Barongan Gembong Amijoyo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k WPCleaner v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Hirarki sub-judul)
Ariyanto (bicara | kontrib)
k Typo fixing, replaced: dimana → di mana
Baris 8:
 
=== 1. Versi Samin Suro Sentiko ===
Barongan Blora sendiri dibawa dan dikembangkan oleh [[Samin Surosentiko]] setelah tinggal di [[Somoroto, Kauman, Ponorogo|Sumoroto]], [[Ponorogo]], tempat leluhurnya dimanadi mana nama Reyog di Sumoroto saat itu lebih populer dikenal Barongan. dari segi bentuk saat itu juga kepala Reyog dengan mulut terbuka dengan mahkota merak yang besar, namun saat di Blora sangat sulit untuk mendapatkan bulu merak, sehingga di ganti dengan bahan ijuk yang di bentuk seperti dadak merak dan di selipkan beberapa bulu merak saja di ijuk sebagai rambut barongan blora.
 
Samin Surosentiko ke Sumoroto atas perintah ayahnya untuk menemui saudaranya disaat namanya masih Raden Kohar. selama di Sumoroto, Suro Sentiko berganti nama yang sebelumnya raden kohar atas saran saudaranya, serta mendapatkan berbagai pengetahuan seperti bertani, kebatinan, bela diri, barongan serta pemahaman masyarakat Sumoroto yang anti Belanda, terutama kalangan warok. Barongan dari Sumoroto dibawa ke Blora sebagai media menarik simpati rakyat Blora untuk hidup lebih mandiri dan menolak kesewenangan yang merugikan rakyat, kini pola pikir tersebut dikenal dengan [[ajaran Samin]]. Namun setelah Suro Sentiko dan Pengikutnya ditangkap kolonial Belanda bahkan merampas Barongan yang digunakan pengumpulan masa dan dilarangnya pementasan barongan di kalangan pengikut inti samin, Kemudian Barongan di dilesetarikan oleh anak keturunan pengikut samin yang ditangkap Belanda, tetapi sebagian keturunan menanggalkan sebagai wong samin, karena dapat terindikasi sebagai pembangkan pemerintah kolonial belanda.
Baris 42:
Sebagai bentuk jati diri kesenian dari Blora, kini Barongan di Blora telah terdaftakan sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2017 di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Meski sudah terdaftar dalam WBTB, Sebagian besar kelompok kesenian Barongan di Blora masih menggunakan properti dari Reog Ponorogo terutama pakaian kesenian dan properti jathilan.<ref>{{Cite news|date=2017-12-06|title=Mau Peduli Budaya Indonesia? Tonton Dulu Barongan di Blora|url=https://regional.kompas.com/read/2017/12/06/10284921/mau-peduli-budaya-indonesia-tonton-dulu-barongan-di-blora|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-05-08|editor-last=Damanik|editor-first=Caroline}}</ref>
 
Apabila dahulu mata barongan dilapisi cermin, saat ini menggunakan mata [[reog]] yang terbuat dari kaca ataupun resin, kerudung reog (pakaian Barongan Reog) masih banyak dipakai oleh kalangan seniman barongan di blora untuk menarikan barongan tunggal. Disisi lain juga kerap ditampilkannya tokoh [[warok]], [[Jathil|Jathilan]]an, [[Bujang Ganong|Ganonga]]<nowiki/>n dan tarian [[dadak merak]] dari [[Reog|reog ponorogo]] yang di Blora disebut dengan ''Kadak Merak.''<ref>{{Cite web|last=WBTB|date=2017|title=Barongan Blora|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=526|website=warisanbudaya.kemdikbud.go.id|access-date=8 Mei 2022}}</ref>
 
== Topeng Barongan ==
Baris 60:
Umumnya pementasan barongan di Blora tidak jauh beda dengan kesenian tradisi lainnya, karena mendapatkan pengaruh yang kuat dari budaya Ponorogo, maka barongan di blora sedikit berbeda dengan kesenian tradisi yang ada di peta kesenian di Jawa Tengah.
 
kesenian dibuka oleh seorang warok yang menggunkanan penadon dan pecut besar, membaca manta di depan ''ubo rampe'', kemenyan dan barongan. setelah itu barongan ditarikan sebagai tarian pembuka, kemudian tiap grup memiliki selera masing - masing terkait urutan tarian.
 
Dalam pertunjukan, sering di tampilkan berbagai atraksi kesaktian, setelah itu pertunjukan ditutup dengan tarian ''Kadak Merak''.