Faisol Riza: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
k clean up
Baris 88:
<blockquote>''"Setiap jawaban berhadiah pukulan. Kalau tidak menjawab, dua pukulan. Pertanyaan kelima sudah menggunakan setruman. Tangan diborgol ke kursi. kaki juga (diborgol) ke kaki kursi."'' <ref name=merdeka/></blockquote>
 
Pertanyaan interogasi yang diajukan berkisar aktivitas mereka di SMID (Solidaritas Mahasiswa untuk Demokrasi) dan PRD (Partai Rakyat Demokratik). Mereka juga ditanya hubungannya dengan jaringan pro demokrasi serta tokoh-tokoh nasional seperti Amien Rais, Megawati Soekarnoputri, dan Sofyan Wanandi.Mereka kemudian menyadari bahwa dikurung dan disiksa bersama [[Pius Lustrilanang]], Desmond J Mahesa, dan [[Haryanto Taslam]]. Lalu kemudian bersama Herman Hendrawan, Yani Afri, dan Sonny.<ref name=era/>
 
Faisol Reza kemudian dibebaskan dan dikembalikan ke Purbolinggo, ke rumah orangtuanya. Waluyo Djati ke ''flyover'' Cipinang dan dibekali tiket dan uang saku untuk pulang. Sementara Herman Hendrawan tak jelas kabarnya.<ref name=era/>
 
Menurut pengakuan ibunya yang baru mengetahui penyiksaan ini di kemudian hari, Faisol Reza bersama Waluyo Jati ditidurkan di atas balok es dalam keadaan telanjang dan luka-luka di tubuhnya adalah akibat sundutan rokok. Penyiksaan paling berat adalah disetrum dan digantung terbalik dengan tali.<ref name=suara/>
Baris 97:
 
===Tuduhan terhadap Prabowo===
Faisol Reza termasuk aktivis korban penculikan yang meyakini keterlibatan [[Prabowo Subianto]]. Saat Pemilihan Presiden 2019, ia menyatakan pendapat bahwa Prabowo harusnya berani membantah dan membongkar peristiwa tersebut jika dia memang tidak terlibat dan merasa difitnah.<ref name=beritasatu>[https://www.beritasatu.com/jaja-suteja/nasional/542858/faisol-reza-jika-merasa-difitnah-prabowo-harus-bongkar-penculikan-98-sekarang ''Faisol Reza: Jika Merasa Difitnah, Prabowo Harus Bongkar Penculikan '98 Sekarang''.] dari situs beritasatu</ref>
 
<blockquote>''"Kalau pak Prabowo berniat serius, saya kira sekarang peluangnya sebelum pemilihan 17 April 2019. Kalau merasa selama ini disudutkan dan dijadikan sasaran fitnah bongkar sekalian."'' <ref name=beritasatu/></blockquote>