Arsitektur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Ariyanto (bicara | kontrib)
k Bersih-bersih (via JWB)
Baris 1:
[[Berkas:View of Santa Maria del Fiore in Florence.jpg|thumb|upright=1.45|alt=Pemandangan kota Firenze menampilkan kubah Katedral Firenze yang mendominasi pemandangan|Dalam menambahkan kubah ke [[Katedral Firenze]] pada awal abad ke-15, arsitek [[Filippo Brunelleschi]] tidak hanya mentransformasi bangunan dan kotanya namun juga peran dan status seorang [[arsitek]].<ref>{{cite web|publisher=Museo Galileo, Museum and Institute of History and Science|url=http://brunelleschi.imss.fi.it/itineraries/place/TheDomeOfSantaMariaFiore.html|title=The Dome of Santa Maria del Fiore|access-date=30 Januari 2013|archive-url=https://web.archive.org/web/20130401072804/http://brunelleschi.imss.fi.it/itineraries/place/TheDomeOfSantaMariaFiore.html|archive-date=1 April 2013|language=en}}</ref><ref>{{cite book|first=Giovanni|last=Fanelli|title=Brunelleschi|url=https://archive.org/details/brunelleschi0000fane|publisher=Harper & Row|date=December 1980|chapter=The Dome|page=[https://archive.org/details/brunelleschi0000fane/page/10 10]–41|isbn=0935748016|language=en}}</ref>]]
 
'''Arsitektur''' atau '''Senibina''' ('''arsitektur''', pinjaman Bahasa Belanda: ''architectuur'') adalah proses dan produk dari [[perencanaan]], [[perancangan]], dan [[konstruksi]] [[bangunan]] atau [[struktur]] lainnya.<ref>{{Cite news|url=https://www.britannica.com/topic/architecture|title=architecture|work=Encyclopedia Britannica|access-date=27 Oktober 2017|language=en}}</ref> Karya arsitektur, dalam bentuk bangunan atau struktur, dianggap sebagai simbol kultural dan sebagai [[karya seni]]. Peradaban-peradaban bersejarah terkadang diidentifikasikan melalui pencapaian-pencapaian arsitektur mereka yang masih bertahan.<ref>{{cite book|editor=Daniel Cilia|date=2004|first=Anthony|last=Pace|chapter=Tarxien|title=Malta before History – TheHistory–The World's Oldest Free Standing Stone Architecture|publisher=Miranda Publishers|isbn=978-9990985085|language=en}}</ref>
 
Praktiknya yang dimulai pada [[Prasejarah|masa prasejarah]] digunakan sebagai salah satu cara untuk mengekspresikan budaya pada tiap peradaban di semua [[benua]].<ref>{{Cite web|title=7 Things I Learned About "Home" from Talking to Architects on Every Continent|url=https://www.apartmenttherapy.com/cultural-architecture-homes-36642082|access-date=5 Desember 2020|website=Apartment Therapy|language=en}}</ref> Dengan alasan ini, arsitektur dianggap sebagai salah satu bentuk kesenian. Teks-teks mengenai arsitektur telah ditulis sejak zaman kuno. Teks paling tua tentang [[teori arsitektur]] adalah risalah dari abad ke-1 yang berjudul ''[[De architectura]]'' oleh arsitek [[Romawi Kuno|romawi]], [[Vitruvius]]. Menurutnya, bangunan yang baik harus memiliki ''firmitas'' (kekuatan), ''utilitas'' (kegunaan), dan ''venustas'' (keindahan). Pada abad ke-19, [[Louis Sullivan]] membuat pernyataan "''[[form follows function]]''" yang memiliki arti "bentuk mengikuti fungsi". Pernyataan ini sering diasosiasikan sebagai konsep modern dari arsitektur. Unsur "fungsi" di sini tidak hanya mencakup kegunaan saja namun juga estetika, psikologis, dan dimensi kultural. Ide [[arsitektur berkelanjutan]] mulai diperkenalkan pada akhir abad ke-20.
Baris 13:
Dari pengertian etimologi tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwa arsitektur setidaknya harus memenuhi dua kriteria, yaitu harus unik atau indah dan kuat.
 
