Chappy Hakim: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Biografi: clean up
NaidNdeso (bicara | kontrib)
Baris 42:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Harmonieplein met Rijswijkse straat te Djakarta West-Java TMnr 10014928.jpg|jmpl|300x300px|Kawasan Harmoni (sekarang), dan tampak Rijswijke straat (Jalan Segara tahun 50-an atau Jalan Veteran sekarang) sekitar tahun 1948.]]
[[Berkas:Collectie NMvWereldculturen, TM-20020682, Dia- Het paleis van president Suharto, Henk van Rinsum, 1980.jpg|jmpl|300x300px|Kawasan Istana Merdeka, Jalan Segara IV terlihat sudah menjadi bagian dari Istana di bagian kiri foto]]
ChappyaChappy adalah anak kedua dari tujuh bersaudara anak pasangan [[Abdul Hakim (Wartawan)|Abdul Hakim]] dan Zubainar. Ia lahir pada 17 Desember 1947 di [[Yogyakarta]], tetapi dibesarkan di [[Jakarta]], tepatnya di Gang Poll, [[Jalan Veteran (Jakarta)|Jalan Segara 4]]. Kawasan itu sekarang sudah menjadi bagian dari [[Istana Presiden]], dan sekarang hanya menyisakan, [[Jalan Veteran (Jakarta)|Jalan Veteran 1]], [[Jalan Veteran (Jakarta)|Jalan Veteran 2]] dan [[Jalan Veteran (Jakarta)|Jalan Veteran 3]]. Jalan Segara 4, mulai menjadi bagian dari [[Istana Merdeka]], pada kurun waktu 1960-an.{{Sfn|Hakim|2018|p=4}}
 
Chappy kecil dan anak-anak yang tinggal di sekitar [[Jalan Veteran (Jakarta)|Jalan Segara 4]], anak-anak pelayan istana dan anak-anak [[Presiden Indonesia]], bersekolah di [[Taman kanak-kanak]] yang berada di halaman [[Istana Presiden|Istana]], di lapangan antara [[Istana Negara]] dan [[Istana Merdeka]]. Di area tersebut [[kupel]] kecil yang dimanfaatkan sebagai TK. Tahun 1950-an, di belakang Istana yang menghadap ke [[Jalan Veteran (Jakarta)|Jalan Segara]], ada beberapa rumah yang merupakan tempat tinggal dari para pelayan Istana.{{Sfn|Hakim|2018|p=4}}
Baris 55:
Setelah menamatkan TK, Chappy meneruskan ke [[Sekolah dasar|Sekolah Rakyat (SR)]] Negeri 47 yang terletak di Jalan Taman Petojo Jaga Monyet, cukup dekat jaraknya dari [[Jalan Veteran (Jakarta)|Jalan Segara 4]], yang memiliki jarak cukup jauh, namun karena adanya jalan pintas maka jaraknya menjadi singkat. Di masa itu, guru wanita mendapatkan panggilan "Encik", sedangkan guru pria, dengan "Bapak". Gurunya di kelas satu adalah Encik Nina yang bisa memimpin kelasnya dengan tertib dan teratur. Gurunya di kelas empat dan lima adalah Bapak Muchtar dan Bapak Gani. Ketika itu, ia bersekolah memakai [[sabak]] dan menulis memakai [[gerip]]. Semasa di [[Sekolah dasar|Sekolah Rakyat (SR)]] Negeri 47, Chappy pernah mendapatkan vonis sebagai anak kurang gizi oleh tim yang dikirim Dinas Kesehatan DKI Jakarta.{{Sfn|Hakim|2018|p=26 - 27}}
 
Chappy bersama-sama anak "kurang gizi" lainnya dikirimkan ke Yayasan Putra BahagiBahagia di Cimacan selama dua minggu. Selama disana, mereka mendapatkan jadwal harian yang tertata rapi, dengan rutin belajar di pagi dan siang hari. Di waktu sore, ada pelajaran olahraga bersama. Sebelum kembali tidur, mereka diperintahkan untuk selalu belajar bersama. Setiap anak mendapatkan tempat tidur dengan ruangan yang luas dan mendapatkan satu meja belajar per anak. Makanan yang disediakan juga diatur dengan pola [[Empat sehat lima sempurna]]. Pada hari Minggu, mereka bertamasya ke [[Kebun Raya Cibodas|Taman Rekreasi Cibodas]]. Selama disini, Chappy cukup merasa sedih, karena ini adalah pengalaman pertamanya jauh dari kakaknya BachtiarBachrul maupun kedua orang tuanya. Ketika akan naik kelas enam, keluarganya pindah ke rumah yang beralamatkan Bendungan Hilir 9 Nomor 5.{{Sfn|Hakim|2018|p=28 - 30}}
 
Chappy mengawali sekolah SMP-nya di SMP Sumbangsih, Setiabudi yang memiliki jarak cukup dekat dari rumahnya yang baru. Ketika kelas 1 SMP, ia berkesempatan menjadi bintang film dengan judul Band Tjilik, produksi dari Anom Pictures dengan sutradara Ling Inata. Para pemain lainnya antara lain adalah [[Wolly Sutinah]], [[Atmonadi]], Soed DA, dan Mangapul Panggabean. Proses seleksinya untuk menjadi bintang film cukup unik karena pemilik Rumah Produksinya tertarik dengan postur dan gayanya saat itu yang memang dibutuhkan untuk film tersebut. Pengambilan adegannya banyak dilakukan di Studio Sanggabuana di [[Kebayoran Lama, Jakarta Selatan|Kebayoran Lama]]. Setelah film pertama, sebenarnya sudah disiapkan beberapa film lainnya untuk diperankan Chappy. Namun setelah berkonsultasi dengan Rachmat Nasution, akhirnya ayahnya meminta Chappy untuk fokus ke sekolah dan bukan berkarir di film. Ketika naik kelas dua, ayahnya dipromosikan ke [[Kuala Lumpur]], untuk membuka cabang baru [[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara]]. Oleh karenanya ia dan kakaknya, Bachrul Hakim kost berdua di Jakarta sementara orang tua dan adik-adiknya ikut pindah ke Kuala Lumpur. Dan karena kakaknya sudah bersekolah di SMP Negeri 4 di jalan Perwira, maka Chappy dipindahkan ke sekolah tersebut dan menyelesaikan pendidikannya disana.{{Sfn|Hakim|2018|p=45 - 47}}