Nuh dalam Islam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
menambahkan isi artikel |
menambahkan isi artikel |
||
Baris 13:
== Banjir bandang ==
Setelah Nuh tidak lagi meyakinkan kaumnya untuk beriman kepada Allah, perintah pembuatan kapal diberikan kepada Nuh.{{Sfn|Aizid|2019|p=69}} Perintah pembuatan kapal dari Allah kepada Nuh disebutkan dalam Surah Hud ayat 37. Dalam ayat ini juga Allah memberitahukan bahwa kaum Nuh yang ingkar akan ditenggelamkan.{{Sfn|Aizid|2019|p=70}} Para ahli sejarah sepakat bahwa banjir bandang yang menimpa kaum Nuh benar-benar pernah terjadi. Ini didasarkan pada banyaknya kisah banjir bandang dari berbagai [[agama]], [[keyakinan dan kepercayaan]], serta [[Budaya|kebudayaan]] di beberapa [[negara]]. Perbedaan pendapat timbul mengenai wilayah yang terdampak banjir dan jenis [[hewan]] yang memasuki kapal yang dibuat oleh Nuh.{{Sfn|El-Fikri|2010|p=30}} Ada yang berpendapat bahwa banjir bandang menimpa seluruh wilayah di [[dunia]]. Dalilnya pada Surah Hud ayat 42 dan 43. Ayat 42 menjelaskan bahwa [[ombak]] yang timbul akibat banjir bandang mencapai ketinggian [[gunung]].{{Sfn|El-Fikri|2010|p=31-32}} Bukti lain yang menguatkan pendapat mereka adalah penemuan [[fosil]] [[Elephas hysudrindicus|gajah purba]] di wiayah [[Siberia]] dan [[Kutub Utara]].{{Sfn|El-Fikri|2010|p=32}}
Awal pelayaran Nabi Nuh menggunakan kapal buatannya dikisahkan dalam Surah Hud ayat 41. Ayat ini menjelaskan bahwa Allah memerintahkan Nuh untuk berlayar dan memulai pelayaran dengan menyebut nama-Nya. Allah memerintahkan pula penyebutan namanya ketika kapalnya telah berlabuh.<ref>{{Cite book|last=Al-Qaradhawi|first=Yusuf|date=2019|url=https://books.google.co.id/books?id=aO7eDwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false|title=Tafsir Juz 'Amma|location=Jakarta Timur|publisher=Pustaka Al-Kautsar|isbn=978-979-592-827-0|editor-last=Artawijaya|pages=2|translator-last=Nurdin|translator-first=Ali|url-status=live}}</ref>
Sementara itu, terdapat pendapat yang menyatakan bahwa banjir bandang yang menimpa kaum Nuh hanya bersifat lokal. Dalilnya adalah bahwa setiap nabi diutus hanya kepada suatu kaum tertentu. Pendapat ini didasarkan kepada ayat-ayat Al-Qur'an yaitu [[Surah Ar-Ra’d]] ayat 7, [[Surah An-Nahl]] ayat 36, 84 dan 89, [[Surah Al-Mu’minun|Surah Al-Mu'minun]] ayat 44, [[Surah An-Nisa’|Surah An-Nisa']] ayat 41 dan [[Surah Yusuf]] ayat 47. Pendapat ini dikuatkan oleh adanya kisah para nabi yang hidup pada zaman yang sama dengan nabi lainnya dengan kaum yang hidup di lokasi yang berjauhan. Para nabi yang hidup pada zaman yang sama antara lain [[Ibrahim]] dan [[Lut]], [[Yakub (tokoh Al-Qur'an)|Yakub]] dan [[Yusuf (tokoh Al-Qur'an)|Yusuf]], [[Musa]], [[Harun (tokoh Al-Qur'an)|Harun]] dan [[Syuaib]] serta [[Zakariyya]] dan [[Yahya]]. Keterangan lain yang dijadikan sebagai landasan pendapat ini adalah jumlah nabi dan rasul yang sangat banyak yaitu 124 ribu nabi dan 313 rasul. Keterangan ini diperoleh dari hadis yang diriwayat oleh [[Muhammad bin Ismail al-Bukhari|Imam Bukhari]].{{Sfn|El-Fikri|2010|p=33}}
|