Pungangan, Doro, Pekalongan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Firdaayshnda (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Tugas pengguna baru: pranala
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
Baris 42:
Kemudian Kiyai Gede Penatas Angin menjalankan firasat istrinya sambil berkata “Hai belanda hitam wajahmu dan hatimu benar-benar sekeras batu”. Setelah Kyai Gede Penetas Angin berkata seperti itu tiba-tiba Belanda hitam itu berubah menjadi manusia batu (arca) yang sekarang disebut Baron Sceeber sampai sekarang.
 
Setelah kampung Kopeng tenteram maka Kyai Gede Penatas Angin mengadakan musyawarah dengan tokoh-tokoh dari masing-masing kampung/dusun, diantaraya Mbah Waliroso, Mbah Peniten, Mbah Bodo / Pangeran Tumbal, Mbah Rekidin, Mbah Trunojoyo, Nyai Sikopeng, Kiyai Gede Penderesan dan masyarakat yang lain untuk mempersatukan empat dusun supaya menjadi satu yaitu desa Empungangan (Empunya pangan) yang sekarang diberi nama  Desa Pungangan.<ref>{{Cite web|url=http://pungangan-pekalongan.sideka.id/profil/sejarah/|title=Sejarah Desa Pungangan|last=|first=|date=|website=Situs Resmi Desa Pungangan|access-date=17 April 2020|archive-date=2019-09-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20190919135906/http://pungangan-pekalongan.sideka.id/profil/sejarah/|dead-url=yes}}</ref>
 
== Kepala Desa Pungangan ==