Kerajaan Tanah Hitu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, replaced: dimana → di mana, disana → di sana (5), di tulis → ditulis |
|||
Baris 12:
=== Awal mula kedatangan ===
Kedatangan Empat Perdana merupakan awal datangnya manusia di Tanah Hitu sebagai penduduk asli [[Pulau Ambon]]. Empat Perdana Hitu juga merupakan bagian dari penyiar Islam di Maluku. Kedatangan Empat Perdana merupakan bukti sejarah syiar Islam di [[Maluku]] yang
=== Orang Alifuru ===
Baris 21:
# Pendatang Pertama adalah Pattisilang Binaur dari Gunung Binaya (Seram Barat) kemudian ke Nunusaku dari Nunusaku ke Tanah Hitu, tahun kedatangannya tidak tertulis.{{br}} Mereka mendiami suatu tempat yang bernama Bukit Paunusa, kemudian mendirikan negerinya bernama Soupele dengan Marganya Tomu Totohatu. Patisilang Binaur disebut juga Perdana Totohatu atau Perdana Jaman Jadi.
# Pendatang Kedua adalah Kiyai Daud dan Kiyai Turi disebut juga Pattikawa dan Pattituri dengan saudara Perempuannya bernama Nyai Mas.
# Menurut silsilah Turunan Raja Hitu Messing bahwa Pattikawa, Pattituri dan Nyai Mas adalah anak dari:{{br}}Muhammad Taha Bin Baina Mala Mala bin Baina Urati Bin Saidina Zainal Abidin Baina Yasirullah Bin Muhammad An Naqib, yang nasabnya dari [[Ali bin Abi Thalib]] dan [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]] binti [[Muhammad|Rasulullah]].{{br}}Sedangkan Ibu mereka adalah asal dari keluarga Raja Mataram Islam yang tinggal di Kerajaan Tuban dan mereka di besarkan
#
# Perdana Tanah Hitu Tiba di Tanah Hitu yaitu di Haita Huseka’a (Labuhan Huseka’a) pada tahun [[1440]] pada malam hari, dalam bahasa Hitu Kuno disebut Hasamete artinya hitam gelap gulita sesuai warna alam pada malam hari.
# Mereka tinggal disuatu tempat yang diberi nama sama dengan asal Ibu mereka yaitu Tuban / Ama Tupan (Negeri Tuban) yakni Dusun Ama Tupan/Aman Tupan sekarang kira-kira lima ratus meter di belakang Negeri Hitu, kemudian mendirikan negerinya di Pesisir Pantai yang bernama Wapaliti di Muara Sungai Wai Paliti.
# Perdana Pattikawa disebut juga Perdana Tanah Hitu atau Perdana Mulai artinya orang yang pertama mendirikan negerinya di Pesisir pantai, nama negeri tersebut menjadi nama soa atau Ruma Tau yaitu Wapaliti dengan marganya Pelu.
# Kemudian datang lagi Jamilu dari Kerajaan Jailolo . Tiba di Tanah Hitu pada Tahun [[1465]] pada waktu magrib dalam bahasa Hitu Kuno disebut Kasumba Muda atau warna merah (warna bunga) sesuai dengan corak warna langit waktu magrib. Mendirikan negerinya bernama Laten, kemudian nama negeri tersebut menjadi nama marganya yaitu Lating. Jamilu disebut juga Perdana Jamilu atau Perdana Nustapi, Nustapi artinya Pendamai, karena dia dapat mendamaikan permusuhan antara Perdana Tanah Hitu dengan Perdana Totohatu, kata Nustapi asal kata dari Nusatau, dia juga digelari Kapitan Hitu Messing.
# Sebagai Pendatang terakhir adalah Pattiwane (nama gelaran) dari Tuban tiba di Tanah Hitu sebelum tahun 1468 sementara yang tiba tahun 1468 adalah anaknya yang bernama Kiyai Patty (gelaran)yang diutus ke Tuban untuk mempelajari dan memastikan sistem pemerintahan
=== Penggabungan Empat Perdana Hitu ===
Baris 39:
== Tujuh Negeri di Tanah Hitu ==
Sesudah terbentuk Negeri Hitu sebagai pusat Kerajaan Tanah Hitu kemudian datang lagi tiga clan Alifuru untuk bergabung, diantarannya Tomu, Hunut dan Masapal. Negeri Hitu yang mulanya hanya merupakan gabungan empat negeri, kini menjadi gabungan dari tujuh negeri. Ketujuh negeri ini terhimpun dalam satu tatanan adat atau satu Uli (Persekutuan) yang disebut Uli Halawan (Persekutuan Emas),
Gabungan Tujuh Negeri menjadi Negeri Hitu diantaranya:
Baris 100:
Pada pemerintahan Raja Mateuna’, negeri Hitu sebagai pusat kegiatan Kerajaan Tanah Hitu dipindahkan ke pesisir pantai pada awal abad ke-XV Masehi kini negeri Hitu sekarang. Pada masa dia juga terjadi kontak pertama antara [[Portugis]] dengan Kerajaan Tanah Hitu. Perlawanan fisik pada Perang Hitu I pada tahun 1520-1605 dipimpin oleh Tubanbessy I, yaitu Kapitan Sepamole, dan akhirnya Portugis angkat kaki dari Tanah Hitu dan kemudian mendirikan [[Benteng Kota Laha]] di [[Teluk Ambon]] ([[Semenanjung Lei Timur]]) pada tahun 1575 dan mulai mengkristenkan [[Jazirah Lei Timur]].
Raja Mateuna meninggalkan dua Putra yaitu Silimual dan Hunilamu, sedangkan istrinya berasal dari Halong dan ibunya berasal dari negeri Soya, Jazirah Lei Timur (Hitu Selatan). Dia digantikan oleh putranya yang kedua yaitu Hunilamu menjadi Latu Sitania yang ke-VI (1637–1682). Sedangkan putra pertamanya Silimual ke Kerajaan Hoamual (Seram Barat) berdomisili
Sesudah perginya Portugis, Belanda makin mengembangkan pengaruhnya dan mendirikan [[benteng]] pertahanan di Tanah Hitu bagian barat di pesisir pantai kaki [[Gunung Wawane]]. Akibat politik adu domba yang dilancakan oleh Belanda maka ketiga perdana (Perdana Totothatu, Perdana Jamilu dan Perdana Patituban) pergi meninggalkan Hitu dan mendirikan negeri baru, dan kemudian Negeri tersebut dinamakan Negeri Hila yaitu negeri Hila sekarang dan negeri asal mereka negeri Hitu berganti nama menjadi Hitu Messing.
|