Ambazonia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rang Djambak (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 146:
{{Main|2016–2017 Protes Kamerun|Krisis Anglophone}}
 
Pada bulan November 2016, sejumlah protes dan pemogokan besar diselenggarakan. Awalnya oleh pengacara, siswa, dan guru Anglophone yang menganggap semakin terpinggirkannya institusi Inggris dan Anglophone dalam hukum dan pendidikan.<ref>{{Cite web|url=https://www.aljazeera.com/news/2016/12/cameroon-teachers-lawyers-strike-english-161205095929616.html|title=Cameroon teachers, lawyers strike in battle for English|website=www.aljazeera.com|access-date=2020-01-08}}</ref> Beberapa demonstrasi dibubarkan dengan kekerasan oleh pasukan keamanan, yang menyebabkan bentrokan antara demonstran dan polisi yang menewaskan beberapa orang. Kekerasan oleh kedua belah pihak merusak negosiasi pada awal 2017, yang berantakan tanpa kesepakatan.<ref>{{cite web |title=Cameroon's Anglophone Crisis at the Crossroads |date=2 August 2017 |url=https://www.crisisgroup.org/africa/central-africa/cameroon/250-cameroons-anglophone-crisis-crossroads |publisher=International Crisis Group |access-date=24 August 2021}}</ref> Kekerasan tersebut menyebabkan demonstrasi tambahan, pemogokan umum (disebut "lockdown"), dan tindakan keras lebih lanjut oleh pemerintah hingga awal 2017, termasuk pelarangan organisasi masyarakat sipil, pemutusan sambungan telepon dan internet dari Januari hingga April,<ref>{{cite news |last1=Caldwell |first1=Mark |title=Cameroon restores internet to English-speaking region |url=https://www.dw.com/en/cameroon-restores-internet-to-english-speaking-regions/a-38537454 |access-date=24 August 2021 |agency=Deutsche Welle |date=21 April 2017}}</ref> dan penangkapan demonstran.<ref> name="auto2">{{cite web |title=A Turn for the Worse: Violence and Human Rights Violations in Anglophone Cameroon |url=https://www.amnesty.org/en/documents/afr17/8481/2018/en/ |website=amnesty.org |publisher=Amnesty International |access-date=24 August 2021}}</ref> Meskipun pemerintah membentuk Komisi untuk fokus pada keluhan Anglophone dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah kesetaraan bahasa di pengadilan dan sekolah, namun karena ketidak percayaan yang terus berlanjut dan tanggapan keras terhadap protes, mencegah penyelesaian konflik yang signifikan.
 
Pada akhir tahun 2017, dengan upaya dialog yang hampir mati dan kekerasan yang terus berlanjut di kedua belah pihak, gerakan nasionalis Ambazonian terkemuka mengorganisir organisasi payung [[Front Persatuan Konsorsium Ambazonia Selatan Kamerun]] (SCACUF). SCACUF secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan wilayah tersebut sebagai Ambazonia pada 1 Oktober, hari peringatan kemerdekaan Kamerun Selatan dari Inggris. SCACUF berusaha untuk mentransisikan dirinya menjadi pemerintahan sementara dengan pemimpinnya, [[Sisiku Ayuk Tabe Julius]], sebagai presiden sementara.<ref>{{cite web |title=Southern Cameroons gets new government with Sessekou Ayuk Tabe as Interim President |url=http://cameroon-concord.com/headlines/southern-cameroons-gets-new-government-with-sessekou-ayuk-julius-tabe-as-interim-president |archive-url=https://web.archive.org/web/20200725051906/http://cameroon-concord.com/headlines/southern-cameroons-gets-new-government-with-sessekou-ayuk-julius-tabe-as-interim-president |url-status=dead |archive-date=July 25, 2020 |publisher=Cameroon Concord |access-date=3 August 2018 }}</ref> Setidaknya 17 orang tewas dalam protes setelah deklarasi kemerdekaan, sementara empat belas tentara Kamerun tewas dalam serangan yang diklaim oleh [[Pasukan Pertahanan Ambazonia]].<ref>{{cite web|url=https://www.irinnews.org/analysis/2017/12/04/cameroon-government-declares-war-secessionist-rebels|title=Cameroon government 'declares war' on secessionist rebels|date=4 December 2017}}</ref> Pemerintah Kamerun menyatakan bahwa deklarasi tersebut tidak sah secara hukum<ref>{{cite news |url=https://www.aljazeera.com/news/2017/10/1/cameroons-english-speakers-call-for-independence|title=Cameroon's English-speakers call for independence |newspaper=[[Al Jazeera]]}}</ref> dan pada 30 November 2017, Presiden Kamerun memberi peringatan keras terhadap serangan separatis dengan mengerahkan polisi dan tentara.<ref>{{Cite news|url=http://thesuncameroon.cm/index.php/2017/12/05/biya-declares-war-anglophone-separatists/|title=Biya declares war on Anglophone separatists – The SUN Newspaper, Cameroon|date=2017-12-05|work=The SUN Newspaper, Cameroon|access-date=2018-07-31|language=en-US|archive-date=2018-07-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20180731183218/http://thesuncameroon.cm/index.php/2017/12/05/biya-declares-war-anglophone-separatists/|dead-url=yes}}</ref> Pengerahan militer besar-besaran disertai dengan jam malam dan evakuasi paksa seluruh desa.<ref>{{cite news|url=https://www.reuters.com/article/us-cameroon-politics/cameroon-escalates-military-crackdown-on-anglophone-separatists-idUSKBN1E02GG|title=Cameroon escalates military crackdown on Anglophone separatists|first=Reuters|last=Editorial|newspaper=Reuters|date=6 December 2017}}</ref> Akibatnya untuk sementara mengakhiri harapan melanjutkan dialog dan memulai [[perang gerilya penuh]] di Kamerun Selatan. Beberapa faksi bersenjata yang berbeda telah muncul seperti Naga Merah, Macan, ARA, Tujuh Kata, ABL, dengan berbagai tingkat koordinasi dan kesetiaan kepada para pemimpin politik Ambazon.<ref name="BBCoct42018">[https://www.bbc.com/news/world-africa-45723211 Cameroon's Anglophone crisis: Red Dragons and Tigers – the rebels fighting for independence], BBC, Oct 4, 2018. Accessed Oct 4, 2018.</ref> Dalam praktiknya, milisi pro-kemerdekaan sebagian besar beroperasi secara otonom dari para pemimpin politik, yang sebagian besar berada di pengasingan.<ref>{{cite news |last1=Frohlich |first1=Silja |last2=Kopp |first2=Dirke |title=Who are Cameroon's self-named Ambazonia secessionists? |url=https://www.dw.com/en/who-are-cameroons-self-named-ambazonia-secessionists/a-50639426 |access-date=August 20, 2021 |publisher=Deutsche Welle |date=2019-09-30}}</ref>