Hukum adat di Sulawesi Selatan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Penetapan wilayah: menambahkan pranala |
→Penetapan wilayah: menambahkan pranala |
||
Baris 4:
== Penetapan wilayah ==
Wilayah hukum adat di Sulawesi Selatan pertama kali ditetapkan oleh [[Cornelis van Vollenhoven]]. Ia menetapkannya sebagai salah satu dari 19 wilayah hukum adat di [[Indonesia]] menurut pendapatnya.<ref>{{Cite book|last=Warjiyati|first=Sri|url=http://digilib.uinsby.ac.id/39736/1/Sri%20Warjiyati_Ilmu%20Hukum%20Adat.pdf|title=Panduan Advokasi (Bagi Para legal)|editor-last=Ulinnuha, N., dan Roqib, A.|pages=46|url-status=live}}</ref> Kesembilan belas wilayah ini disebutkannya dalam buku hasil tulisannya yang berjudul ''Adatrecht 1''.<ref>{{Cite book|last=Rudi, Wijaya, R., dan Putra, M. A.|date=2022|url=http://repository.lppm.unila.ac.id/40474/1/Rekognisi%20Hukum%20Adat.pdf|title=Rekognisi Hukum Adat dan Masyarakat Hukum Adat dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia|location=Depok|publisher=PT Rajawali Pers|isbn=978-623-372-243-8|editor-last=Hayati|editor-first=Yayat Sri|pages=18|url-status=live}}</ref> Dalam ketetapannya ini, wilayah hukum adat di Sulawesi Selatan dibagi menjadi dua kelompok masyarakat, yaitu masyarakat dari [[suku Makassar]] dan suku Bugis.{{Sfn|Soetoto, dkk.|2021|p=26-27}}
== Prinsip ==
|