Jemparingan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
Baris 8:
Asal usul jemparingan yang masih eksis sampai sekarang dapat dilacak awalnya yaitu sejak terbentuknya [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat]] di bawah pemerintahan [[Hamengkubuwana I|Sri Sultan Hamengkubuwana I]] (1755 - 1792).
 
Pada awalnya Jemparingan gagrag Mataraman (gaya Mataram) ini hanya dapatboleh dimainkan oleh anggota [[Kerabat kerajaan|keluarga kerajaan]].<ref>{{Cite book|last=Dzikri|first=Mu'tashim Hasby|date=2019|url=https://fud.iain-surakarta.ac.id/akasia/index.php?p=show_detail&id=5517&keywords=|title=Ajaran Etika Jawa Dalam Olahraga Jemparingan Mataram Jawa (Studi Kasus Di Sriwedari) (Skripsi)|location=Surakarta|publisher=Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, IAIN Surakarta|pages=33-35|url-status=live}}</ref> NamunBaru pada tanggal 6 Januari 2019, selanjutnyamasyarakat Umum non abdi-dalem diijinkan ikut nguri-uri jemparingan Mataram gaya Kraton Yogyakarta. Latihah jemparingan keraton untuk masyarakat Umum dilaksanakan tiap Sabtu sore di halaman Kagungan Dalem Bangsal Kemandhungan, karaton Yogyakarta.

Hal ini sekaligus mengoreksi artikel-artikel di internet, yang menulis : Raja Yogyakarta yaitu Sultan Hamengkubuwana I memerintahkan pengikut serta [[rakyat]]<nowiki/>nya untuk [[belajar]] memanah guna membentuk [[Karakter|watak]] [[kesatria]].
 
Versi lain dari [[sejarah]] terbentuknya jemparingan yaitu bermula dari kebiasaan [[leluhur]] [[Mataram (disambiguasi)|Mataram]] pada [[Waktu|masa]] silam. Keahlian memanah ini digunakan untuk berburu [[hewan]], berperang, dan juga sebagai sarana mempertahankan-diri. Perlu diingat bahwa [[masyarakat]] Yogyakarta sangat setia dalam menjaga [[Adat|adat istiadat]]. Sehingga, tradisi ini tetap lestari hingga masa kini.<ref name=":0">{{Cite web|last=admin web Keraton Yogyakarta|date=25 Juni 2018|title=Jemparingan Gaya Mataram|url=https://www.kratonjogja.id/kagungan-dalem/14/jemparingan-gaya-mataram|website=Kagungan Dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat|access-date=19-04-21}}</ref>