Bahasa Melayu Ambon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 10:
Pada awalnya misionaris Belanda menerjemahkan injil dalam Bahasa Melayu dan dibawa ke Ambon. Disini para penduduk yang bisa menghafal injil itu kemudian dibaptis, dan terus dibimbing dalam bahasa Melayu. Bahasa ini dibawa kemungkinan dari Malaka, karena pada masa itu sudah ada kegiatan dagang antara Malaka dan Maluku. Pada awalnya, bahasa Melayu ini hanya dalam bentuk pasaran yang kemudian menjadi bahasa tutur anak-anak generasi selanjutnya. Menjadi bahasa ibu bagi masyarakat Kristen Ambon dan sebagian kecil Muslim Ambon. Sedangkan kebanyakan masyarakat Muslim Ambon masih mempunyai bahasa daerah sendiri yang disebut bahasa tanah.
 
Struktur Bahasa Melayu Ambon ini juga agak berbeda dengan Melayu pada umumnya, namun lazim di Indonesia Timur. Struktur bahasanya sangat mirip dengan bahasa-bahasa di Eropa.. Seperti ini (kepemilikan):
 
Beta pung buku = Buku saya = My book
 
Susi dong pung kaka = Kakak susi = Susi's brother/sister
 
Ahmad ada pi ka Tulehu = Ahmad sedang pergi ke Tulehu
Baris 20:
Ada orang dapa bunuh di kusu-kusu = ada orang dibunuh di Alang-alang
 
Katong jaga tinggal disini sa = kitakami tetap tinggal disini saja
 
Kemudian lafal juga mengalami nasalisasi terutama pada akhiran 'n'. Seperti berikut :
Baris 32:
 
Panggilan sosial :
*Babang/ abang (kakak laki-laki : dipakai kalangan Muslim)
 
*Caca (kakak perempuan: Muslim)
Babang/ abang (kakak laki-laki : dipakai kalangan Muslim); Caca (kakak perempuan: Muslim); Bu (dipakai kalangan Kristen), Nyong (netral), Bapa Raja (kepala desa)
*Usy (kakak perempuan Kristen)
*Broer/ bung/ bu (kakak laki-laki dipakai kalangan Kristen)
*Nyong (netral)
*Bapa Raja (kepala desa)