Geger Pacinan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Mosmota (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 72:
Sebagian besar sejarawan mencatat sebanyak 10.000 orang Tionghoa yang berada di dalam kota Batavia dibunuh, dan 500 lagi mengalami luka berat. Antara 600 dan 700 rumah milik orang Tionghoa dijarah dan dibakar.{{sfn|Setiono|2008|p=119}}{{sfn|van Hoëvell|1840|pp=491–492}} Vermeulen mencatat 600 orang Tionghoa yang selamat,{{sfn|Dharmowijono|2009|p=300}} sementara sejarawan Indonesia A.R.T. Kemasang mencatat 3.000 orang yang selamat.{{sfn|Kemasang|1982|p=68}} Sejarawan Tionghoa-Indonesia Benny G. Setiono mencatat bahwa sebanyak 500 tahanan dan pasien rumah sakit dibunuh,{{sfn|Setiono|2008|p=119}} dengan jumlah orang yang selamat sebanyak 3.431.{{sfn|Setiono|2008|p=121}} Pembantaian ini disusul oleh periode yang rawan pembantaian terhadap warga keturunan Tionghoa di seluruh pulau Jawa, termasuk satu pembantaian lagi di [[Semarang]] pada tahun 1741, dan beberapa pembantaian lain di [[Surabaya]] dan [[Gresik]].{{sfn|Kemasang|1981|p=137}}
 
Sebagai salah satu syarat untuk berakhirnya kekerasan, yakni semua penduduk Batavia keturunan Tionghoa dipindahkan ke suatu ''[[pecinan]]'' di luar batas kota Batavia, yang kini menjadi [[Glodok]]. Ini membuat orang Belanda lebih mudah mengawasi orang Tionghoa.{{sfn|Setiono|2008|pp=120–121}} Untuk meninggalkan ''pecinan'', orang Tionghoa membutuhkan tiket<!--mungkin ada terjemahan yg lebih baik?--> khusus.{{sfn|Setiono|2008|p=130}} Namun, pada tahun 1743, sudah ada ratusan pedagang keturunan Tionghoa yang bertempat di dalam kota Batavia.{{sfn|Armstrong|Armstrong|Mulliner|2001|p=32}} Orang Tionghoa lain yang dipimpin oleh Khe Pandjang{{sfn|Dharmowijono|2009|p=301}} mengungsi ke [[Jawa Tengah]], di mana mereka menyerang berbagai pos perdagangan Belanda dan bergabung dengan pasukan di bawah pimpinan Sultan[[Susuhunan]] [[Kesultanan Mataram|Mataram]], [[Pakubuwana II]]. Meskipun perang ini sudah selesai pada tahun 1743,{{sfn|Setiono|2008|pp=135–137}} selama 17 tahun terdapat konflik di Jawa secara terus-menerus.{{sfn|Ricklefs|2001|p=121}}
 
Pada tanggal 6&nbsp;Desember 1740 van Imhoff dan dua anggota Dewan Hindia lainnya ditangkap atas perintah Valckenier dengan tuduhan pembangkangan, dan pada tanggal 13&nbsp;Januari 1741 mereka dikirimkan ke Belanda dengan kapal yang berbeda;{{sfn|Geyl|1962|p=339}}{{sfn|van Eck|1899|p=160}} mereka tiba di Belanda pada tanggal 19&nbsp;September 1741. Di Belanda, van Imhoff meyakinkan Heeren XVII, pemegang saham utama [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]], bahwa Valckenier yang memicu pembantaian di Batavia, serta menyampaikan [[pidato]] berjudul "Consideratiën over den tegenwoordigen staat van de Ned. O.I. Comp." ("Pertimbangan atas Keadaan Mutakhir di Hindia Belanda") pada tanggal 24&nbsp;November.{{sfn|Blok|Molhuysen|1927|pp=632–633}}{{sfn|Raat|2010|p=81}} Sebagai akibat dari pidato itu, van Imhoff dan anggota dewan lain dibebaskan dari semua tuntutan.{{sfn|van Eck|1899|p=161}} Pada tanggal 27&nbsp;Oktober 1742, van Imhoff dikirimkan kembali ke Batavia menggunakan kapal ''Hersteller'' sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang baru. Ia tiba di Batavia pada tanggal 26&nbsp;Mei 1743.{{sfn|Blok|Molhuysen|1927|pp=632–633}}{{sfn|Setiono|2008|pp=125–126}}{{sfn|Geyl|1962|p=341}}