Pangeran Antasari: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib) |
Alamnirvana (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 32:
== Gusti Inu Kartapati ==
Pangeran Antasari merupakan cucu [[Pangeran Amir]].<ref>
|title=Militair tijdschrift
|url=https://books.google.co.id/books?id=-EdBAQAAMAAJ&pg=PA554&dq=Tahhmid+Illah+1&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjsu8bVgZjaAhVLNrwKHYInC3gQ6AEIMDAB#v=onepage&q=Tahhmid%20Illah%201&f=false
Baris 38:
|page=554
|volume=3
|year=1872}}</ref><ref name="Schoemaker ">{{cite book|lang=nl
| pages= 44
| title= Nederlandsch-Indische krijgsverhalen
Baris 48:
| year= 1894
}}</ref>
Semasa muda nama Pangeran Antasari adalah '''Gusti Inu Kartapati'''.<ref>
|title=Pangeran Antasari Gusti Inu Kartapati
|url=https://books.google.co.id/books?id=wg4yHQAACAAJ&dq=Gusti+Inu+Kartapati&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiXh_uQ2b3VAhXEYo8KHe0RCPAQ6AEIJTAA
|first=Artum
|last=Artha
|year=1971
|title=De Indische gids
|volume=21
Baris 93 ⟶ 94:
[[Perang Banjar]] pecah saat Pangeran Antasari dengan 300 prajuritnya menyerang tambang batu bara milik Belanda di [[Pengaron, Banjar|Pengaron]] tanggal [[25 April]] [[1859]]. Selanjutnya peperangan demi peperangan dikomandoi Pangeran Antasari di seluruh wilayah Kerajaan Banjar. Dengan dibantu para panglima dan pengikutnya yang setia, Pangeran Antasari menyerang pos-pos Belanda di Martapura, Hulu Sungai, [[Distrik Riam Kanan|Riam Kanan]], Tanah Laut, Tabalong, sepanjang sungai Barito sampai ke Puruk Cahu.<ref>{{id}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=uk-Edtb-m6kC&lpg=PA306&dq=sejarah%20banjar&pg=PA306#v=onepage&q&f=false|title=Sejarah Indonesia Modern 1200–2008|publisher=Penerbit Serambi|isbn=9790241151}}ISBN 978-979-024-115-2</ref>
Pertempuran yang berkecamuk makin sengit antara pasukan Pangeran Antasari dengan pasukan Belanda, berlangsung terus di berbagai medan. Pasukan Belanda yang ditopang oleh bala bantuan dari Batavia dan persenjataan modern, akhirnya berhasil mendesak terus pasukan Pangeran Antasari. Dan akhirnya Pangeran Antasari memindahkan pusat benteng pertahanannya di Muara Teweh.<ref>{{cite book|page=53
|title=Sejarah Daerah Kalimantan Selatan
|url=https://www.google.co.id/books/edition/Sejarah_Daerah_Kalimantan_Selatan/vwB8CgAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Antassari-Sultan+Tamdjid+I&pg=PA54&printsec=frontcover
|first=
|last=
|year=
}}</ref>
Berkali-kali Belanda membujuk Pangeran Antasari untuk menyerah, namun dia tetap pada pendiriannya. Ini tergambar pada suratnya yang ditujukan untuk [[Letnan Kolonel]] [[Gustave Verspijck]] di Banjarmasin tertanggal 20 Juli 1861.
|