Saudagar Minangkabau: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Dikembalikan ke revisi 21307876 oleh Taylorbot (bicara) (A Járőröknek!) Tag: Pembatalan |
||
Baris 1:
▲{{Tambah rujukan}}'''Saudagar Minangkabau''' merujuk pada profesi sekelompok masyarakat yang berasal dari ranah [[Minangkabau]].<ref>[http://travel.kompas.com/read/2013/09/09/0746257/Jejak.Para.Perantau "Jejak Para Perantau"] Kompas.com, 9 September 2013.</ref>
== Sejarah ==
Selama berabad-abad, perdagangan hasil tambang dan pertanian Minangkabau telah menjadi sumber utama dalam kemajuan ekonomi [[Samudra Hindia]] yang dinamis. Pedagang-pedagang besar Minangkabau telah melakukan perdagangan sejak abad ke-7. Mereka menjadi pedagang berpengaruh yang beroperasi di pantai barat dan pantai timur [[Sumatra]]. Perdagangan emas pada mulanya menjadi perdagangan utama masyarakat Minang. Lembah [[Tanah Datar]] merupakan tempat penting sebagai penghasil emas untuk ekonomi Minangkabau.<ref name="Dobbin">{{cite book|last=Dobbin|first=Christine|title=Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam dan Gerakan Padri: Minangkabau 1784-1847|year=2008|isbn=979-373-126-5}}</ref>{{rp|69}} Upaya mencari emas kadang-kadang mendorong terjadinya perpindahan penduduk. Keberadaan orang Minangkabau di barat laut [[Jambi]], disebabkan oleh upaya pencarian emas.<ref name="Marsden">{{cite book|title=The History of Sumatra|last=Marsden|first=William|authorlink=William Marsden|coauthors=|year=1966|publisher=Oxford University Press|location=London|isbn=|url=|accessdate=}}</ref>{{rp|79}} Diundang oleh Raja Regale dan para pendahulunya, banyak orang Minang menyeberang [[Selat Malaka]] menuju [[Johor]] untuk mengumpulkan debu emas dan bongkahannya. Pedagang emas Minangkabau sering adalah wiraswastawan terkemuka, yang mengandalkan sistem politik
▲Selama berabad-abad, perdagangan hasil tambang dan pertanian Minangkabau telah menjadi sumber utama dalam kemajuan ekonomi [[Samudra Hindia]] yang dinamis. Pedagang-pedagang besar Minangkabau telah melakukan perdagangan sejak abad ke-7. Mereka menjadi pedagang berpengaruh yang beroperasi di pantai barat dan pantai timur [[Sumatra]]. Perdagangan emas pada mulanya menjadi perdagangan utama masyarakat Minang. Lembah [[Tanah Datar]] merupakan tempat penting sebagai penghasil emas untuk ekonomi Minangkabau.<ref name="Dobbin">{{cite book|last=Dobbin|first=Christine|title=Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam dan Gerakan Padri: Minangkabau 1784-1847|year=2008|isbn=979-373-126-5}}</ref>{{rp|69}} Upaya mencari emas kadang-kadang mendorong terjadinya perpindahan penduduk. Keberadaan orang Minangkabau di barat laut [[Jambi]], disebabkan oleh upaya pencarian emas.<ref name="Marsden">{{cite book|title=The History of Sumatra|last=Marsden|first=William|authorlink=William Marsden|coauthors=|year=1966|publisher=Oxford University Press|location=London|isbn=|url=|accessdate=}}</ref>{{rp|79}} Diundang oleh Raja Regale dan para pendahulunya, banyak orang Minang menyeberang [[Selat Malaka]] menuju [[Johor]] untuk mengumpulkan debu emas dan bongkahannya. Pedagang emas Minangkabau sering adalah wiraswastawan terkemuka, yang mengandalkan sistem politik [[Kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]] untuk memberikan perlindungan apabila ia membawa kafilahnya yang terdiri atas seratus orang lebih berjalan menuruni lereng berbatu [[Bukit Barisan]] menuju pelabuhan di pantai barat. Pada akhir abad ke-18, tambang-tambang emas mulai habis dan perdagangannya mencapai titik nadir.
