Pemberontakan Trunajaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Inufact (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Inufact (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
* '''Dibantu oleh:'''
* [[Berkas:Flag of the Dutch East India Company.svg|22px]] [[VOC]]
* [[File:Lambang Kabupaten Ponorogo 1969.png|22px]] Pasukan Ponorogo
{{Endplainlist}}
| combatant2 =
Baris 30 ⟶ 31:
* [[Berkas:Flag of the Dutch East India Company.svg|22px]] [[Jacob Couper]]
* [[Berkas:Flag of the Dutch East India Company.svg|22px]] [[Arung Palakka]]
* [[File:Lambang Kabupaten Ponorogo 1969.png|22px]] [[Bupati Ponorogo]]
{{Endplainlist}}
| commander2 =
Baris 57 ⟶ 59:
----
{{Plainlist}}
* [[File:Lambang Kabupaten Ponorogo 1969.png|22px]] Pasukan Ponorogo: 1.000 (1677){{sfn|babad Yogyakarta via Humas DIY|2019|p=01}}
* Pasukan Ponorogo:
* 1.000 (1677){{sfn|babad Yogyakarta via Humas DIY|2019|p=01}}
{{Endplainlist}}
 
Baris 80 ⟶ 81:
'''Pemberontakan Trunajaya''' (atau '''Perang Trunajaya''', juga dieja '''Pemberontakan Trunojoyo''') adalah pemberontakan yang dilakukan oleh bangsawan [[Suku Madura|Madura]], Raden [[Trunajaya]], dan sekutunya, pasukan dari [[Makassar]], terhadap [[Kesultanan Mataram]] yang dibantu oleh [[Perusahaan Hindia Timur Belanda]] (VOC) di [[Jawa]] pada dekade 1670-an, dan berakhir dengan kemenangan Mataram dan VOC.
 
Perang ini berawal dengan kemenangan pihak pemberontak: pasukan Trunajaya mengalahkan pasukan kerajaan di Gegodog (1676), lalu berhasil menduduki hampir seluruh pantai utara Jawa dan merebut keraton Mataram di [[Keraton Plered]] (1677). Raja [[Amangkurat I]] meninggal ketika melarikan diri dari keraton. Ia digantikan oleh anaknya, [[Amangkurat II]] yang meminta bantuan kepada VOC dan [[Bupati Ponorogo]] serta menjanjikan pembayaran dalam bentuk uang dan wilayah. Keterlibatan VOC berhasil membalikkan situasi. Pasukan VOC dan Mataram merebut kembali daerah Mataram yang diduduki, dan merebut ibu kota Trunajaya di Kediri (1678). Pemberontakan terus berlangsung hingga dekat keraton yang dijaga pasukan Ponorogo hingga Trunajaya ditangkap VOC pada akhir 1679, dan juga kekalahan, kematian atau menyerahnya pemimpin pemberontakan lain (1679–1680). Trunajaya menjadi tawanan VOC, tetapi dibunuh oleh Amangkurat II saat kunjungan raja pada 1680.<ref name=":0">{{Cite web|last=Mahany|first=Andry Trisandy|date=2019-08-25|title=Muhibah Budaya di Ponorogo, Ngumpulke Balung Pisah|url=https://jogjaprov.go.id/berita/8047-muhibah-budaya-di-ponorogo-ngumpulke-balung-pisah|website=Portaljogja|language=en|access-date=2022-11-29}}</ref>
 
Selain Trunajaya dan sekutunya, Amangkurat II juga menghadapi upaya-upaya lain untuk merebut takhta Mataram pasca kematian ayahnya. Rival paling serius adalah adiknya, [[Pangeran Puger]] (kelak [[Pakubuwana I]]) yang merebut Keraton Plered setelah ditinggalkan pasukan Trunajaya pada 1677 dan baru menyerah pada 1681.