Berbicara mengenai kretiria, Vitruvius (31 SM – 700SM–700 Mujarrod Rasulullah SAW) seorang old master arsitek dalam buku Ten Books of Architecture mengatakan hal senada, bahwa ada tiga kriteria yang harus dipenuhi sebuah bangunan, yaitu: Firmitas (ketahanan), Utilitas (fungsi), Venustas (keindahan)<ref>https://serupa.id/arsitektur-pengertian-fungsi-unsur-tugas-pendapat-ahli/</ref>.
 
== Definisi ==
Baris 31:
Arsitektur Zaman Klasik adalah arsitektur yang tumbuh dan berkembang pada Periode Klasik. Arsitektur Klasik secara inheren (terkandung dalam bangunan arsitektur tersebut yang secara asosiatif seolah-olah selalu melekat dengannya) dianggap memiliki ketinggian mutu (high quality) dan nilai (high value), dan mengandung nilai-nilai “keabadian” (“eternity”). Ketinggian mutu dan nilai Arsitektur Klasik dilandasi oleh ketaatannya pada aturan atau pedoman yang ketat dan pertimbangan yang hati-hati sebagai landasan berpikir dalam menciptakan karya tersebut. Nilai-nilai “keabadian” Arsitektur Klasik diwujudkan dalam jenis karya arsitekturnya yang sebagian besar adalah bangunan peribadatan (kuil), yang tentunya di dalamnya terkandung nilai-nilai ini. Teori Arsitektur Klasik, dengan demikian merupakan suatu perwujudan karya arsitektur yang dilandasi dan dijiwai oleh gagasan dan idealisme Arsitektur Klasik. Untuk memahami Teori Arsitektur Klasik, kita perlu mengetahui Order Kolom Klasik, terutama nama bagianbagiannya, karena ia akan sering disebut, terutama oleh Vitruvius dalam De Architectura.
 
* Pengetahuan tentang Order Kolom Yunani-Romawi Dalam Arsitektur zaman Klasik berkembang tiga aliran – order – yangaliran–order–yang didasarkan pada susunan atau konstruksi kolom dan balok pada bangunan, terutama kuil, yaitu order Dorik, Ionik, dan Korinthian. Masing-masing order mempunyai ciri khas. (Gambar 1.1 dan Gambar 1.2). Order Dorik, (Doric) dikembangkan mula-mula oleh Suku Bangsa Doria; bentuknya sederhana dan terkesan kokoh, salah satu contohnya adalah Kuil Parthenon di Akropolis Athena. Order Ionik (Ionic) mula-mula dikembangkan oleh Suku Bangsa Ionia, bentuknya agak rumit terutama pada bagian atas kolom, dan terkesan anggun, salah satu contohnya adalah Kuil Erechtheion di Akropolis Athena. Order Korinthian (Corinthian) mula-mula dikembangkan oleh Suku Bangsa Korinthin, dan kemudian dimatangkan oleh orang-orang Romawi, bentuknya paling rumit dan indah terutama pada bagian atas kolom, dan terkesan elegan. Bagian Order Kolom Klasik yang utama: pada bagian paling bawah adalah Base (dasar kolom, bagian tengah adalah Shaft (tiang atau badan kolom), dan bagian atas adalah Capital (kapital: kepala kolom). Di atas kolom terdapat Entablature (superstruktur, yang terletak secarahorizontal di atas kolom; ia tertumpu di atas kapital). Di atas entablature terdapat Pediment (konstruksi berbentuk segitiga – gablesegitiga–gable.
 