Setelah cadangan emas mengalami penurunan, perdagangan komoditas menjadi basis utama bisnis orang-orang Minang. Perdagangan lada, akasia, dan gambir berkembang pesat pada abad ke-15 hingga abad 18.<ref>[http://travel.kompas.com/read/2013/09/07/0903529/Jejak.Perdagangan.Rempah "Jejak Perdagangan Rempah"] Kompas.com, 7 September 2013.</ref> Dilanjutkan dengan perdagangan kopi pada abad ke-18 hingga 19. Mereka membawa barang dagangan dari pedalaman Minangkabau ke Selat Malaka atau [[Samudra Hindia]] untuk dijualkan kepada pedagang-pedagang asing. Ke pantai timur, perdagangan banyak dilakukan melalui sungai-sungai besar seperti [[Sungai Kampar|Kampar]], [[Sungai Siak|Siak]], Indragiri, dan Batang Hari. Dari kegiatan perdagangan ini, banyak pedagang Minang yang bermigrasi dan mendirikan koloni di sepanjang pesisir barat dan timur Sumatra, bahkan hingga ke [[semenanjung Malaysia]]. Di pantai barat mereka mendirikan pos-pos dagang di [[Meulaboh
Sejak kemunculan [[Kerajaan Sriwijaya]] dan dilanjutkan dengan [[Kesultanan Malaka]], banyak pedagang Minangkabau yang bekerja untuk kerajaan. Peranan pedagang Minangkabau mulai menurun sejak dikuasainya pantai barat Sumatra oleh [[Kesultanan Aceh]], kemudian oleh [[Belanda]].<ref>{{cite book|last=Reid|first=Anthony|title=Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680|publisher=Yayasan Obor|year=1992}}</ref> Dibukanya [[Penang]] dan [[Singapura]] di Selat Malaka, menggairahkan kembali perdagangan antara Minangkabau dengan dunia luar. Dari perdagangan komoditas dengan kota-kota tersebut, banyak desa-desa di [[Dataran Tinggi Minangkabau]] yang mendadak kaya raya. Disamping menjadi pedagang perantara, pedagang Minang juga banyak yang menjadi pedagang lintas selat, yang mana peran ini banyak dimainkan oleh pengusaha Minang yang bermukim di [[Kabupaten Batu Bara|Batubara]]. Dengan kapal-kapal mereka, pedagang ini mengangkut aneka komoditas yang datang dari pedalaman untuk dijual di pasaran [[Singapura]].<ref name="Dobbin"/> Selain berdagang di Selat Malaka, para pebisnis lintas selat ini juga beroperasi di pantai barat Sumatra, [[Kepulauan Karimata]], [[Selat Sunda]], [[Laut Jawa]], [[Laut Sulu]], hingga [[Kepulauan Maluku]]. Disamping tiga orang bersaudara:
Pada paruh kedua abad ke-18, tanaman dan industri baru berkembang pesat di Minangkabau. Hal ini segera merangsang para pengusaha dan pedagang untuk meraih kekayaan yang lebih. Kekayaan inilah kemudian yang meletakkan jalan serta fondasi bagi berkembangnya [[Kaum Padri|Gerakan Padri]], sebuah gerakan pembaruan keagamaan yang dipelopori oleh
Pada awal abad ke-19, pedagang-pedagang [[Eropa]] terutama Belanda, mulai mendominasi perdagangan Minangkabau. [[Perang Padri]] yang berlangsung selama 30 tahun lebih berusaha untuk mengusir pedagang-pedagang Belanda yang banyak beroperasi di daerah pedalaman. Mereka berusaha untuk memonopoli semua komoditas dagang yang dihasilkan ranah Minangkabau. Kekalahan pasukan Padri, telah meluluhlantakan perdagangan Minangkabau sekaligus penguasaan wilayah ini di bawah pemerintahan [[Hindia Belanda]].<ref name="Dobbin"/> Meski berada di bawah cengkeraman kolonial Hindia Belanda, pada masa inipun ranah Minang juga melahirkan beberapa pengusaha besar, diantaranya ialah [[Abdul Gani Rajo Mangkuto]] dan [[Muhammad Saleh]]. Pada tahun 1914, beberapa pedagang Minang yang dikepalai oleh [[Taher Marah Soetan]] mendirikan Sarikat Usaha. Selain untuk memperkuat bisnis orang Minang, serikat ini juga bertujuan untuk memajukan pendidikan dan perjuangan kemerdekaan.<ref>Audrey R. Kahin, Rebellion to Integration: West Sumatra and the Indonesian Polity, 1926-1998, Amsterdam University Press, 1999</ref>
▲Pada awal abad ke-19, pedagang-pedagang [[Eropa]] terutama Belanda, mulai mendominasi perdagangan Minangkabau. [[Perang Padri]] yang berlangsung selama 30 tahun lebih berusaha untuk mengusir pedagang-pedagang Belanda yang banyak beroperasi di daerah pedalaman. Mereka berusaha untuk memonopoli semua komoditas dagang yang dihasilkan ranah Minangkabau. Kekalahan pasukan Padri, telah meluluhlantakan perdagangan Minangkabau sekaligus penguasaan wilayah ini di bawah pemerintahan [[Hindia Belanda]].<ref name="Dobbin"/> Meski berada di bawah cengkeraman kolonial Hindia Belanda, pada masa inipun ranah Minang juga melahirkan beberapa pengusaha besar, diantaranya ialah [[Abdul Gani Rajo Mangkuto]] dan [[Muhammad Saleh]]. Pada tahun 1914, beberapa pedagang Minang yang dikepalai oleh [[Taher Marah Soetan]] mendirikan Sarikat Usaha. Selain untuk memperkuat bisnis orang Minang, serikat ini juga bertujuan untuk memajukan pendidikan dan perjuangan kemerdekaan.