Arab Gundul: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan konten Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 31:
Sebutan '''Arab Gundul''' yang digunakan oleh [[Urang Banjar]] tersebut dikarenakan hurufnya ''nang kada babaris'' (tidak mempunyai [[harakat]]).
== Sejarah ==
[[Berkas:Supa Save (Panaga).jpg|jmpl|Supermarket dengan nama bertuliskan Arab Gubdul di [[Brunei]].]]
[[Berkas:Ade Irma Suryani St.JPG|jmpl|Palang jalan bertuliskan Arab Gundul di [[Pekanbaru]], [[Indonesia]].]]
[[Berkas: Kantor Bupati Banjar.jpg|jmpl|[[Kantor Bupati Banjar]] bertuliskan Arab Gundul.
Kemunculannya berkait secara langsung dengan kedatangan [[agama]] [[Islam]] ke Nusantara. Abjad ini didasarkan pada [[abjad Arab]] dan digunakan untuk menuliskan ucapan Melayu. Dengan demikian, tidak terhindarkan adanya tambahan atau modifikasi beberapa huruf untuk mengakomodasi bunyi yang tidak ada dalam bahasa Arab (misalnya ucapan /o/, /p/, atau /ŋ/).
Bukti terawal tulisan Arab Melayu ini berada di [[Malaysia]] dengan adanya [[Prasasti Terengganu]] yang bertarikh 702 Hijriah atau abad ke-14 Masehi (Tarikh ini agak problematis sebab bilangan tahun ini ditulis, tidak dengan angka). Di sini hanya bisa terbaca ''tujuh ratus dua'': 702H. Tetapi kata ''dua'' ini bisa diikuti dengan kata lain: (20 sampai 29) atau ''-lapan'' → ''dualapan'' → "delapan". Kata ini bisa pula diikuti dengan kata "sembilan". Dengan ini kemungkinan tarikh ini menjadi banyak: (702, 720 - 729, atau 780 - 789 H). Tetapi karena [[prasasti]] ini juga menyebut bahwa [[tahun]] ini adalah "Tahun Kepiting" maka hanya ada dua kemungkinan yang tersisa: yaitu tahun 1326 M atau 1386 M.
Abjad Arab adalah salah satu dari abjad pertama yang digunakan untuk menulis bahasa Melayu, dan digunakan sejak zaman [[Kerajaan Pasai]], sampai zaman [[Kesultanan Malaka]], [[Kesultanan Johor]], dan juga [[Kesultanan Aceh]] serta [[Kesultanan Patani]] pada [[abad ke-17]]. Bukti dari penggunaan ini ditemukan di [[Batu Bersurat Terengganu]], bertarikh 1303 Masehi (atau 702H pada [[Kalender Hijriyah|Kalender Islam]]). Penggunaan [[alfabet Romawi]] pertama kali ditemukan pada akhir [[abad ke-19]]. Abjad Arab merupakan tulisan resmi dari [[Negeri-negeri Melayu Tidak Bersekutu]] pada zaman kolonialisme [[Britania]].
Zaman dahulu, abjad Arab memainkan peranan penting dalam masyarakat. Abjad ini digunakan sebagai media perantara dalam semua urusan tata usaha, adat istiadat, dan perdagangan. Sebagai contoh, huruf ini digunakan juga dalam perjanjian-perjanjian penting antara pihak raja Melayu dengan pihak Portugis, Belanda, atau Inggris. Selain itu, pernyataan kemerdekaan 1957 bagi negara Malaysia sebagian juga tertulis dalam aksara Arab.
Sekarang abjad ini digunakan untuk urusan kerohanian dan tata usaha budaya Melayu di [[Terengganu]], [[Kelantan]], [[Kedah]], [[Perlis]], dan [[Johor]]. Orang-orang Melayu di [[Patani]] masih menggunakan abjad Arab sampai saat ini
|