*Arsitektur Klasik Sementara pertumbuhan dan perkembangan kota-kota Yunani Kuno, pada umumnya, bermula dari suatu tempat yang dibentengi untuk suatu perlindungan. Kemudian secara bertahap menjadi singgasana kekuatan yang dominan dan akhirnya menjadi area yang sakral, dimanadi mana kuil, monumen, dan altar terletak. Akropolis, inti dari kota-kota Yunani Kuno, dibentengi tapi tidak pernah menjadi bagian dari perbentengan hunian/permukiman yang merentang di bawahnya. Selama permulaan abad kuno, Akropolis juga menjadi tempat berkumpul, sebuah fungsi yang kemudian digantikan oleh Agora dengan perkembangan dan pertumbuhan kota selanjutnya. Hippodamus, kelahiran Miletus pada 480 SM, yang dianggap sebagai salah seorang perencana kota kuno Yunani, mengembangkan konsep sebuah Agora – sebuahAgora–sebuah pasar sentral – yangsentral–yang diatur disepanjang garis-garis segi empat. Di lapangan ini perniagaan kota diselenggarakan. Di beberapa kota periode awal, Agora ditemukan dekat gerbang kota. Aristoteles mempertalikan nama Hippodamus pada penemuan metode pembagian kota dengan penyediaan tapak untuk tujuan publik seperti kuil, kantor-kantor pemerintah, teater, stadium, gymnasium dan Agora, dan mengatur hunian di sepanjang jalan lurus dari susunan yang cukup lebar pada sebuah grid atau lebih dikenal dengan pola papan catur. Agora tersebut berbeda dari lapangan majelis politik rakyat yang disebut pnix, tetapi sering kali berdekatan letaknya. Di lapangan ini perniagaan kota diselenggarakan. Terdapat beberapa bukti bahwa peraturanperaturan bangunan telah dikembangkan untuk mencegah pelanggaran perorangan pada tempat-tempat publik dan jalur umum. Tanpa keraguan, keberadaan kuil, patung, dan monumen yang lain dari Akropolis membuktikan bahwa permulaan Yunani telah mencoba secara sadar untuk mempercantik dan menghias areal sakral mereka. Tetapi cukup jelas bahwa mereka tidak mengarahkan kepada jenis penyatuan dan integrasi ruang. Teknik pendefinisian ruang pada kesetaraan skala dengan kebutuhan manusia belum dikembangkan oleh Yunani. Pada umumnya keinginan untuk membentuk ruang berkembang sangat lambat setelah abad 5 SM, secara perlahan meningkat hingga pada puncaknya pada zaman arsitektur dan perencanaan kota Romawi. Akropolis Athena adalah sebuah pemandangan dari eksperimen arsitektural secara terus-menerus yang mencapai puncaknya pada zaman Perikles; ia memperlihatkan sebuah kemegahan, keagungan dan martabat yang tidak ada sejajarnya dengan Peradaban Dunia Kuno manapun. Akropolis dikelilingi tembok; masuk ke dalamnya harus melewati Propylea. Di bagian atas tapak, terdapat Kuil Parthenon yang terkesan agung; dan Kuil Erechtheion yang anggun, juga ada Kuil Nike Athena yang sederhana dan elegan, dan kuil-kuil lainnya yang disertai patung-patung yang kesemuanya berkombinasi menghasilkan sebuah halaman yang sifatnya religius. Di luar tembok bagian Selatan terdapat Teater Dionysos, menjadi tempat lahirnya drama-drama Yunani. Teater Dionysos yang dibangun pada tahun 330 SM, seluruhnya dapat menampung 18.000 penonton, suatu ukuran luar biasa besar pada masa itu. Di luar Akropolis yang berada di atas bukit di Athena, terdapat komplek lain yang juga penting yakni Agora. Pada mulanya, Agora merupakan sebuah tempat untuk perkumpulan politik dan pertemuan wakil rakyat. Kemudian berubah secara bertahap menjadi sebuah pusat untuk kegiatan pasar, dan akhirnya kegiatan komersial sangat mendominasi Agora. Sedangkan fungsi politik Agora diambil alih oleh pertemuan wakil rakyat di areal sakral Akropolis. Selama periode kuno, dari akhir abad 8 SM hingga menjelang abad 5 SM, tata letak Agora Athena belumlah teratur dan kurang terorganisir, hanya didefinisikan oleh bentuk kondisi topografi. Faktor penentu yang menghalangi keteraturan adalah arah dari Rute Panathenaik, sebuah jalan yang terbentuk untuk memfasilitasi pergerakan dari suatu prosesi di Zaman Yunani Kuno, yang memotong secara diagonal areal komplek Agora. Salah satu contoh sejarah yang brilian dari sebuah pergerakan aliran manusia adalah apa yang dinamakan prosesi Panathenaik di zaman Yunani Kuno, yang terjadi setiap tahun sekali dan pada setiap empat tahun dirayakan secara mewah dan megah, sebagai peristiwa yang sangat utama dalam kehidupan masyarakat Athena. Prosesi mengambil tempat di sepanjang rute yang telah ditandai dengan jelas dari gerbang Dipylon, di dinding luar kota, melintasi Athena dan terus naik ke lereng dataran tinggi Akropolis untuk menuju titik kulminasi yaitu Patung Athena.
 
