Lokomotif B22: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ariyanto (bicara | kontrib)
k Bersih-bersih (via JWB)
Baris 8:
|builder=Hartmann, [[Jerman]]
|buildmodel=
|builddate=1898 – 19011898–1901
|totalproduction=20 unit
||whytetype=0-4-2
Baris 27:
 
[[Berkas:DKA B22 (B 22 20 A).jpg|jmpl|Lokomotif B2220 di [[Museum Kereta Api Ambarawa]], 1991]]
Selain kaya dengan sumber daya alam, seperti [[jati|kayu jati]], kawasan pantai utara [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]] juga terdapat [[minyak bumi]] dan [[gas alam|gas bumi]], baik di [[Cepu, Blora|Cepu]] ([[Jawa Tengah]]) maupun di [[Kabupaten Bojonegoro|Bojonegoro]] ([[Jawa Timur]]). Untuk mendukung percepatan arus perdagangan hasil bumi dan hasil [[industri]] [[perkebunan]] kemudian dibangun [[jalan rel]]. Setelah perusahaan kereta api swasta [[Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij]] (NIS) berhasil membangun jalur kereta api rute [[Kota Semarang|Semarang]] [[Gundih]] - [[Kota Surakarta|Solo]] [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] (166 km) pada tahun 1867 – 18721867–1872, NIS kemudian melanjutkan pembangunan jalur kereta api rute [[Kota Surabaya|Surabaya]] [[Pasar Turi]] – Babat–Babat (69 km) selesai dibangun pada tahun 1900, rute Babat – Babat–[[Kabupaten Bojonegoro|Bojonegoro]] [[Cepu, Blora|Cepu]] (72 km) selesai dibangun pada tahun 1903 dan rute Gundih – Gambringan – Gundih–Gambringan–[[Cepu, Blora|Cepu]] (89 km) selesai dibangun pada tahun 1902. Jalur kereta api ini telah menjadi jalur perdagangan penting, yaitu lembah Bengawa Solo yang terletak di [[Jawa Timur]] bagian utara. NIS mendatangkan lokomotif uap [[B22|B 22]] dari pabrik Hartmann ([[Jerman]]) sebanyak 20 unit lokomotif pada tahun 1889 – 19011889–1901. Lokomotif ini dipergunakan untuk menarik rangkaian kereta yang mengangkut hasil bumi, hasil perkebunan, hasil tambang atau penumpang.
 
Setelah [[Perang Dunia II]] berakhir, 1 unit lokomotif [[B22|B 22]] dipindah dari [[Jawa]] ke [[Sumatra Selatan]] dan sisanya tersebar di [[Kota Surakarta|Solo]], [[Gundih]], [[Kudus]] dan [[Purwodadi]].