<ref>Audrey R. Kahin, Rebellion to Integration: West Sumatra and the Indonesian Polity, 1926-1998, Amsterdam University Press, 1999</ref> Di tahun 1930-an, berdiri dua perusahaan dagang terkemuka yang dikelola oleh saudagar Minang. Masing-masing adalah Bank Nasional di [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]] dan Djohan Djohor di [[Jakarta]].<ref>J. Thomas Lindblad, Bridges to New Business: The Economic Decolonization of Indonesia, 2008</ref> Jika Bank Nasional didirikan oleh [[Anwar Sutan Saidi]], maka Djohan Djohor dikelola oleh tiga orang pengusaha terkemuka, yakni [[Ayub Rais]], [[Djohan Soetan Soelaiman]], dan [[Djohor Soetan Perpatih]].<ref name="Rise of Capital">[http://books.google.co.id/books?id=woSrAZ13P2IC&pg=PA22&lpg=PA22&dq=Djohan+Soetan+Perpatih&source=bl&ots=sVJDnXt7qH&sig=_lkKVfwqoLK-gvzenMOIIVawNe4&hl=en&sa=X&ei=ysWfUbuaHs7nrAfj74FA&ved=0CDQQ6AEwAQ#v=onepage&q=Djohan%20Soetan%20Perpatih&f=false "Indonesia, the Rise of Capital"] ''Richard Robison, Equinox Publishing''.</ref>
Kebangkitan pedagang Minang terjadi kembali pasca-kemerdekaan. Di antara tahun
== Kultur ==
Berdagang merupakan salah satu kultur yang menonjol dalam masyarakat Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, berdagang tidak hanya sekadar mencari nafkah dan mengejar kekayaan, tetapi juga sebagai bentuk eksistensi diri untuk menjadi seorang yang merdeka. Dalam budaya Minang yang egaliter, setiap orang akan berusaha untuk menjadi seorang pemimpin. Menjadi subordinat orang lain, sehingga siap untuk diperintah-perintah, bukanlah sebuah pilihan yang tepat. Prinsip "lebih baik menjadi pemimpin kelompok kecil daripada menjadi anak buah organisasi besar" (''elok jadi kapalo samuik daripado ikua gajah'') merupakan prinsip sebagian besar masyarakat Minang. Menjadi seorang pedagang merupakan salah satu cara memenuhi prinsip tersebut, sekaligus menjadi orang yang merdeka. Dengan berdagang, orang Minang bisa memenuhi ambisinya, dapat menjalankan kehidupan sesuai dengan keinginannya, hidup bebas tanpa ada pihak yang mengekang
Berkembangnya kultur dagang dalam masyarakat Minang, disebabkan adanya harta pusaka tinggi yang menjamin kepemilikan tanah dan keberlangsungannya bagi setiap kaum di Minangkabau. Dengan kepemilikan tanah tersebut, posisi masyarakat Minang tidak hanya sebagai pihak penggarap saja, melainkan juga menjadi pedagang langsung yang menjual hasil-hasilnya ke pasaran.{{citation needed}}
Selain itu, kultur merantau yang menanamkan budaya mandiri, menjadikan profesi berdagang sebagai pekerjaan pemula untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karenanya menjadi pedagang kaki lima sering menjadi pekerjaan awal bagi banyak perantau Minang.
== Jaringan dan tantangan ==▼
Jaringan dan silaturahmi antarpedagang Minangkabau, terbangun antara lain melalui pertemuan yang dikenal dengan sebutan ''Silaturahmi Saudagar Minang'' (SSM); yang pertama kali diadakan di Padang pada tahun 2007 dan dihadiri tak kurang dari 700 pengusaha Minang dari seluruh dunia.<ref>[http://www.antaranews.com/berita/73803/700-pengusaha-padang-se-dunia-bertemu-saat-lebaran "700 Pengusaha Padang se-Dunia Bertemu Saat Lebaran"] ANTARA News, 14 Agustus 2007.</ref> Tidak seperti para pendahulunya, seperti Rahman Tamin, Sidi Tando, Hasyim Ning, Djohan & Djohor, Soetan Sjahsam, dan lainnya, yang merupakan pengusaha-pengusaha Indonesia terkemuka pada masanya,<ref>[https://books.google.co.id/books?id=woSrAZ13P2IC&pg=PA51&lpg=PA51&dq=rahman+tamin+sidi+tando+hasyim+ning+djohan+djohor+soetan+sjahsam&source=bl&ots=sWGCsWu9qG&sig=ruwPQjihCVVoOWC5UQJqYVzfAoE&hl=en&sa=X&ved=0CCUQ6AEwAWoVChMI0POX8P2VxwIVTo-OCh2HHgVf#v=onepage&q&f=false Indonesia: The Rise of Capital] Richard Robison, ''Equinox Publishing'', 2009, ISBN 978-979-3780-65-8.</ref> pencapaian pengusaha Minangkabau dewasa ini jauh menurun.<ref>http://www.forbes.com/indonesia-billionaires/list/#tab:overall</ref><ref>{{Cite web |url=http://thejakartaglobe.beritasatu.com/archive/150-richest-indonesians-7/ |title=Salinan arsip |access-date=2015-07-31 |archive-date=2015-07-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150727043109/http://thejakartaglobe.beritasatu.com/archive/150-richest-indonesians-7/ |dead-url=yes }}</ref> Dari [[Daftar politikus terkaya di Indonesia]] terlihat sangat jarang yang orang Minang. Demikian pula, potensi kerjasama pengusaha di rantau terhadap pembangunan di Provinsi Sumatra Barat masih belum memperlihatkan hasil yang signifikan,<ref>{{cite book▼
