Mangkunegara I: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
Baris 46:
RM Said berperang sepanjang 16 tahun melawan kekuasaan [[Mataram]] dan Belanda. Selama tahun 1741-1742, ia memimpin laskar Tionghoa melawan Belanda. Kemudian bergabung dengan [[Pangeran Mangkubumi]] selama sembilan tahun melawan Mataram dan Belanda, 1743-1752. [[Perjanjian Giyanti]] pada [[13 Februari]] [[1755]], sebagai hasil rekayasa [[Belanda]] berhasil membelah bumi Mataram menjadi dua, [[Surakarta]] dan [[Yogyakarta]], merupakan perjanjian yang sangat ditentang oleh RM Said karena bersifat memecah belah rakyat Mataram.
 
Selanjutnya, ia berjuang sendirian memimpin pasukan melawan dua kerajaan yang dipimpin 2 raja, yakni [[Pakubuwono III]] & [[Hamengkubuwono I]] (yaitu P. Mangkubumi, pamannya sekaligus mertuanya yang dianggapnya berkhianat dan dirajakan oleh VOC), serta pasukan Kumpeni ([[VOC]]), pada tahun 1752-1757. Selama kurun waktu 16 tahun, pasukan MangkoenagoroMangkunagoro melakukan pertempuran sebanyak 250 kali.
 
Dalam membina kesatuan bala tentaranya, Said memiliki motto ''tiji tibèh'', yang merupakan kependekan dari ''mati siji, mati kabèh; mukti siji, mukti kabèh'' (gugur satu, gugur semua; sejahtera satu, sejahtera semua). Dengan motto ini, rasa kebersamaan pasukannya terjaga.