Pertumbuhan Agora Athena, pada awalnya, sekitar 500 SM, terlihat Rute Panathenaik melewati secara diagonal tempat pasar yang tidak berbentuk dan bekas gedung pemerintah yang merentang di sepanjang kaki punggung bukit di sebelah Baratnya. Ke arah Selatan terdapat Bouleuterion Lama atau Council House. Dan ke arah Utara terdapat tiga kuil kecil.
Baris 45:
Forum di kota-kota Romawi, yang dapat disamakan dengan Agora di kota-kota Yunani, adalah sebuah ruang terbuka sentral yang digunakan sebagai tempat berkumpul, pasar, atau pertemuan-pertemuan politik warga masyarakat kota. Setiap kota di Romawi memiliki, paling tidak sebuah Forum. Tiap kaisar baru Romawi mendirikan sebuah Forum yang lebih besar dari pada sebelumnya demi kebesaran dirinya.
 
Setelah mengalami perubahan dan perkembangan, Forum biasa didefinisikan sebagai ruang terbuka formal berbentuk segi empat, dilengkapi dengan Collonade, didekorasi dengan patungpatung dan diapit oleh bangunan umum meliputi Basilica (assembly room atau town hall – balaihall–balai pertemuan), Curia (law courts – ruangcourts–ruang pengadilan), kuil, kantor-kantor kotapraja, bangunan pajak dan pertokoan. Dekat Forum juga ditempatkan Thermal (tempat pemandian umum). Thermal ini perkembangan dari Gymnasium Yunani, mempunyai arti yang penting dalam kehidupan sosial sehari-hari, digunakan untuk kesenangan dan rileks. Semua kota, yang kecil mempunyai Theatre dan yang besar mempunyai Ampitheatre. Colloseum Roma yang sekarang masih ada adalah bukti sejarah yang mengesankan dari sebuah Ampitheatre dengan tempat duduk berkapasitas 50.000 orang.
 
Patut diduga, bahwa dasar sejarah tipikal Forum Romawi bersumber pada tiga peradaban, yaitu berturut-turut: hunian Terramara; kota-kota Etrusca; dan kampung militer Castrum Romawi. Karakteristik utama kota-kota Romawi Kuno adalah sebagai berikut: (a) adanya sumbu dari jalan-jalan utama dan jalan-jalan kelas dua; (b) adanya penekanan pada areal kosong pada persilangan antara kedua jenis jalan; (c) lokasi sumbu dari bangunan utama ‘square’ cocok dalam suasana kontras dibanding dengan lokasi lateral pada kota-kota Hellenistik; dan (d) kebanyakan, meskipun tidak selalu, batas yang berbentuk segi empat dari hunian, secara jelas berlawanan atau kontras dari lansekap sekelilingnya, berlawanan dengan transisi dari kota ke lansekap sebagaimana biasa di Yunani.
Baris 55:
Setelah kematian Hadrianus, kaisar-kaisar penggantinya tidak ada yang cakap, masa pemerintahan mereka diwarnai dengan pemberontakan-pemberontakan. Kaisar pengganti Hadrianus: Antonius (138-161 M), kemudian Marcus Aurelius (161-180 M), dan sebelum mengundurkan diri, ia menunjuk putranya, Commodus, sebagai Kaisar. Perebutan kekuasaan terus terjadi hingga 284 M. Selama itu ada sekitar lima puluh kaisar silih berganti berkuasa.
 
