Gelang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
MdsShakil (bicara | kontrib)
k Membatalkan suntingan oleh Mesincnc (bicara) ke revisi terakhir oleh Hysocc: Tautan yang tidak perlu atau spam
Tag: Pengembalian SWViewer [1.4]
ZakiaR19 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 8:
Secara tradisional, biasanya sebuah gelang dibuat dari [[logam mulia]]; seperti [[emas]], [[perak]], [[platina]] atau [[logam]] berharga lainnya, serta rangkaian untaian [[mutiara]] atau [[manik-manik]]. Gelang kadang bertatahkan [[batu mulia]] seperti [[intan]] dan [[permata]]. Ada pula gelang yang diukirkan dari batuan utuh seperti batu [[giok]]. Selain terbuat dari logam atau mineral bebatuan, ada pula gelang yang terbuat dari serat tumbuhan, seperti dari kayu atau akar (misalnya gelang akar bahar), atau serat tumbuhan yang dianyam dan dijalin.
 
Saat ini bahan yang digunakan untuk pembuatan kalunggelang cukup beragam misalnya; [[besi]], [[baja]], [[perunggu]], [[tembaga]], [[keramik]], kaca, biji buah saga, kain, batu, [[rotan]], kayu, bambu, tanduk, kulit, [[tali]], [[tulang]], [[kerang]], [[karet]], [[plastik]], dan masih banyak lagi. Gelang biasanya berbentuk [[rantai]] dan kadang-kadang ditambahkan [[liontin]], [[pendan]]''pendant'' atau bandul sebagai pemanis.
 
== Sejarah ==
Baris 14:
[[Berkas:Iran-bracelet.jpg|jmpl|ka|200px|Gelang emas kuno, periode [[Kekaisaran Akhemeniyah]] [[Persia]], sekitar 500 SM, [[Iran]].]]
 
Gelang sudah ada setua peradaban manusia. Perhiasan zaman [[prasejarah]] berupa manik-manik batu kemungkinan besar dijalin sebagai gelang atau kalung. Gelang emas berukir kumbang scarab sudah ada sejak tahun 5000 SM di [[Mesir Kuno]]. Gelang-gelang measemas juga ditemukan pada peradaban lain seperti peradaban [[Babilonia]], [[Persia]], [[Yunani Kuno]], [[Romawi Kuno]], India dan China Kuno.
 
Di Indonesia, suku bangsa Nusantara seperti [[Batak]], [[Nias]], [[Dayak]], suku di [[Sumbawa]] dan lain sebagainya telah mengenal perhiasan seperti gelang, kalung, dan mahkota sebagai bentuk aksesoris penanda status, khususnya bagi raja atau kepala suku. Pada kebudayaan klasik periode [[Hindu]]-[[Buddha]] Indonesia di pulau Jawa dan Bali, gelang juga merupakan salah satu perhiasan atribut penanda status orang yang mengenakannya. Kaum bangsawan, keluarga raja, dan orang kaya mengenakan gelang emas sebagai perhiasan dan penanda status sosial.
Baris 21:
Gelang dapat berfungsi sebagai perhiasan atau sebagai penanda status orang yang mengenakannya. Gelang telah digunakan sepanjang sejarah oleh [[laki-laki]] dan [[perempuan]]. Digunakan baik sebagai perhiasan atau untuk menandai berbagai perbedaan di banyak [[budaya|kebudayaan]]. Pada beberapa kebudayaan, gelang dapat menandakan status dan kelas sosial penggunanya. Kaum bangsawan, keluarga raja, atau orang kaya biasanya menggunakan gelang mewah dari logam mulia seperti emas dan perak dan berhias permata. Dalam kebudayaan Timur Tengah kuno dan [[Romawi Kuno]], gelang atau kalung pengikat leher khusus dikenakan oleh kaum [[budak]] untuk menandai status mereka.
 
Kini pada zaman modern gelang dapat juga dicantumkan label, ''tag'', atau lembar yang tertulis identitas orang yang mengenakannya. Penggunaan seperti ini misalnya gelang pasien rumah sakit, atau gelang ''tag'' pada penonton konser atau tamu klub. Penggunaan kontemporer lainnya misalnya gelang persahabatan, gelang yang sama yang dikenakan sepasang atau sekelompok sahabat, atau gelang karet warna-warni yang menunjukkan tema solidaritas tertentu, seperti solidaritas HIV-AIDS, nasionalisme, atau tema solidaritas lainnya.
 
[[File:BijouEgyptien MHNT.ETH.2012.24.29.jpg|thumb|Gelang dari abad 20an di musium [[mesir]]]]