|title = Merajut potensi rantau: Solusi urang awak menghadapi masa depan▼
|authors = Firdaus, Risman Bustaman, Zulfison▼
|publisher = Kartika Insan Lestari▼
|year = 2005▼
|url = https://books.google.co.id/books?id=3utuAAAAMAAJ&q=kerjasama+pedagang+minang&dq=kerjasama+pedagang+minang&hl=id&sa=X&ved=0CB4Q6AEwAWoVChMI0qWC4q-MxwIV2NSOCh0eIQhU▼
|page = 20-21, 183▼
|id = ISBN 979-97798-6-3, 9789799779861▼
}}</ref> mengingat pada tahun 2017 berdasarkan [[Daftar provinsi di Indonesia menurut IPM tahun 2017|Indeks Pembangunan Manusia]] Sumatra Barat berada peringkat ke-9 di Indonesia.<ref>{{Cite web |url=http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1622 |title=Salinan arsip |access-date=2015-07-31 |archive-date=2015-08-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150801023823/http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1622 |dead-url=yes }}</ref> Tantangannya adalah▼
== Jenis usaha ==
Baris 43 ⟶ 26:
{{utama|Rumah makan Padang}}
Usaha rumah makan merupakan jenis usaha yang banyak digeluti oleh pedagang Minang. Jaringan restoran Minang atau yang biasa dikenal dengan restoran Padang tersebar ke seluruh kota-kota di Indonesia, [[Malaysia]], [[Singapura]], [[Australia]], bahkan hingga ke [[
[[Sederhana (restoran)|Restoran Sederhana]] yang dirintis oleh [[Bustamam]] menjadi jaringan restoran Padang terbesar dengan
Pengusaha Minang lainnya
{| class="wikitable" style="margin: .5em 0 .5em 0em;"
|-
|+'''Restoran Padang dan Jumlah Cabang (2020)'''
|- style="background-color:#cfc;"
! Nama Restoran
Baris 57 ⟶ 40:
! Lokasi
|-----
| [[Sederhana (restoran)|Sederhana]] || align="center" |
|-----
| Simpang Raya || align="center" | 46 || align="left" | [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]], [[Jabotabek]], [[Kota Bandung|Bandung]], [[Balikpapan]], [[Kota Cirebon|Cirebon]]
|-----
|
▲| Garuda || align="center" | 22 || align="left" | [[Medan]], [[Jabotabek]], [[Bandar Lampung]], [[Kota Pekanbaru|Pekanbaru]], [[Batam]]<ref>{{Cite web |url=http://www.restorangaruda.com/branch/ |title=Situs Resmi Restoran Garuda |access-date=2022-11-19 |archive-date=2011-08-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110806081349/http://www.restorangaruda.com/branch/ |dead-url=yes }}</ref>
|-----
|
|-----
| Garuda || align="center" | 17 || align="left" | [[Medan]], [[Jabotabek]], [[Bandar Lampung]], [[Singapura]]<ref>{{Cite web |url=http://www.restorangaruda.com/branch/ |title=Situs Resmi Restoran Garuda |access-date=2011-08-04 |archive-date=2011-08-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110806081349/http://www.restorangaruda.com/branch/ |dead-url=yes }}</ref>
|-----
| Duta Minang || align="center" | 12 || align="left" | [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Kota Semarang|Semarang]], [[Kota Kediri|Kediri]]<ref>[https://dutaminang.com/tentang-kami-2/cabang/ Situs Resmi Duta Minang]</ref>
|-----
|
|-----
|
|-----
|
|-----
| Sarimande Metropolitan || align="center" | 8 || align="left" | [[Jabotabek]]<ref>[http://sarimande.com/public/ Situs Resmi Restoran Sarimande]</ref>
|-----
|
|-----
|
|-----
| Nasi Kapau Kedai Pak Ciman || align="center" | 5 || align="left" | [[Kota Palembang|Palembang]], [[Jabotabek]]<ref>[https://rmco.id/baca-berita/ekonomi-bisnis/29201/rasa-oke-harga-pas-dalam-3-tahun-ivan-mampu-buka-4-kedai-nasi-kapau-pak-ciman Dalam 3 Tahun, Ivan Mampu Buka 4 Kedai Nasi Kapau Pak Ciman]</ref>
|-
|}
=== Kerajinan ===
Orang Minang banyak melakukan perdagangan dari hasil kerajinan. Para pedagang ini banyak yang menggeluti kerajinan perak dan kulit. Dari bahan kulit, mereka banyak membuat tas, sepatu, dompet, serta ikat pinggang. Kebanyakan mereka berasal dari [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]], [[Kota Pariaman|Pariaman]], [[Kota Payakumbuh|Payakumbuh]], [[
Disamping itu, banyak pula yang menggeluti usaha jual-beli barang-barang antik. Bisnis ini biasanya digeluti oleh pedagang asal [[Sungai Puar, Agam|Sungai Puar]].<ref name="Naim">{{cite book|last=Naim|first=Mochtar|authorlink=Mochtar Naim|title=Merantau|publisher=Gadjah Mada University Press|year=1973}}</ref> Pedagang barang antik Minangkabau banyak ditemui di [[Cikini, Menteng|Cikini]], [[Jakarta Pusat]] dan [[Ciputat, Tangerang Selatan]]. Jaringan pedagang antik Minang yang telah terbentuk sejak dekade 1930-an itu, banyak mengambil benda-benda keramik zaman [[Dinasti Ming]] atau [[Dinasti Qing|Qing]] dari wilayah [[Sulawesi]] atau [[Maluku]].
