Jean Anouilh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mengedit kalimat |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
Baris 22:
=== Pekerjaan teater ===
Pada usia 25, Anouilh mendapat pekerjaan sebagai sekretaris aktor dan sutradara Prancis, Louis Jouvet, di Comédie des Champs-Elysées. Kendati Jouvet dengan senang hati meminjamkan sebagian dari mebel bekas pertunjukan drama ''Siegfried karya'' Jean Giraudoux untuk melengkapi rumahnya yang sederhana, sang sutradara tidak tertarik untuk mendorong upaya Anouilh menekuni penulisan naskah drama. Jouvet mencapai kemasyhuran pada awal tahun 1930-an karena kerja samanya dengan [[penulis naskah]] drama Giraudoux. Mereka bersama-sama berusaha untuk mengubah fokus dari suara sutradara yang seperti penulis (yang telah mendominasi panggung Prancis sejak awal abad ke-20) kembali kepada penulis naskah drama dan naskahnya.
Giraudoux adalah sumber inspirasi Anouilh dan, dengan dorongan penulis naskah drama terkemuka itu, Anouilh mulai menulis lagi pada 1929. Sebelum akhir tahun ia mengawali debut di teater dengan ''Humulus le muet'', sebuah proyek kolaborasi dengan Jean Aurenche. Karya ini diikuti dengan proyek-proyek solo perdananya, ''L'Hermine'' (''The Ermine'') pada 1932 dan ''Mandarine'' pada 1933. Kedua drama tersebut diproduseri oleh Aurélien Lugné-Poe, seorang aktor dan manajer panggung yang inovatif yang saat itu mengepalai Théâtre de l'Œuvre. Dengan dasar filosofi "kata menciptakan dekorasi," Lugné-Poe membiarkan prosa lirik Anouilh bersinar di depan latar belakang komposisi sederhana garis dan warna yang menciptakan kesatuan antara gaya dan suasana hati.
Baris 29:
=== Penulis naskah drama ===
Pada 1940-an, Anouilh beralih dari kisah-kisah kontemporer ke topik-topik yang lebih bersifat mitos, klasik dan historis. Dengan protagonis yang menegaskan kemerdekaan mereka dari masa lalu yang telah ditakdirkan, tema-tema selama masa ini lebih erat kaitannya dengan hal-hal eksistensial dari penulis-penulis seperti [[Jean-Paul Sartre]] dan [[Albert Camus]]. Drama paling terkenal dalam kelompok ini adalah ''Antigone'', yang "menjadikan Anouilh penulis naskah drama terkemuka, bukan hanya karena kekuasaan yang digunakannya untuk menggambarkan konfrontasi klasik antara Antigone yang tak mau berkompromi dan Creon yang praktis secara politis, namun juga karena penonton teater Prancis selama penjajahan membaca drama itu sebagai perumpamaan politik kontemporer." Drama-drama pascaperangnya berhubungan dengan hal-hal serupa dan termasuk ''Roméo et Jeannette'', ''Médée'' (''Medea''), dan kisah Joan of Arc story karya Anouilh, ''L'Alouette'' (''The Lark''), yang dalam optimisme yang kentara menyaingi kesuksesan komersial ''Antigone''.
Anouilh sendiri mengelompokkan drama-dramanya di masa ini berdasarkan nada dominannya, dengan menerbitkan karya-karya selanjutnya dalam buku kumpulan drama untuk mencerminkan yang dirasakannya "mewakili fase-fase evolusinya dan secara kasar menyerupai perbedaan antara komedi dan tragedi." ''Pièces noires'' atau "Drama hitam" adalah tragedi atau drama realistis dan mencakup ''Antigone'', ''Jézabel'', dan ''La Sauvage'' (''The Restless Heart''). Kategori ini secara khas menampilkan "protagonis muda, idealistis, dan tak mau berkompromi yang dapat mempertahankan integritas mereka hanya dengan memilih kematian." Sebaliknya, ''pièces roses'' atau "drama merah muda" Anouilh adalah komedi di mana fantasi mendominasi dengan atmosfer yang serupa dengan atmosfer dongeng. Dalam drama-drama ini seperti ''Le Bal des voleurs'' (''Carnival of Thieves''), ''Le Rendez-vous de Senlis'' (''Dinner with the Family'') dan ''Léocadia'' (''Time Remembered''), fokusnya ada pada "beban lingkungan dan terutama masa lalu pada seorang protagonis yang mencari eksistensi yang lebih bahagia dan bebas."
|