Bank Mandiri: Perbedaan antara revisi

[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Sejarah bank pendahulu tidak perlu dijelaskan di sini. Cukup dijelaskan di artikel masing-masing pendahulu
→‎Sejarah: perbaikan tata bahasa
Baris 52:
}}
 
Setelah selesai digabung, Bank Mandiri pun memulaimulai prosesmelakukan konsolidasi, termasuk penguranganpenutupan 194 kantor cabang dan pengurangan pegawai dari 26.600 orang menjadi hanya 17.620 orang. Selanjutnya diikuti dengan peluncuran merek tunggal di seluruh Indonesia melalui iklan dan promosi. Salah satu pencapaian penting lainnya adalah penggantian platform teknologi secara menyeluruh. Bank Mandiri awalnya mewarisi sembilan sistem perbankan dari empat bank pendahulunya. Bank Mandiri kemudian mulai melaksanakan program penggantian platform selama tiga tahun yang difokuskan untuk meningkatkan kemampuan penetrasi bank ini di segmen [[perbankan ritel]].
 
Direktur utama pertama Bank Mandiri adalah [[Muljohardjoko]] yang saat itu juga menjabat sebagai direktur utama [[Taspen]]. Satu bulan kemudian, Muljohardjoko digantikan oleh [[Robby Djohan]]. Pada bulan Mei 2000, Djohan digantikan oleh [[ECW Neloe]], dan lima tahun kemudian, Neloe digantikan oleh [[Agus Martowardojo]]. Hingga bulan [[Maret]] [[2005]], Bank Mandiri mempunyai 829 cabang yang tersebar di seantero Indonesia dan 6 cabang di luar Indonesia. Selain itu, Bank Mandiri juga mempunyai sekitar 2.500 [[ATM]].
Pada saat ini, infrastruktur teknologi informasi Bank Mandiri sudah mampu melakukan pengembangan '''e-channel''' & produk retail dengan '''Time to Market''' yang lebih baik.
 
Sebagai bagian diversifikasi risiko dan pendapatan, Bank Mandiri kemudian berekspansi ke segmen pembiayaan UKM dan ritel. Pada akhir tahun 1999, porsi kredit kepada nasabah korporat masih sebesar 87% dari total kredit, sementara pada tanggal 31 Desember 2009, porsi kredit kepada nasabah UKM dan mikro telah mencapai 42,22% dan porsi kredit kepada nasabah ritel mencapai 13,92%, sementara porsi kredit kepada nasabah korporat hanya 43,86% dari total kredit.
Dalam proses penggabungan dan pengorganisasian ulang tersebut, jumlah cabang Bank Mandiri dikurangi sebanyak 194 buah dan karyawannya berkurang dari 26.600 menjadi 17.620. Direktur Utama Bank Mandiri yang pertama adalah Muljohardjoko (Dirut Taspen sejak Februari 1996). Alumnus Fakultas Ekonomi UI ini pernah juga berdinas di PT Telkom, terakhir ia menjabat sebagai direktur keuangan). Muljohardjoko menjadi Dirut Bank Mandiri selama 35 hari ketika awal-awal menjadi Dirut Taspen. Kepemimpinan Muljohardjoko di Taspen sendiri berjalan sejak Februari 1996 sampai tahun 1999. Direktur Utama Bank Mandiri yang kedua adalah [[Robby Djohan]]. Kemudian pada Mei 2000, posisi Djohan digantikan [[ECW Neloe]]. Neloe menjabat selama lima tahun, sebelum digantikan [[Agus Martowardojo]] sebagai Direktur Utama sejak Mei 2005. Neloe menghadapi dugaan keterlibatan pada kasus [[korupsi]] di bank tersebut. Agus kemudian digantikan oleh Zulkifli Zaini dan saat ini Dirut Bank Mandiri dijabat oleh Darmawan Junaidi.
 
PadaHingga bulan [[Juni]] [[2013]], Bank Mandiri sudahtelah mempunyai 1.811 cabang dan sekitar 11.812 [[ATM]] diyang 34tersebar provinsidi diseantero Indonesia.
Pada [[Maret]] [[2005]], Bank Mandiri mempunyai 829 cabang yang tersebar di sepanjang Indonesia dan enam cabang di luar negeri. Selain itu, Bank Mandiri mempunyai sekitar 2.500 [[ATM]] dan tiga anak perusahaan utama yaitu Bank Syariah Mandiri dan sekarang sudah bergabung dengan bank syariah lain sehingga membentuk Bank Syariah Indonesia ([[BSI]]), [[Mandiri Sekuritas]], dan [[AXA Mandiri]].
 
Nasabah Bank Mandiri yang terdiri dari berbagai segmen merupakan penggerak utama perekonomian Indonesia. Berdasarkan sektor usaha, nasabah Bank Mandiri bergerak di bidang usaha yang sangat beragam. Sebagai bagian dari upaya penerapan '''prudential banking''' & '''best-practices risk management''', Bank Mandiri telah melakukan berbagai perubahan. Salah satunya, persetujuan kredit dan pengawasan dilaksanakan dengan '''four-eye principle''', di mana persetujuan kredit dipisahkan dari kegiatan pemasaran dan business unit. Sebagai bagian diversifikasi risiko dan pendapatan, Bank Mandiri juga berhasil mencetak kemajuan yang signifikan dalam melayani Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan nasabah ritel. Pada akhir 1999, porsi kredit kepada nasabah '''corporate''' masih sebesar 87% dari total kredit, sementara pada 31 Desember 2009, porsi kredit kepada nasabah UKM dan mikro telah mencapai 42,22% dan porsi kredit kepada nasabah consumer sebesar 13,92%, sedangkan porsi kredit kepada nasabah '''corporate''' mencakup 43,86% dari total kredit.
 
Pada [[Juni]] [[2013]], Bank Mandiri sudah mempunyai 1.811 cabang dan sekitar 11.812 [[ATM]] di 34 provinsi di Indonesia.
 
== Produk ==