=== Percetakan ===
Bisnis percetakan merupakan jenis usaha yang banyak dijalankan oleh pedagang Minang. Usaha percetakan yang mereka jalani meliputi percetakan undangan dan buku. Bahkan dari usaha percetakan ini berkembang menjadi usaha penerbitan buku dan toko buku. Usaha percetakan banyak digeluti oleh pedagang asal Sulit Air. Beberapa pengusaha yang sukses menggeluti bisnis ini ialah Lukman Sa'ad (pemilik
=== Pariwisata ===
<!--[[Berkas:Oasis Amir Hotel.jpg|thumb|right|250px|Oasis Amir Hotel, Jakarta milik Amir Rasydin Datuk Basa]]-->
Bisnis pariwisata terutama jaringan perhotelan dan travel juga banyak digeluti oleh pengusaha Minangkabau. Di Jakarta, hotel-hotel kelas menengah banyak yang dimiliki oleh pengusaha Minang. [[Amir Rasydin Datuk Basa]] merupakan salah seorang pengusaha hotel yang memiliki jaringan cukup besar. Hotel milik pengusaha Minang yang cukup terkenal antara lain Hotel Ambhara, Hotel Sofyan, Hotel Grand Menteng, Hotel Sentral, Oasis Amir Hotel, Hotel Royal Kuningan, Hotel Treva, Hotel Maharani, dan Hotel Mega. Di [[Pekanbaru]], disamping Grand Suka Hotel milik [[Zairin Kasim]], ada pula Hotel Mutiara Merdeka punya Muhammad Nazir, dan Hotel Pangeran milik Syarifudin Dt. Pangeran. Di Medan, terdapat Hotel Madani yang dikelola oleh [[Masri Nur]] dan Garuda Plaza Hotel yang dimiliki [[Hendra Arbie]]. Di Bandar Lampung, Yogyakarta, dan Batusangkar ada Hotel Emersia milik Merry Warti. Di Bandung, terdapat Grand Asrilia Hotel punya Asril Das. Sedangkan di [[Bali]] ada The Stones Hotel milik [[Oesman Sapta Odang]].<ref>{{Cite web |url=http://properti.bisnis.com/read/20130710/107/150013/president-suite-the-stone-hotel-kuta-cetak-rekor-dunia |title=President Suite The Stone Hotel Kuta Cetak Rekor Dunia |access-date=2018-10-06 |archive-date=2018-10-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20181006194743/http://properti.bisnis.com/read/20130710/107/150013/president-suite-the-stone-hotel-kuta-cetak-rekor-dunia |dead-url=yes }}</ref> Tidak hanya di Indonesia, pengusaha Minang juga menggarap bisnis penginapan hingga ke mancanegara. Salah satunya adalah [[Fahmi Idris]] yang mengembangkan Regent Beverly Whilshire, di kawasan [[Beverly Hills, California]].<ref>Majalah Tempo, Rumah BSB, Markas Kodel, 31 Maret 1990</ref>▼
▲Bisnis pariwisata terutama jaringan perhotelan dan travel juga banyak digeluti oleh pengusaha Minangkabau. Di Jakarta, hotel-hotel kelas menengah banyak yang dimiliki oleh pengusaha Minang. [[Amir Rasydin Datuk Basa]] merupakan salah seorang pengusaha hotel yang memiliki jaringan cukup besar. Hotel milik pengusaha Minang yang cukup terkenal antara lain Hotel Ambhara, Hotel Sofyan, Hotel Grand Menteng, Hotel Sentral, Oasis Amir Hotel, Hotel Royal Kuningan, Hotel Treva, Hotel Maharani, dan Hotel Mega. Di [[Pekanbaru]], disamping
Di industri travel banyak pula pengusaha Minang yang ikut ambil bagian. Diantaranya ialah Darnelly Guril (Arminareka Perdana) dan [[Jefri Van Novis]] (Bonita Tour). Di [[Sumatra Barat]], [[Nelson Septiadi]] merupakan salah seorang pengusaha Minang yang bergelut di bisnis taman hiburan. Ia adalah pemilik Minang Fantasi, sebuah arena permainan terbesar kedua di Indonesia.<ref>padang-today.com [http://padang-today.com/%3Fmod%3Dberita%26today%3Ddetil%26id%3D28144?mod=wisata&today=detil&id=60 Mifan, Dufan Terbesar kedua di Tanah Air]{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Di [[Bali]], selain mengelola kafe dan toko suvenir, [[Yunasril Anga]] merupakan pengusaha Minang yang aktif mempromosikan pulau dewata ke dunia internasional.▼
▲Di industri travel banyak pula pengusaha Minang yang ikut ambil bagian. Diantaranya ialah [[Rahimi Sutan]], yang mengelola Natrabu Tour,<ref>{{Cite web |url=http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0305/25/latar/331202.htm |title=Salinan arsip |access-date=2009-06-03 |archive-date=2009-06-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090615154827/http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0305/25/latar/331202.htm |dead-url=yes }}</ref> Darnelly Guril (Arminareka Perdana)
=== Pendidikan ===
Baris 109 ⟶ 89:
Bakat menulis dan ilmu jurnalistik yang dimiliki oleh orang Minang, telah melahirkan beberapa perusahaan media besar di Indonesia, diantaranya [[Kartini (majalah)|Kartini Grup]] yang didirikan oleh [[Lukman Umar]], [[Femina|Femina Grup]] yang didirikan oleh putra-putri [[Sutan Takdir Alisjahbana]], [[Galamedia]] yang didirikan oleh Syamsuyar Adnan, dan stasiun televisi [[Lativi]] yang didirikan oleh Abdul Latief. Di Malaysia, [[Hussamuddin Yaacub]] merupakan konglomerat Minang yang merajai bisnis media cetak negeri tersebut. Bersama kakaknya Fickry Yaacub, ia mendirikan Karangkraf Grup.<ref>Antara Rahsia Kejayaan Datuk Hussamuddin Yaacub, Pengasas Kumpulan Karangkraf [http://www.sinarharian.com.my/rencana/antara-rahsia-kejayaan-datuk-hussamuddin-yaacub-pengasas-kumpulan-karangkraf-1.7159?localLinksEnabled=false sinarharian.com.my] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131216154247/http://www.sinarharian.com.my/rencana/antara-rahsia-kejayaan-datuk-hussamuddin-yaacub-pengasas-kumpulan-karangkraf-1.7159?localLinksEnabled=false |date=2013-12-16 }}</ref>
Selain itu, beberapa media ternama yang didirikan oleh orang Minang adalah koran
=== Tekstil ===
