mereka sama sekali tidak butuh kekuasaan, janganlah rakyat dibutuhkan di saat pemilihan. Ketika kampanye, begitu banyak janji dari politisi, tetapi ketika pemilihan sudah selesai rakyat dianggap sesuatu yang tidak penting.
Pilpres memang penting. dan itu wajib dirumuskan para elite politik. Tetapi jangan lemudian pilpres dianggap segala-galanya, kemudian mengabaikan problem yang dihadapi rakyat. Jika parpol dan politisi mengabaikan suara dan harapan rakyat jangan kaget jika nanti rakyat juga akan mengabaikan mereka. Dalam konteks ini siapapun yang berkuasa atau memenangi kekuasaan harus bisa mempertanggung jawabkan di hadapan publik. Masyarakat pun berhak menuntut kewajiban penguasa untuk setiap saat menepati janji politik ketika berkampanye.
Musim koalisi untuk kepentingan siapa? tak dapat disangkal, keadaan politik da ketatanegaraan kita saat ini mendapatkan banyak kritik dari diri sendiri, menuju pemilihan presiden juli mendatang atmosfer di negeri ini kian memanas. Tak jarang hal tersebut menimbulkan gesekan antar partai politik bahkan masalah internal dipartai itu sendiri. Tentunya rakyat berharap agar tindakan politik para elite politik negeri ini tidak menyimpang dari esensi politik yaitu membangun bangsa.
|