Ketika Kekaisaran Romawi menderita, orang-orang Jerman berjaya. Pada tahun 250-an M, gelombang suku-suku Jerman, suku-suku yang datang dari hutan-hutan rimba di balik Sungai Rhine, di antaranya: Suku Frank, Vandal, Suebi, dan Goth, menyerbu Galia (Perancis sekarang), sedangkan yang lain melayari Sungai Danube menuju Laut Hitam. Di muara Sungai Danube, mereka membentuk angkatan laut yang terdiri dari 2000 kapal. Pada tahun 268 M, sekitar 320.000 orang berlayar melalui Selat Bosforus dan membanjiri Yunani, sehingga mengancam Roma. Pada tahun itu juga, pasukan Romawi bertemu dengan pasukan Jerman di Naissus (sekarang Nish, Serbia) dan memperoleh kemenangan mutlak dalam pertempuran paling penting Romawi sepanjang abad ketiga Masehi. Kaisar Romawi, Gallienus, mengakhiri pendudukan Jerman atas Yunani, dan – setelahdan–setelah ia dibunuh – penggantinyadibunuh–penggantinya berhasil merebut kembali Galia. Sejak 280 M, kekaisaran tenang kembali. Sebagian orang Jerman lari pulang, beberapa yang lain menetap di wilayah Romawi, dan beberapa orang lagi mendaftarkan diri sebagai prajurit Romawi.
 
Pada tahun 284 M, setelah ketegangan akibat pemberontakan dan persekongkolan, tentara memahkotai Diocletianus. Bersama Diocletianus (284-305 M), keadaan kekaisaran agak membaik. Karena daerah kekuasaannya luas dan sering terjadi perebutan kekuasaan, maka dia membagi kekaisaran menjadi dua. Diocletianus sendiri memegang gelar Augustus di wilayah Timur kekaisaran dan menjadikan temannya, Maximianus, sebagai Augustus di wilayah Barat. Dua orang bawahan ditunjuk sebagai ‘kaisar’ di bawah mereka. Galerius di Timur dan Konstantius di Barat. Konstantius, meninggal, digantikan anaknya, Konstantinus. Kosntantinus siap berperang, ia maju perang melawan Maxentius, penguasa wilayah Italia dan Afrika Utara.
Baris 109:
Teks tentang arsitektur telah ditulis sejak zaman kuno. Teks-teks ini memberikan nasihat umum dan resep atau kanon formal khusus. Beberapa contoh kanon ditemukan dalam tulisan-tulisan Arsitek Romawi abad ke-1 SM, [[Vitruvius]]
 
Arsitektur berkembang dalam ruang nyata, ada di dalam kehidupan masyarakat. Sama halnya dengan ilmu-ilmu lain, selalu memiliki keadaan yang terkait dengan dinamika kehidupan masyarakat. Berarti ada hubungan imbal balik antara arsitektur dengan kehidupan masyarakat. Saling mempengaruhi antar kedua belah pihak. Dengan demikian, arsitektur disatu waktu dapat menjadi obyek sementara dilain waktu juga dapat menjadi subyek atas hubungan imbal balik itu. Sebagai subyek, seringkali arsitektur memiliki peran menentukan perubahan pada masyarakat, sementara jika ditinjau sebagai obyek, arsitektur yang muncul terkait erat dengan kemajuan peradaban manusia dimanadi mana pemahaman teknologi bahan bangunan menjadi salah satu aspek yang mempengaruhi perwujudan bangunan ataupun penataan ruang luar dengan eskalasi tertentu.<ref>https://rasindonews.wordpress.com/2022/06/12/bahan-bangunan-dalam-peradaban-manusia-sebuah-tinjauan-dalam-sejarah-peradaban-manusia/</ref>.
 
===Arsitektur Asia===
Baris 170:
* [http://www.iai.or.id// Ikatan Arsitek Indonesia]
* {{en}} [https://architecturaltrust.org/outreach/education/glossary-of-architectural-terms/ Glossary of Architectural Terms] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210828183015/https://architecturaltrust.org/outreach/education/glossary-of-architectural-terms/ |date=2021-08-28 }}
* {{en}} [http://content.lib.washington.edu/buildingsweb/index.html Cities and Buildings Database] – Koleksi–Koleksi gambar bangunan dan kota yang telah digitalisasi, diambil dari waktu ke waktu dan dari seluruh penjuru dunia oleh Perpustakaan Universitas Washington
 
{{Estetika}}