Di pasar tradisional kota-kota besar Indonesia, pedagang Minangkabau banyak yang menggeluti perdagangan tekstil. Di [[Jakarta]], pedagang Minangkabau mendominasi pusat-pusat perdagangan tradisional, seperti [[Pasar Tanah Abang]], [[Pasar Senen]], [[Blok M Square|Pasar Blok M]],
=== Fesyen ===
Selain menjadi pedagang bahan, banyak pula pengusaha Minang yang mengolah bahan menjadi produk-produk fesyen. Diantara mereka yang terjun ke bisnis ini ialah para perancang busana yang kemudian membuka butiknya sendiri. Beberapa diantaranya adalah [[Itang Yunasz]] (SZ), [[Iwan Tirta]] (Iwan Tirta Private Collection), [[Ria Miranda]] (Riamiranda), [[Sjamsidar Isa]] (Studio One), [[Monika Jufry]] (Sessa), dan [[Fomalhaut Zamel]]. Disamping itu ada pula pengusaha yang bukan sebagai perancang namun terjun ke industri fesyen, seperti [[
=== Keuangan ===
Bisnis di industri keuangan, seperti perbankan, sekuritas, dan asuransi juga merupakan pilihan bagi pengusaha Minang. Bahkan pengusaha Minang, [[Soetan Sjahsam]] yang juga adik perdana menteri pertama Indonesia [[Sutan Sjahrir]], merupakan perintis [[pasar modal]] di Indonesia. Sjahsam juga seorang pialang saham dan mendirikan perusahaan sekuritas, Perdanas. Disamping Sjahsam, ekonom [[Syahrir (ekonom)|Syahrir]] juga aktif dalam bisnis sekuritas dengan mendirikan perusahaan Syahrir Securities. Di bisnis modal ventura dan ''multi finance'', [[Arwin Rasyid]] mendirikan TEZ Capital & Finance<ref>[https://www.wartaekonomi.co.id/read216447/gebrakan-perusahaan-multifinance-arwin-rasyid Gebrakan Perusahaan Multifinance Arwin Rasyid]</ref> Sedangkan di bisnis perbankan, pengusaha asal [[Sungai Puar, Agam|Sungai Puar]] [[Anwar Sutan Saidi]], mendirikan Bank Nasional pada tahun 1930.<ref>Audrey Kahin, Dari Pemberontakan Ke Integrasi Sumatra Barat dan Politik Indonesia 1926-1998, Yayasan Obor Indonesia</ref> Pada masa Orde Baru, beberapa pengusaha Minang yang terjun di bisnis perbankan antara lain [[Hasyim Ning]] (Bank Perniagaan Indonesia) dan Anwar Syukur (Bank Anrico).
=== Kesehatan dan Kosmetik ===
Industri kesehatan juga merupakan bidang yang banyak digeluti oleh pengusaha Minang. Beberapa dokter dari kalangan Minangkabau, banyak yang membuka rumah sakit serta rumah bersalin yang tersebar di kota-kota besar Indonesia, diantaranya adalah [[Rizal Sini]] yang mendirikan
Disamping itu, ada pula pengusaha Minang yang terjun ke industri obat-obatan. Salah satunya adalah [[Rukmini Zainal Abidin]]. Bersama suaminya ia mendirikan pabrik obat PT
=== Properti ===
Baris 129 ⟶ 109:
=== Pertambangan ===
Industri pertambangan adalah salah satu bisnis yang diminati oleh pengusaha Minang. Mereka mulai banyak menggeluti bidang ini sejak dibukanya permodalan asing pada masa Orde Baru. Pengusaha Minang yang sukses di bidang ini antara lain Aminuzal Amin, Oesman Sapta Odang, [[Emil Abbas
=== Perfilman ===
Para pengusaha Minang juga merupakan pelopor dalam pengembangan industri film di Indonesia pasca-kemerdekaan. [[Usmar Ismail]] pendiri [[Perfini]] dan [[Djamaluddin Malik]] pemilik Persari, merupakan dua tokoh perfilman yang dijuluki sebagai "Bapak Film Indonesia".<ref>http://filmindonesia.or.id/movie/name/nmp4b9bce2f4931f_djamaludin-malik#.W7lpJxG-ldg</ref> Selain itu, [[Naziruddin Naib]] juga merupakan produser film Indonesia yang aktif di masa Orde Lama. Pada masa Orde Baru, keluarga [[Soekarno M. Noer]] lewat perusahaannya [[Karnos Film]] giat memproduksi aneka sinetron, diantaranya yang cukup melegenda adalah [[Si Doel Anak Sekolahan]]. Di era reformasi, [[Nan Achnas]] adalah salah satu pengusaha yang aktif memproduksi film-film Indonesia. Di [[Malaysia]], sineas Minang yang cukup aktif memproduksi film adalah [[Rosnani Jamil
▲== Jaringan dan tantangan ==
Jaringan dan silaturahmi antarpedagang Minangkabau, terbangun antara lain melalui pertemuan yang dikenal dengan sebutan ''Silaturahmi Saudagar Minang'' (SSM); yang pertama kali diadakan di Padang pada tahun 2007 dan dihadiri tak kurang dari 700 pengusaha Minang dari seluruh dunia.<ref>[http://www.antaranews.com/berita/73803/700-pengusaha-padang-se-dunia-bertemu-saat-lebaran "700 Pengusaha Padang se-Dunia Bertemu Saat Lebaran"] ANTARA News, 14 Agustus 2007.</ref>
▲
▲|title = Merajut potensi rantau: Solusi urang awak menghadapi masa depan
▲|authors = Firdaus, Risman Bustaman, Zulfison
▲|publisher = Kartika Insan Lestari
▲|year = 2005
▲|url = https://books.google.co.id/books?id=3utuAAAAMAAJ&q=kerjasama+pedagang+minang&dq=kerjasama+pedagang+minang&hl=id&sa=X&ved=0CB4Q6AEwAWoVChMI0qWC4q-MxwIV2NSOCh0eIQhU
▲|page = 20-21, 183
▲|id = ISBN 979-97798-6-3, 9789799779861
▲}}</ref> mengingat pada tahun 2017 berdasarkan [[Daftar provinsi di Indonesia menurut IPM tahun 2017|Indeks Pembangunan Manusia]] Sumatra Barat berada peringkat ke-9 di Indonesia.<ref>{{Cite web |url=http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1622 |title=Salinan arsip |access-date=2015-07-31 |archive-date=2015-08-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150801023823/http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1622 |dead-url=yes }}</ref>
== Saudagar sukses ==
* [[Abdul Gani Rajo Mangkuto]], saudagar besar komoditas asal [[Koto Gadang, IV Koto, Agam]], dan merupakan orang yang paling besar kekayaannya di [[Sumatra Tengah]] pada masa [[Hindia Belanda]].
