Tarling: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ariyanto (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: dimana → di mana
Baris 1:
 
{{Infobox music genre
| name = Tarling
Baris 25 ⟶ 24:
}}
{{Musik Indonesia}}
'''Musik Tarling''' ([[Hanacaraka]]:ꦠꦂꦭꦶꦁ) adalah salah satu bentuk kesenian yang berkembang di wilayah pesisir pantai utara (pantura) Jawa Barat, terutama wilayah Cirebon dan Indramayu. Nama tarling diidentikkan dengan nama instrumen ''itar'' (gitar) dan ''suling'' (seruling) serta istilah ''Sing Nelatar Kudu Eling (yang merantau harus eling/Ingat)'' Eling Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Eling terhadap tanah kelahirannya.
 
Asal mula kesenian TARLING muncul di sekitar wilayah perbatasan Cirebon dengan Indramayu, pada sekitar tahun 1920, dimanadi mana saat itu secara administratif wilayah tersebut berada dibawah Karesidenan Cirebon. Diceritakan Oleh '''Mang Sugra''' (anak dari '''Mang Sakim''') kepada '''Sunarto Martaatmaja''' alias '''Kang Ato Ayame ilang''' (maestro TARLING). Seorang Residen Belanda (tidak diketahui namanya) meminta tolong kepada warga setempat yang bernama '''Mang Sakim''', untuk memperbaiki gitar miliknya. Mang Sakim waktu itu dikenal sebagai ahli gamelan. Usai diperbaiki, sang Residen Belanda itu ternyata tak jua mengambil kembali gitarnya. Kesempatan itu akhirnya dipergunakan Mang Sakim untuk mempelajari nada-nada gitar, dan membandingkannya dengan nada-nada pentatonis gamelan.
 
Hal itupun dilakukan oleh anak '''Mang Sakim''' yang bernama '''Sugra'''. Bahkan, Sugra kemudian membuat eksperimen dengan memindahkan nada-nada pentatonis gamelan ke dawai-dawai gitar yang bernada diatonis. Karenanya, tembang-tembang ''(kiser)'' Dermayonan dan Cerbonan yang biasanya diiringi gamelan, bisa menjadi lebih indah dengan iringan petikan gitar. Keindahan itupun semakin lengkap setelah petikan dawai gitar diiringi dengan suling bambu yang mendayu-dayu.
---
Alunan gitar dan suling bambu yang menyajikan musik Cerbonan & Dermayonan itu pun mulai mewabah sekitar dekade 1930-an.
 
Kala itu, anak-anak muda di berbagai pelosok desa di Cirebon & Indramayu menerimanya sebagai suatu gaya hidup. Sambil mengisi aktifitas keseharian mereka, para pemuda memainkan musik bernada Gamelan menggunakan gitar. Para Pemuda Petani memainkannya di Gubuk Ranggon sambil menunggu Sawah mereka ataupun juga Para Pemuda yang berkumpul sambil menunggu Pembakaran (pengobongan) batu bata. Pada Perkembangannya, Nada Gamelan yang dimainkan dengan Gitar, kemudian dilengkapi dengan alat musik Ritmik sebagai pengiring nya, berupa tetabuhan perkusi sederhana yang mereka kreasikan sendiri, lalu dilengkapi dengan alunan suara seruling bambu. musik ini kemudian berkembang pesat didalam masyarakat Pesisir Pantai Utara setelah RRI Cirebon secara rutin menyiarkannya.
Baris 91 ⟶ 90:
* [[Susy Arzetty]] (penyanyi ''Mega Nyisik, ''Iwak Peda'')
* [[Besiken Band]] (Grup Band "Kesepian")
 
* [[Tiny Joseph]] (Juragan Empang)
* [[Sultan Trenggono]] (Dagang Pindang)