Selawat Tarhim: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Baris 12:
== Penggunaan ==
[[Nahdlatul Ulama]] (NU), salah satu organisasi Islam di Indonesia, menganjurkan penggunaan bacaan selawat Tarhim untuk membangunkan orang-orang untuk segera bergegas ke masjid untuk mendirikan [[salat Subuh]] atau salat fardu lainnya. Tambahannya lagi, bacaan lain seperti ayat-ayat suci al-Qur'an, juga digunakan untuk membangunkan orang untuk [[salat Tahajud]] di sepertiga malam terakhir. Mereka menggunakan hadis serta dalil-dalil pendukung berikut:<ref>{{Cite web|last=Abdul-Fattah|first=M.|date=2009|title=Fasal tentang Tarhim|url=https://islam.nu.or.id/ubudiyah/fasal-tentang-tarhim-MgUuy|website=nu.or.id|language=id-id|access-date=2022-11-28}}</ref>
{{Quote|Dari Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah ({{saw}}) bersabda: "KalianKamu taktidak perluusah mencegah Bilal untuk azan saat sahur karena azan bertujuan untuk mengingatkan siapa saja yang masih terjaga sekaligus membangunkan yang tertidur.|Fathul Bari Syarh al-Bukhari, Juz II, halaman 244}}{{Quote|Pernah terjadi sebelum subuh, di luar Jumat, bacaan tasbih dan selawat atas Nabi, bukan azan baik dari sisi bahasa maupun agama.|Al-Hafizh dalam kitab Al-Fath}}
Akan tetapi, terdapat pendapat ulama yang menetapkan bahwa penggunaan bacaan selawat sebelum azan, termasuk selawat tarhim, adalah [[bid'ah]].<ref>{{Cite web|last=Abdullah|first=Miftachul W.|date=2022-04-18|title=Adakah Sunnah Membunyikan Shalawat Tarhim di Waktu Imsak?|url=https://ibtimes.id/adakah-sunnah-membunyikan-shalawat-tarhim-di-waktu-imsak/|website=IBTimes.ID|language=id|access-date=2022-11-28}}</ref>