* [[Djohan Soetan Soelaiman]], menjadi seorang pedagang sukses pada tahun 1930-an. Bersama saudaranya [[Djohor Soetan Perpatih]], dia mendirikan toko Djohan Djohor yang terkenal dengan aksi mendiskon barang yang menyebabkan toko-toko Tionghoa di Pasar Senen, [[Pasar Baru, Sawah Besar|Pasar Baru]], dan Kramat (ketiganya berada di Jakarta) menurunkan harga dagangannya.▼
* [[Abdul Latief (pengusaha)|Abdul Latief]] merupakan sosok sukses pengusaha Minangkabau di Jakarta. Bisnis Abdul Latief meliputi properti, agrobisnis, dan hotel di bawah bendera [[ALatief Corporation]]. Pasaraya dan Lativi merupakan perusahaan terbesar milik Latief. Selain sukses sebagai pengusaha, Latief juga menjabat sebagai [[Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia|Menteri Tenaga Kerja]] di pemerintahan [[Orde Baru]].▼
* [[Anwar Sutan Saidi]], ia merupakan salah satu dari sedikit konglomerat Indonesia sebelum masa kemerdekaan dan merupakan pendiri Bank Nasional.
* [[Hasyim Ning]], merupakan pengusaha Minang sejak era Orde Lama. Bisnisnya bergerak di bidang otomotif, yaitu sebagai agen tunggal pemegang merek mobil-mobil asal [[Eropa]] dan [[Amerika Serikat]]. Dia juga merupakan pendiri [[Lippo Bank]]. Hasyim pernah dijuluki pers sebagai "Raja Mobil dan Henry Ford Indonesia". Dia sempat dituding sebagai boneka kapitalis ketika pada tahun 1954 perusahan yang dipimpinnya, Indonesia Service Company, mendapat kredit lunak sebesar 2,6 juta dollar AS dari Development Loan Fund.<ref>{{cite book|last=Navis|first=Ali Akbar|title=Pasang Surut Pengusaha Pejuang: Otobiografi Hasyim Ning|authorlink=Ali Akbar Navis|publisher=Grafitipers|year=1986}}</ref> Selain itu, bisnis Hasyim juga merambah perhotelan dan biro perjalanan.▼
* [[Rahman Tamin]], seorang pengusaha tekstil dengan merek Ratatex (Rahman Tamin Textile) yang terkenal hingga mancanegara. Tamin mengendalikan berbagai macam bisnisnya yang membentang antara Padang-Singapura-Jakarta.▼
▲* [[Abdul Latief (pengusaha)|Abdul Latief]] merupakan sosok sukses pengusaha Minangkabau di Jakarta. Bisnis Abdul Latief meliputi properti, agrobisnis, dan hotel di bawah bendera [[ALatief Corporation]]. Pasaraya dan Lativi merupakan perusahaan terbesar milik Latief. Selain sukses sebagai pengusaha, Latief juga menjabat sebagai [[Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia|Menteri Tenaga Kerja]] di pemerintahan [[Orde Baru]].
* [[Basrizal Koto]] merupakan pengusaha asal Pariaman yang menggeluti bisnis media, hotel, pertambangan, dan peternakan. Basrizal yang dikenal dengan Basko memiliki hotel yang berbasis di Pekanbaru dan Padang. Selain itu, dia memiliki peternakan sapi terbesar di Asia Tenggara.<ref>{{Cite web |url=http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-minggu/profil/1id70615.html |title=Salinan arsip |access-date=2009-06-03 |archive-date=2009-06-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090608071610/http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-minggu/profil/1id70615.html |dead-url=yes }}</ref>
* [[Datuk Hakim Thantawi]], merupakan pengusaha yang bergerak di bidang pertambangan dan perdagangan di bawah bendera Grup Thaha.
▲* [[Djohan Soetan Soelaiman]], menjadi seorang pedagang sukses pada tahun 1930-an. Bersama saudaranya [[Djohor Soetan Perpatih]], dia mendirikan toko Djohan Djohor yang terkenal dengan aksi mendiskon barang yang menyebabkan toko-toko Tionghoa di Pasar Senen, [[Pasar Baru, Sawah Besar|Pasar Baru]], dan Kramat (ketiganya berada di Jakarta) menurunkan harga dagangannya.
* [[Fahmi Idris]] merupakan salah satu pengusaha Minang yang juga seorang politisi. Fahmi mendirikan grup bisnis Kodel yang bergerak dibidang perdagangan, industri, dan investasi. Fahmi yang telah berbisnis sejak tahun 1967, sempat berhenti kuliah dari [[Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia|FEUI]] untuk mulai berwirausaha.
▲* [[Hasyim Ning]], merupakan pengusaha Minang sejak era Orde Lama. Bisnisnya bergerak di bidang otomotif, yaitu sebagai agen tunggal pemegang merek mobil-mobil asal [[Eropa]] dan [[Amerika Serikat]]. Dia juga merupakan pendiri [[Lippo Bank]]. Hasyim pernah dijuluki pers sebagai "Raja Mobil dan Henry Ford Indonesia". Dia sempat dituding sebagai boneka kapitalis ketika pada tahun 1954 perusahan yang dipimpinnya, Indonesia Service Company, mendapat kredit lunak sebesar 2,6 juta dollar AS dari Development Loan Fund.<ref>{{cite book|last=Navis|first=Ali Akbar|title=Pasang Surut Pengusaha Pejuang: Otobiografi Hasyim Ning|authorlink=Ali Akbar Navis|publisher=Grafitipers|year=1986}}</ref> Selain itu, bisnis Hasyim juga merambah perhotelan dan biro perjalanan.
