Liem Koen Hian: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k clean up
Baris 1:
[[Berkas:Koen_HIAN_copy.jpg|jmpl]]
'''Liem Koen Hian''' ({{lahirmati|[[Banjarmasin]]|03|11|1897|[[Medan]]|04|11|1952}} ) adalah seorang [[wartawan]] dan politikus Hindia Belanda yang mendirikan [[Partai Tionghoa Indonesia]] (PTI).
 
== Riwayat Hidup ==
Baris 15:
Dengan visi tentang [[kewarganegaraan]] [[Indonesia]] itu, Liem bersama Ko Kwat Tiong kemudian mendirikan [[Partai Tionghoa Indonesia]] (PTI) yang mendukung gerakan dan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di samping itu, Liem tetap bekerja sebagai [[wartawan]], memimpin redaksi ''Sin Tit Po'' (Desember 1929—[[1932]]). Ia pindah sebentar ke ''[[Kong Hoa Po]]'' (April [[1937]]—November [[1938]]), lalu kembali lagi ke ''Sin Tit Po'' pada awal 1938.
 
Tapi, pada 1938 Liem terlibat percekcokan dengan Ko Kwat. Akibatnya, Ko Kwat dipecat dari PTI pada 1939. Dia tetap menyalurkan cita-citanya melalui ''Sin Tit Po.'' Saat partai nasionalis bernama [[Gerakan Rakyat Indonesia|Gerindo]] berdiri, Liem ikut bergabung dan meninggalkan PTI.<ref>Leo Suryadinata, ''Politik Tionghoa Peranakan di Jawa 1917-1942'' (Jakarta: Sinar Harapan), hal. 135. </ref>
 
Tahun 1933—1935, Liem pindah ke [[Jakarta]] dan, kabarnya, ia kuliah di [[Rechtshoogeschool te Batavia|Rechts Hoogeschool]] (Sekolah Tinggi Hukum). Pada akhir 1930-an ia aktif melakukan propaganda anti [[Jepang]]. Bahkan, ia sempat ditahan selama masa pendudukan Jepang, tetapi kemudian dibebaskan berkat koneksinya dengan [[Ny. Honda]], seorang kenalannya dari [[Kembang Jepun]], [[Surabaya]].
Baris 24:
Perjalanan hidup Liem mengalami kegetiran. Setelah Indonesia merdeka, Liem Koen Hian pernah menjadi penyelundup obat-obatan di daerah pendudukan. Pada akhir tahun [[1951]] ia punya satu [[apotek]] di kawasan [[Tanah Abang]]. Pada tahun itu pula, Liem ditangkap dan ditahan oleh pemerintah [[Soekiman Wirjosandjojo|Soekiman]] selama beberapa waktu atas tuduhan menjadi simpatisan [[kiri]]. Saat itu Soekiman sedang melakukan pembersihan sisi kiri.
 
Liem lalu meminta bantuan kepada kawan dekatnya, Menteri Luar Negeri, [[Achmad Soebardjo]].<ref>''Majalah Tempo'', 23 Desember 2008, hal. 62. </ref> Tapi, bantuan itu tak kunjung turun. Kejadian ini sangat mengecewakan Liem Koen Hian. Ditambah dengan pengaruh perkembangan dan perubahan di [[Tiongkok]], akhirnya Liem memutuskan untuk menanggalkan kewarganegaraan Indonesianya.
 
Ia meninggal pada [[1952]] di Medan sebagai orang asing.
Baris 36:
{{BPUPKI}}
{{lifetime|1896|1952|Liem, Koen Hian}}
 
[[Kategori:Wartawan Indonesia|Liem, Koen Hian]]
[[Kategori:Anggota BPUPKI]]