Pada 2004 [[Komnas HAM]] mempertanyakan kasus ini kepada [[Kejaksaan Agung]] namun sampai 1 Maret 2004 belum menerima tanggapan dari Kejaksaan Agung.<ref>[http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/03/01/brk,20040301-26,id.html Komnas HAM Pertanyakan Kasus Mei 1998] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20050509121846/http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2004/03/01/brk,20040301-26,id.html |date=2005-05-09 }}. ''[[Tempo Interaktif]]'', [[1 Maret]] [[2004]]. Diakses pada [[15 Mei]] [[2010]].</ref>
=== Penuntutan Amendemen KUHP ===
Pada bulan Mei 2010, [[Andy Yentriyani]], Ketua Subkomisi Partisipasi Masyarakat di Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan ([[Komnas Perempuan]]), meminta supaya dilakukan amendemen terhadap [[Kitab Undang-undang Hukum Pidana]]. Menurut Andy, Kitab UU Hukum Pidana hanya mengatur tindakan perkosaan berupa penetrasi alat kelamin laki-laki ke alat kelamin perempuan. Namun pada kasus Mei 1998, bentuk kekerasan seksual yang terjadi sangat beragam. Sebanyak 85 korban saat itu (data Tim Pencari Fakta Tragedi Mei 1998) mengalami pemerkosaan anal, oral, dan/atau disiksa alat kelaminnya dengan benda tajam. Bentuk-bentuk kekerasan tersebut belum diatur dalam pasal perkosaan Kitab UU Hukum Pidana.<ref>[http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2010/05/12/brk,20100512-247462,id.html Tempo Interaktif] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100706223821/http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2010/05/12/brk,20100512-247462,id.html |date=2010-07-06 }}, Perempuan Korban Mei 1998 Butuh Amandeman KUHP</ref>