▲* [[Rahman Tamin]], seorang pengusaha tekstil dengan merek Ratatex (Rahman Tamin Textile) yang terkenal hingga mancanegara. Tamin mengendalikan berbagai macam bisnisnya yang membentang antara Padang-Singapura-Jakarta.
* [[Kamarudin Meranun]], seorang pengusaha Malaysia asal [[Guguak Tabek Sarojo, IV Koto, Agam|Guguak Tabek Sarojo, Agam]], yang merupakan salah satu pendiri [[AirAsia]] dan Tune Group.▼
* [[Muhammad Saleh]] adalah seorang nakhoda Minangkabau, yang memulai bisnisnya dengan membawa barang serta aneka komoditas dari satu kota ke kota lainnya di pantai barat Sumatra. Kemudian Saleh memperluas bisnisnya dengan menjadi kontraktor garam, serta komoditas untuk pasaran pedalaman Minangkabau.<ref>{{cite book|first=Akira|last=Nagazumi|title=Indonesia Dalam Kajian Sarjana Jepang|chapter=Rantau Pariaman, Dunia Saudagar Pesisir Minangkabau Abad XIX|publisher=Yayasan Obor Indonesia|year=1986}}</ref>
* [[SM Nasimuddin SM Amin|Nasimuddin Amin]], seorang pengusaha Malaysia keturunan Minangkabau. Ia merupakan pendiri sekaligus pemilik konglomerasi NAZA Group, yang bergerak pada bisnis otomotif, keuangan, properti, dan perkebunan.▼
* [[Nurhayati Subakat]], pengusaha kosmetik, pendiri PT Pusaka Tradisi Ibu yang memproduksi kosmetik dengan merek dagang ''Wardah Cosmetic''.
* [[Rahimi Sutan]], pengusaha Minangkabau yang sukses menggeluti bisnis travel, biro perjalanan, dan rumah makan. Saat ini Natrabu Tour, perusahaan travel miliknya, bertebaran di seluruh daerah tujuan wisata di [[Indonesia]], [[Jepang]], [[Inggris]], dan [[Amerika Serikat]].
▲* [[Kamarudin Meranun]], seorang pengusaha Malaysia asal [[Guguak Tabek Sarojo, IV Koto, Agam|Guguak Tabek Sarojo, Agam]], yang merupakan salah satu pendiri [[AirAsia]] dan Tune Group.
▲* [[
* [[Tunku Naquiyuddin]], konglomerat Malaysia, pemilik dan ''chairman'' pada perusahaan Antah Holdings Berhad yang bergerak di banyak bidang usaha.
* [[Tunku Tan Sri Abdullah]], merupakan pengusaha Minang-Malaysia yang sukses. Di bawah bendera [[Melewar Corporation]], bisnisnya meliputi produksi baja dan manufaktur.
Baris 153 ⟶ 147:
=== Pengusaha muda ===
Dari kalangan generasi muda, mulai dikenal beberapa nama yang telah memperlihatkan prestasi sebagai pedagang/pengusaha yang tangguh, diantaranya:
* [[Ahmad Sahroni]], pengusaha kapal tongkang yang memulai usahanya benar-benar dari bawah. Prestasinya juga membuat ia dipercaya memimpin komunitas penggemar/pemilik Ferrari Indonesia. Ia kemudian juga terjun ke dunia politik dan duduk sebagai anggota DPR-RI melalui
* [[Fahira Fahmi Idris]], seorang pengusaha yang memulai usahanya dari bisnis parsel. Ia juga dikenal sebagai Ketua Umum DPP Saudagar Muda Minang.
* [[Fahrina Fahmi Idris]], seorang pengusaha muda yang bergerak di bisnis jasa keamanan, jasa konstruksi, serta desain interior. Ia juga menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).
* [[Ismail Ning]], putra dari Hasyim Ning dan [[Ratna Maida Ning]] yang mengelola beberapa perusahaan, diantaranya PT Internux, Pacto Ltd, Metropolis Propertindo Utama, PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk, dan lainnya.
* [[Muhammad Lutfi]],
* [[Nadiem Makarim]], seorang pengusaha muda yang mengembangkan aplikasi transportasi daring [[GO-JEK|Go-Jek]]. Untuk melengkapi jasa transportasi, saat ini Go-Jek juga menyediakan fasilitas Go-Food (pesan makan), dan Go-Send (jasa pengiriman barang)▼
* [[Raja Sapta Oktohari]], pengusaha muda Indonesia yang mengelola beberapa perusahaan yang tergabung dalam OSO Group. Ia juga pernah dipercaya menjabat Ketua Umum HIPMI.
* [[Roni Yuzirman]], pengusaha garmen dan tekstil. Juga dikenal sebagai pendiri ''[[Tangan di Atas|Komunitas Tangan di Atas]]'', suatu komunitas yang menghimpun puluhan ribu wiraswastawan muda/kecil di berbagai wilayah di Indonesia.
▲* [[Nadiem Makarim]], seorang pengusaha muda yang mengembangkan aplikasi transportasi daring [[GO-JEK|Go-Jek]]. Untuk melengkapi jasa transportasi, saat ini Go-Jek juga menyediakan fasilitas Go-Food (pesan makan), Go-Clean (jasa kebersihan), dan Go-Send (jasa pengiriman barang) dan Menteri Indonesia
== Lihat pula ==
|